Mengenal Agama Konghucu di Indonesia: Kitab, Hari Besar, dan Ajarannya

Mengenal Agama Konghucu di Indonesia: Kitab, Hari Besar, dan Ajarannya
info gambar utama

Konghucu adalah kepercayaan masyarakat tradisional Tionghoa terhadap ajaran ahli filsafat China bernama Konfusius atau Kong Fu-tze. Ajarannya mengandung unsur pembentukan akhlak mulia dan memadukan alam pikiran. Kepercayaan ini disebut juga dengan Konfusianisme.

Kong Fu-tze adalah nabi terakhir agama Konghucu. Ia lahir pada 27 bulan 8 tahun 0001 Imlek atau 551 SM di Desa Ch’ang Ph’ing, Qufu, negara feodal Lu, dalam masa pemerintahan dinasti Zhou. Pembentukan agama Konghucu di Indonesia baru dimulai abad ke-19. Pada 17 Maret 1900, 20 pemimpin Tionghoa mendirikan lembaga sosial kemasyarakatan Khonghucu bernama Tiong Hoa Hwee Kwan yang bertujuan untuk memurnikan agama dan menghapus sinkretisme.

Gerakan Kongfusianisme gelombang pertama terjadi pada 1901 melalui peresmian Tiong Hoa Hwe Koan Batavia (Asosiasi Tionghoa Batavia). Setengah abad setelah itu, pada 1955, para keturunan Tionghoa membentuk Majelis Tinggi Agama Khonghucu (MATAKIN), dewan tertinggi agama Khonghucu di Indonesia.

4 Nama Upacara Keagamaan Konghucu: Tujuan dan Pelaksanannya

Ajaran Konghucu

Konghucu mengajarkan dua nilai dalam hidup ini. Pertama, Yen yang berarti hubungan ideal antarmanusia. Di dalam diri manusia harus terdapat kebaikan, budi pekerti, cinta, dan kemanusiaan. Dalan jurnal “Mengenal Pokok-pokok Ajaran Konghucu” yang ditulis Ahmad Zarkasi, Kong Fu-tze menyatakan “Janganlah berbuat sesuatu terhadap orang lain yang tidak tuan ingini akan menimpa diri tuan sendiri”.

Kedua, Li, artinya keserangkaian antara perilaku, ibadah, adat istiadat, tata krama, dan sopan santun. Demi menjaga Li dalam kaidah dan keseimbangan hidup, Konghucu mengajarkan hal-hal berikut:

  1. Orang harus menggunakan nama-nama yang baik dan benar.
  2. Orang harus memiliki sifat-sifat Chung Yun, tetap berada di tengah antara hidup berlebih-lebihan dan kekurangan, sehingga dapat mendatangkan keseimbangan terhadap perbuatan berlebih-lebihan.
  3. Orang harus menjaga lima hubungan timbal balik, antara lain: hubungan antara ayah dan anak, saudara tua dengan saudara muda, suami istri, teman sebaya, serta penguasa dengan masyarakat.

Menurut pandangan Konghucu, dunia dibangun atas dasar moral. Jika moral masyarakat dan negara rusak, maka tatanan alam akan tertanggu. Itulah yang mendatangkan bahaya peperangan, banjir, gempa, kemarau panjang, penyakit, dan lain-lain.

Hidangan Imlek: Lontong Cap Go Meh, Makanan Akulturasi Jawa – Tionghoa

Pemuka Agama Konghucu

  1. Jiao Sheng, berperan sebagai penyebar agama melalui khotbah atau bimbingan belajar. Jiao Sheng umumnya berusia 18 tahun.
  2. Wen Shi, guru agama bagi para Jiao Sheng yang akan membantu mengarahkan dan memberikan mereka dalam leaksanakan tugas. Wen Shi harus berusia minimal 21 tahun.
  3. Xue Shi, pendeta agama. Sebagai pemilik tahkta tertinggi, Xue Shi bertugas membimbing Jiao Sheng dan Wen Shi dalam mengembangkan ajaran agama Konghucu.
  4. Zhang Lao, tokoh agama atau rohaniawan tidak bisa melaksanakan kegiatan organisasi keagamaan dengan sepenuhnya karena faktor usia.
Filosofi Kue Mangkuk yang Tak Ketinggalan dalam Perayaan Imlek

Kitab Konghucu

Riwayat hidup dan pengajaran Konghucu terdapat dalam kitab Lun Yu, berisi kumpulan perkataan Kong Fu-tze yang disusun oleh para pengikutnya setelah ia wafat. Kitab ini ada tiga versi, yakni naskah kuno, Shi'I, dan Lu. Saat ini, masyarakat Tionghoa paling banyak menggunakan kitab Lun Yu versi Lu.

Selain itu, ada enam buku klasik agama Konghucu yang ditulis oleh Kong Fu-Tze.

1. Shu Ching

Kitab Shu Ching mengandung 100 dokumen sejarah dinasti-dinasti kuno Cina dari abad 24 SM sampai 8 SM. Buku ini menjelaskan keadaan Cina di zaman Purba dan tetap menyangkut ajaran keagamaan serta kesusilaan.

2. Shih Ching

Kitab ini berisi kumpulan kitab puisi dari masa lima abad pertama dinasti Chan. Kong Fu-Tze menulis kitab Shi Ching agar para pengikutnya mengetahui tentang budaya dan sastra puisi yang mengandung nilai-nilai moral. Ada 300 lebih sajak-sajak pilihan di dalamnya.

3. Yi Ching

Kitab Yi Ching berisi tentang sistem filsafat yang fantastis dan menjelaskan arti dasar tentang Yin (wanita) dan Yang (laki-laki).

4. Li Chi

Kitab ini menguraikan tentang upacara-upacara tradisional untuk menanamkan kedisiplinan, kehalusan budi, keagungan, dan tingkah laku sopan santun dalam bermasyarakat.

5. Yeo, kitab musik.

6. Chu’un Ch’ii

Kitab ini berisi uraian tentang musim semi dan musim gugur. Kitab ini juga menggambarkan peristiwa di negeri Lu sejak tahun pertama pemerintahan pangeran Yiu (722 SM) sampai tahun ke-14 masa pemerintahan pangeran Ai (481 SM).

Selain 6 kitab di atas, masih ada kitab lainnya yang penting bagi penganut agama Konghucu.

Berburu Kuliner Tionghoa Legendaris di Glodok Pancoran, Pecinan Terbesar se-DKI Jakarta

Kitab suci yang lima

  1. Si King atau kitab Sanjak, terdiri dari kumpulan nyanyian-nyanyian upacara bersifat puji-pujian terhadap keagungan Tuhan dan upacara di istana.
  2. Su King atau kitab dokumentasi sejarah suci.
  3. Ya King atau kitab perubahan, berisi ajaran tentang penjadian alam semesta. Dengan menghayati isi kitab ini, manusia dapat menyingkap tabir kuasa Tuhan.
  4. Lee King atau kitab kesusilaan, berisi ajaran kesusilaan dan peribadatan.
  5. Chun Chiu King, berisi segala penilaian dan komentar nabi Kong Fu-tze atas berbagai peristiwa zaman itu untuk mengajarkan kepada penganut Konghucu bahwa kebenaran harus ditegakkan.

Kitab suci yang empat

  1. Thai Hak atau ajaran besar, berisi bimbingan dan ajaran pembinaan diri, keluarga, masyarakat, negara, dan dunia. Kitab ini ditulis oleh Cingcu atau Cing Cham, murid nabi dari angkatan muda.
  2. Tiong Yong, berisi ajaran keimanan agama Konghucu yang mencakup iman kepada Tuhan, firman-Nya mengenai manusia, watak sejati, jalan suci, dan peranan agama. Kitab ini ditulis Cu Su atau Khong Khiep, cucu Nabi, dan dirapikan oleh Cu Hi.
  3. Lun Gie atau sabda suci, berisi percakapan nabi dan para muridnya, sertam cerita tentang orang-orang zaman tersebut dan peri kehidupan sehari-hari nabi. Kitab ini dibukukan oleh beberapa murid nabi.
  4. Bingcu atau kitab suci, ditulis oleh Bingcu, berfungsi menegaskan dan meluruskan tafsir ajaran Agama Konghucu dalam memerangi penyelewengan.
Petak 9, Pemukiman Pecinan di Jakarta yang Kaya Akan Daya Tarik Wisata

Hari besar Konghucu

Mengutip situs Kementerian Agama RI, berikut daftar hari besar umat Konghucu di Indonesia.

  1. Tanggal 1 bulan I (Zheng Yue): Tahun Baru Imlek/Kongzili/Yinli/Xin Zheng
  2. 4 bulan I: Menyambut turunnya malaikat dapur (Chao Chun)
  3. 8 atau 9 bulan I: Jing Tian Gong (Sembahyang Besar kepada Tuhan)
  4. 15 bulan I: Shang Yuan/Yuan Xiao atau Cap Go Me
  5. 18 bulan II (Erl Yue): Hari Wafat Nabi Kongzi (Zhi Sheng Ji Zhen)
  6. 5 April: Hari Sadranan (Qing Ming)
  7. 5 bulan V (Wu Yue): Duan Yang/Duan Wu/Bai Chun
  8. 29 bulan VII: Sembahyang Arwah Umum
  9. 15 bulan VII (Ji Yue): Jing He Ping/Jing Hao Peng
  10. 15 bulan VIII (Ba Yue): Zhong Qiu (Sembahyang Purnama Raya)
  11. 27 bulan VIII (Ba Yue): Zhi Sheng Dan (Hari Lahir Nabi Kongzi)
  12. 15 bulan X: Xia Yuan.
  13. 22 Desember: Dong Zhi (Hari Genta Rohani)
  14. 24 bulan XII (Shi Erl Yue): Hari Persaudaraan dan naiknya malaikat dapur (Chao Chun)
Tay Kak Sie, Kelenteng Megah dan Bersejarah di Kawasan Pecinan Semarang

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini