Jejak Gedung Balaikota Bandung yang Dulu adalah Gudang Kopi Belanda

Jejak Gedung Balaikota Bandung yang Dulu adalah Gudang Kopi Belanda
info gambar utama

Balai Kota Bandung yang berada di Jalan Wastukancana No 2 ternyata cukup menarik. Pasalnya kompleks Balai Kota Bandung ini dahulunya adalah sebuah gudang kopi (koffie pakhuis) milik Andries de Wilde yang adalah Asisten Residen di Bandung pada 1812.

Pada abad ke 18, kawasan Priangan menjadi tempat bagi Belanda untuk menanam tumbuhan kopi. Ketika itu perkebunan kopi dibuat di daerah selatan lereng Gunung Tangkuban Parahu dan terus berkembang ke daerah perbukitan di sekitarnya.

Terpanjang di Indonesia, Tol Getaci Bakal Tembus Wilayah Yogyakarta

Karena sangat memuaskan, usaha kopi ini lalu dikembangkan oleh seorang tuan tanah Priangan keturunan Belanda bernama Andries de Wilde. Selain Asisten Residen, dia juga menjadi seorang pengusaha kopi.

Dirinya kemudian membangun sebuah gudang kopi atau dalam bahasa Belanda disebut Koffie Pakhuis. Tetapi karena mandeknya penanaman bibit kopi di Bandung, Wilde menyerahkan gudang kopi itu kepada Pemerintah Hindia Belanda pada 1927.

Dihancurkan

Pada 1927, Pemerintah Hindia Belanda menghancurkan gudang tersebut. Bekas lahan itu kemudian dibangun dan dirancang kembali oleh arsitek Belanda bernama E.H de Roo dengan gaya Art Deco.

Bangunan baru tersebut didesain memanjang dan menghadap ke Jalan Aceh. Bangunan baru tersebut difungsikan sebagai Gemeente Huis atau balai kota. Hal ini sejalan dengan status Bandung yang meningkat sebagai Kota Praja pada 1906.

Indonesia Kirim Tenaga Ahli untuk Membantu Senegal Kembangkan Teknologi Pertanian Padi

Pada 1909, beberapa bangunan publik pendukung didirikan di sekitar balai kota seperti Javasche Bank yang kini jadi gedung Bank Indonesia, lalu Gereja Katedral dibangun pada 1921, dan Gereja Bethel pada 1925.

Pada 1935, bangunan balai kota itu diperluas dengan menambah bangunan baru menghadap ke Pieter Sithoff Park atau yang kini dikenal sebagai Taman Balai Kota. Taman ini dibangun untuk mengenang Asisten Residen Priangan bernama Pieter Sijthoff.

Jadi pusat pemerintah

Sejak kemerdekaan Indonesia, bangunan Gemeente Huis tetap dilanjutkan sebagai pusat pemerintah Kota Bandung. Tahun 1980-an, dibangun gedung kembar tambahan di sebelah kiri dan kanan gedung utama balai kota untuk keperluan kantor.

Ketika kepemimpinan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, Balai Kota Bandung mulai membenahi taman dan fasilitas yang ada di Balai Kota. Hal ini agar Balai Kota Bandung dapat dinikmati secara gratis oleh warga yang hendak berkunjung.

Mengurai Dampak Kesehatan Akibat Open Defecation, Ancaman Stunting pada Anak

Ada berbagai fasilitas umum yang dapat dinikmati dan dimanfaatkan bagi warga yang berkunjung di Balai Kota Bandung. Beberapa fasilitas tersebut seperti taman labirin, kolam ikan dan air mancur, hingga kolam mandi anak-anak.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini