Industri Penyimpanan Karbon RI Dilirik Jepang-Singapura, Ini Alasannya!

Industri Penyimpanan Karbon RI Dilirik Jepang-Singapura, Ini Alasannya!
info gambar utama

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengabarkan, Jepang dan Singapura mulai melirik industri penangkapan dan penyimpanan karbon (carbon capture and storage/CCS) di Indonesia, meski pihaknya belum melakukan promosi di tingkat dunia.

Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM Noor Arifin menyatakan bahwa Indonesia sudah melakukan perjanjian kerja sama CCS dengan Singapura. Sementara Jepang sejauh ini masih menyatakan ketertarikan untuk bekerja sama.

Menurutnya, industri CCS Indonesia sudah dilirik negara lain karena memiliki payung hukum, yakni Peraturan Presiden (Perpres) No. 14 Tahun 2024 yang mengatur tentang penyimpanan karbon lintas negara atau cross border termaju di dunia.

Selain itu, negara lain juga mempertimbangkan sisi keekonomian transportasinya. Negara-negara penghasil emisi karbon akan mencari negara terdekat untuk melakukan injeksi. Semakin dekat, maka biayanya makin murah.

Potensi penyimpanan karbon

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan ada 20 daerah dengan potensi penyimpanan karbon raksasa di Indonesia. Hal ini terungkap dari hasil penelitian yang dilakukan Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Tutuka Ariadji mengatakan, daerah tersebut merupakan cekungan migas yang memiliki potensi besar penyimpanan karbon saline aquifer sebesar 572,77 gigaton.

Data dari Kementerian ESDM ini masih lebih besar ketimbang temuan Rystad Energy yang sebesar 400 Gigaton. Pihaknya optimistis potensi penyimpanan karbon di Indonesia akan berkembang ke berbagai wilayah sehingga perlu dilakukan pembaharuan data.

Baca juga Cara Daftar Bursa Karbon: Syarat, Dokumen, dan Langkah-langkahnya

Daftar lokasi tempat penyimpanan karbon di RI

  1. Cekungan North East Java sebesar 100,83 Gigaton
  2. Tarakan 91,92 Gigaton
  3. North Sumatera 53,34 Gigaton
  4. Makassar Strait 50,7 Gigaton
  5. Central Sumatera 43,54 Gigaton
  6. Kutai 43 Gigaton
  7. Banggai 40,31 Gigaton
  8. South Sumatera 39,69 Gigaton
  9. Kendeng 30,64 Gigaton
  10. West Natuna 13,15 Gigaton
  11. Barito 12,05 Gigaton
  12. Seram 11,58 Gigaton
  13. Pasir 10,36 Gigaton
  14. Salawati 8,75 Gigaton
  15. West Java 7,22 Gigaton
  16. Sunda Asri 6,52 Gigaton
  17. Sengkang 4,31 Gigaton
  18. Bintuni 2,13 Gigaton
  19. North Serayu 1,55 Gigaton
  20. Bawean 1,16 Gigaton
Baca juga Indonesia Punya Kalkulator Emisi Karbon, Bagaimana Cara Kerjanya?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini