Pemerintah mengeklaim Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang sebagai penghasil hidrogen hijau atau green hydrogenplant (GHP) berbasis panas bumi pertama di Asia Tenggara. Pembangkit ini akan memasok hidrogen hijau untuk stasiun pengisian bahan bakar hidrogen atau Hydrogen Refueling Station (HRS) di Senayan yang baru diresmikan pada Rabu, (21/2/2024).
PLTP Kamojang menjadi GHP ke-12 yang berhasil dibangun PT PLN. Hidrogen hijau berbasis panas bumi itu dihasilkan dari air kondensasi melalui proses produksi listrik PLTP Kamojang. Menurut Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, pihaknya berencana menambah kapasitas GHP di PLTP Kamojang agar produksi hidrogen di sana semakin besar.
"Ada tambahan 1,43 ton per tahun. Jadi, totalnya 203 ton green hydrogen per tahun dari 22 pembangkit kami yang diproduksi oleh PLN,” ungkapnya dalam keterangan tertulis di HRS Senayan.
Stasiun Pengisian Hidrogen Pertama RI Hadir di Senayan, Biaya Cuma Rp276/Km
Darmawan kemudian menjelaskan bahwa jumlah hidrogen yang dibutuhkan untuk pendinginan pembangkit hanya 75 ton. Itu artinya, 128 ton hidrogen hijau per tahun dapat dimanfaatkan untuk sektor transportasi dan mendukung pengembangan ekosistem kendaraan hidrogen.
Dia berasumsi, jika satu mobil menempuh jarak 100 kilometer per hari, maka 128 ton hidrogen per tahun itu bisa menyediakan energi untuk 438 mobil. Bukan itu saja, energi baru terbarukan tersebut bisa berdampak terhadap pengurangan bahan bakar minyak (BBM) sebesar 1,59 juta liter per tahun dan penurunan emisi 4,5 juta kilogram per tahun.
"Menggunakan 1 liter BBM emisi yang dikeluarkan sebesar 2,4 kilogram. Jadi, untuk 1 kilometer sekitar 240 gram. Kalau ini emisinya sudah nol karena menggunakan green hydrogen,” pungkasnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News