Hidangan Imlek: Lontong Cap Go Meh, Makanan Akulturasi Jawa – Tionghoa

Hidangan Imlek: Lontong Cap Go Meh, Makanan Akulturasi Jawa – Tionghoa
info gambar utama

Cap go meh merupakan rangkaian perayaan di hari terakhir tahun baru imlek, tepatnya di hari ke-15 setelah imlek. Pada momen ini, masyarakat berbondong-bondong menikmati berbagai pernak-pernik imlek seperti pergelaran festival lampion, atraksi tarian naga atau liong, dan tarian barongsai. Tidak lupa pula atraksi kembang api sebagai penanda membuka awal tahun baru cina (imlek).

Dilansir dari kompas.com, Dosen Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret, Dwi Susanto mengatakan bahwa istilah cap go meh berasal dari dialek Hokkien yang memiliki arti ‘lima belas hari atau malam setelah imlek’. Cap memiliki arti sepuluh, go memiliki arti lima, dan meh memiliki arti malam.

Mengenal Bunga Asoka, Tanaman yang Dianggap Sebagai Bunga Suci

Berbeda saat imlek yang dirayakan dengan ritual sembahyang di kelenteng, pada saat cap go meh masyarakat merayakannya dengan menikmati makanan-makanan khas imlek sebagai persembahan dan ungkapan rasa syukur serta doa untuk keselamatan. Hidangan imlek yang paling sering disajikan antara lain kue keranjang, lumpia goreng, jeruk mandarin, yu sheng, jiaozi, tumis sayur hijau, dan mi panjang umur (siu mie).

Namun, kali ini ada hidangan imlek (cap go meh) yang menjadi ciri khas perayaan imlek di Indonesia, yakni lontong cap go meh. Lontong cap go meh merupakan hidangan imlek hasil percampuran antara masakan Jawa dan Tionghoa. Dahulu, sajian lontong cap go meh hanya bisa ditemukan di daerah Pulau Jawa. Namun belakangan ini, sajian lontong cap go meh juga banyak ditemukan di Kalimantan dan Sumatera.

kompas.com menuliskan, terciptanya hidangan lontong cap go meh ini berawal ketika Laksmana Cheng Ho dan beberapa penduduk Tionghoa pada tahun 1368-1644 datang menyusuri pesisir Pulau Jawa, tepatnya di wilayah pesisir Semarang.

Laki-laki Tionghoa yang tinggal di pesisir Pulau Jawa ini tertarik untuk menikahi perempuan Jawa. Dari pernikahan inilah yang akhirnya menciptakan percampuran budaya Jawa-Tionghoa, salah satunya dalam hal sajian masakan.

Pada saat tahun baru imlek, masyarakat Tionghoa di Tiongkok biasanya menyajikan hidangan kue beras yang berbentuk bulat atau yuan xiao. Namun saat mereka mencicipi ketupat lontong dan opor ayam di Indonesia, mereka tertarik dengan bentuk lontong yang bulat menyerupai bulan purnama yang muncul di setiap tanggal 15.

Remaja Asal NTT Mendunia Usai Temukan Serangga Spesies Baru

Tekstur lontong yang kenyal dan lengket mengandung arti kebersamaan dan kekeluargaan. Selain itu, bentuk lontong yang padat, berlawanan dengan tekstur bubur yang encer dan lembek. Bagi mereka, bubur merupakan makanan untuk orang sakit dan miskin, sehingga mereka sedapat mungkin untuk menghindarinya. Sejak saat itu mereka menggantikan sajian kue beras dengan sajian lontong yang diyakini mengandung banyak makna dan filosofi.

Sajian lontong cap go meh pada dasarnya sama seperti sajian lontong sayur atau lontong opor yang disajikan saat lebaran. Namun, di dalam sajian lontong cap go meh terdapat tambahan hidangan pelengkap seperti sambal goreng ati, sayur lodeh, telur pindang, bubuk koya, bubuk kedelai, parutan kelapa (docang), sambal, kerupuk udang, dan hidangan lainnya.

Dalam setiap sajian lontong cap go meh mengandung makna dan filosofi serta doa baik untuk setahun ke depannya. Bentuk lontong yang memanjang memiliki harapan agar diberi umur yang panjang. Sedangkan untuk opor dan sayur lodeh yang berwarna kuning keemasan memiliki harapan agar diberi rezeki layaknya mendapatkan emas dan keberuntungan di setiap tahunnya.

Untuk telur pindang sendiri memiliki makna keberuntungan. Sajian lontong cap go meh juga harus dihidangkan di dalam mangkuk atau piring yang terisi penuh hingga menjulang dengan berbagai hidangan pelengkap. Hal ini memiliki makna rezeki yang melimpah ruah di sepanjang tahun.

Kawan GNFI jika ingin menyantap lontong cap go meh, tidak harus menunggu perayaan imlek. Banyak tempat-tempat makan yang menjajakan sajian lontong cap go meh sebagai menu utamanya. Di setiap daerah sajian lontong cap go meh pun bisa berbeda-beda, tergantung pada hidangan pelengkap yang disajikan. Namun, meski berbeda dalam sajian, tidak mengurangi makna dan filosofi itu sendiri dan pastinya mengandung doa baik.

Mengungkap Temuan Baru dari Tupai Tanah Berjumbai yang Misterius di Borneo

Referensi:

  • Kompas.com. Apa Itu Cap Go Meh? Ini Arti, Sejarah, dan Perayaannya. https://www.kompas.com/tren/read/2022/02/15/150000665/apa-itu-cap-go-meh-ini-arti-sejarah-dan-perayaannya?page=all
  • Kompas.com. Perjalanan Panjang Asal Usul Lontong Cap Go Meh di Nusantara. https://travel.kompas.com/read/2017/02/07/051200727/perjalanan.panjang.asal.usul.lontong.cap.go.meh.di.nusantara.?page=all
  • Anggraeni, Unsiyah. Multikulturalisme Makanan Indonesia. Jakarta Timur: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2018.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini