Eco Farming: Pengertian, Manfaat dan Contoh Kegiatannya

Eco Farming: Pengertian, Manfaat dan Contoh Kegiatannya
info gambar utama

Di tengah krisis lingkungan dan perubahan iklim, bertani dengan cara yang ramah lingkungan menjadi semakin penting. Bukan hanya untuk menjaga kelestarian alam, tetapi juga untuk memastikan ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat di masa depan.

Pendekatan bertani ramah lingkungan atau eco farming menawarkan solusi untuk menyeimbangkan produktivitas pertanian dengan kelestarian alam dan kesejahteraan sosial.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip eco farming, para petani dapat meningkatkan kualitas hasil panen, menjaga kesehatan tanah dan air, serta membangun sistem pertanian yang lebih berkelanjutan. Berikut penjelasan lengkapnya.

Apa Itu Eco Farming?

dok. Pexels/ThisIsEngineering

Eco farming atau bertani ramah lingkungan, adalah sebuah solusi inovatif untuk menjawab berbagai tantangan di sektor pertanian. Pendekatan ini berfokus pada penciptaan keseimbangan antara produktivitas, kelestarian alam, dan kesejahteraan sosial. Tujuan utama eco farming adalah meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan meningkatkan ketahanan pangan untuk jangka panjang.

Eco farming merupakan perwujudan dari konsep pertanian berkelanjutan atau sustainable agriculture. Di Indonesia, konsep ini dikenal dengan istilah Pertanian Ramah Lingkungan (PRL). Greenpeace mendefinisikan PRL sebagai penggabungan sains dan inovasi modern dengan menghormati alam dan keanekaragaman hayati.

Lebih dari sekadar teknik bertani, eco farming merupakan sebuah sistem terpadu yang dilandaskan pada upaya pelestarian alam. Muhammad Anwar, dkk dalam jurnal Identifikasi Manfaat Limbah Batang Tembakau di Kabupaten Lombok Timur (2021), mendefinisikan eco farming sebagai usaha pertanian yang mengejar produksi optimal tanpa merusak lingkungan. Eco farming memanfaatkan bahan limbah organik sebagai media pertanian, melengkapi definisi sistem pertanian terpadu yang ramah lingkungan.

Manfaat Eco Farming

dok. Pexels/Tima Miroschicenko

Berikut ini manfaat eco farming, kegiatan bertani yang sangat ramah lingkungan:

    • Melestarikan kesuburan tanah:Eco farming meminimalkan penggunaan pupuk dan pestisida kimia, sehingga menjaga kesuburan tanah dan mencegah pencemaran. Hal ini meningkatkan kemampuan tanah untuk menyediakan nutrisi bagi tanaman secara alami.
    • Meningkatkan keanekaragaman hayati:Eco farming mendukung habitat alami dan keanekaragaman hayati di sekitar area pertanian. Keanekaragaman hayati ini berperan penting dalam keseimbangan ekosistem dan membantu mengendalikan hama secara alami.
    • Meningkatkan kesehatan masyarakat: Konsumsi produk hasil eco farming yang bebas dari bahan kimia berbahaya lebih aman dan menyehatkan bagi masyarakat.
    • Meningkatkan ketahanan pangan:Eco farming membangun sistem pertanian yang lebih adaptif terhadap perubahan iklim dan cuaca ekstrem. Hal ini meningkatkan ketahanan pangan dan memastikan ketersediaan sumber daya alam untuk generasi mendatang.
    • Meningkatkan kemampuan adaptasi petani dengan perubahan iklim:Eco farming membangun sistem pertanian yang lebih adaptif terhadap perubahan iklim dan cuaca ekstrem. Hal ini membantu petani untuk tetap produktif dan meningkatkan ketahanan pangan.

Contoh Kegiatan Eco Farming

dok. Pexels/Greta Hoffman

Berikut beberapa contoh penerapan eco farming yang menunjukkan prinsip ini:

Daur Ulang Limbah Peternakan:

Limbah peternakan seperti kotoran sapi, kambing, dan ayam diolah menjadi pupuk organik untuk tanaman. Pupuk ini kaya akan nutrisi dan membantu menjaga kesuburan tanah. Contohnya, pupuk kandang ayam dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman padi dan jagung.

  • Pemanfaatan Sisa Panen:

Sisa panen seperti bonggol jagung dan jerami tidak dibuang, tetapi diolah dan dimanfaatkan untuk pakan ternak. Hal ini membantu mengurangi limbah dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya.

  • Pertanian Terpadu:

Kegiatan pertanian dan perkebunan dapat dilakukan di lahan yang sama atau berdekatan. Hal ini membantu meningkatkan keanekaragaman hayati dan menciptakan ekosistem yang lebih seimbang.

  • Penggunaan Pupuk dan Pestisida Alami:

Eco farming menggunakan pupuk organik dan pestisida alami untuk menjaga kesuburan tanah dan mengendalikan hama tanaman. Contohnya, penggunaan neem oil dan sabun insektisida sebagai pestisida alami yang aman dan ramah lingkungan.

  • Rotasi Tanaman:

Rotasi tanaman membantu mencegah hama dan penyakit tanaman, serta meningkatkan kesuburan tanah. Hal ini dilakukan dengan menanam tanaman yang berbeda pada waktu yang berbeda di lahan yang sama.

  • Pengelolaan Air yang Efisien:

Eco farming menggunakan teknik seperti irigasi tetes dan mulsa untuk menghemat air dan mencegah erosi tanah. Irigasi tetes membantu mengantarkan air langsung ke akar tanaman, sedangkan mulsa membantu menjaga kelembaban tanah dan mencegah penguapan air.

  • Agroforestry:

Menanam pohon di area pertanian membantu meningkatkan keanekaragaman hayati, menyediakan naungan, dan mencegah erosi tanah. Pohon-pohon ini juga membantu menyerap karbon dioksida dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip eco farming, para petani dapat meningkatkan kualitas hasil panen, menjaga kesehatan masyarakat, dan membangun sistem pertanian yang lebih berkelanjutan.

Referensi :

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6484441/eco-farming-definisi-keuntungan-dan-contoh-contohnya

https://www.kompas.com/skola/read/2022/03/11/070000669/eco-farming-pengertian-dan-contohnya#:~:text=Contoh%20eco%2Dfarming&text=Misalnya%20bonggol%20jagung%20dan%20jerami,lahan%20yang%20sama%20atau%20berdekatan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Zihan Berliana Ram Ghani lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Zihan Berliana Ram Ghani.

ZG
MS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini