Seruni 2.0, Langkah Inisiatif AIESEC in Unsri untuk Mendorong Pendidikan Inklusi

Seruni 2.0, Langkah Inisiatif AIESEC in Unsri untuk Mendorong Pendidikan Inklusi
info gambar utama

Pendidikan menjadi hal yang sangat krusial dan disoroti hingga menjadi poin yang diangkat dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB). Peningkatan terhadap kualitas pendidikan dan memastikan bahwa pendidikan yang inklusif dan merata dapat diakses oleh semua orang tanpa terkecuali merupakan harapan yang benar-benar didambakan.

Namun, pada kenyataannya, terhitung hampir setelah sembilan tahun berlalu sejak TPB ditetapkan pada 2015, perhatian terhadap pendidikan inklusi di Indonesia masih saja rendah. Menurut data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2018, hampir 3 dari 10 anak disabilitas di Indonesia tidak pernah mengenyam pendidikan. Bahkan, jumlah anak usia 7—18 tahun dengan disabilitas yang tidak bersekolah mencapai hampir 140.000 orang.

Di Palembang, jumlah anak penyandang disabilitas berjumlah hingga 2656 pada 2022. Jumlah ini kian bertambah hingga hari ini, tetapi jumlah sekolah inklusi belum juga mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa perhatian terhadap pendidikan inklusi di Indonesia, termasuk Palembang, masih minim.

Paradigma keliru yang kerap berkembang di masyarakat juga turut berkontribusi terhadap rendahnya perhatian terhadap pendidikan inklusi. Anggapan seperti kekhawatiran bahwa pendidikan inklusi akan menurunkan kualitas pendidikan bagi anak-anak tipikal, ketakutan akan perubahan, stigma dan diskriminasi, masih mendominasi kalangan masyarakat.

Oleh sebab itu, Seruni Youth Project 2.0 oleh AIESEC in Unsri hadir untuk mematahkan paradigma keliru yang berkembang di masyarakat dan mendorong ruang inklusi dalam pendidikan.

Diskusi dan Pembekalan Diri dengan Para Ahli

Seruni Youth Project berlangsung sejak 12 November 2023 hingga 9 Januari 2024. Dalam rentang waktu tersebut, peserta berkontribusi aktif dalam mewujudkan keberhasilan tujuan proyek, dimulai dari observasi, perencanaan, pengembangan, hingga implementasi proyek secara langsung ke masyarakat. Seruni Youth Project menjadi wadah bagi peserta untuk belajar, berkreasi, dan memberikan aksi nyata dalam mewujudkan poin 4 TPB.

Youth Today x Join AIESEC: Show Your Shine in Authentic Ways with AIESEC

Sebelum pengimplementasian proyek, peserta mendapatkan sesi ruang diskusi dan pembekalan diri bersama para ahli di bidangnya yang dikemas dengan interaktif. Sesi ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan memperkaya wawasan peserta sebelum melaksanakan proyek secara langsung di lapangan. Topik yang menjadi sorotan di rangkaian sesi ini adalah project based learning, pendidikan inklusi, dan kelas bahasa isyarat bahasa Indonesia.

Sesi “Get to Know Project Based Learning” menjadi sesi pembekalan pertama yang diikuti oleh peserta. Melalui sesi yang diisi oleh Ramadansyah, pembicara yang merupakan guru bahasa Inggris di SMAN Sumatera Selatan. Peserta belajar segala hal terkait dengan konsep project based learning dan cara pengimplementasian yang tepat.

Selain membahas project based learning, peserta juga diajak untuk berdiskusi mengenai ruang dan pendidikan inklusi serta pemberdayaan disabilitas melalui sesi “Communicating with Special Needs” dengan Wisnu Saputra, Project Manager di Jaringan Kerja Disabilitas Network Indonesia, sebagai pembicara.

Peserta juga turut mempelajari bahasa isyarat sebagai media komunikasi dengan anak-anak tuli. Aulia Nabila, seorang aktivis pemberdayaan perempuan tuli sekaligus instruktur bahasa isyarat, mengajarkan bahasa isyarat BISINDO kepada peserta dalam sesi “Basic Sign Language Theory”. Peserta juga diperkenalkan dengan bahasa isyarat SIBI oleh Widyawati Dyah, seorang juru bahasa isyarat untuk PLJ Indonesia, pada sesi “Sign Language Alignment!”

Tidak hanya melalui sesi pembekalan secara daring, peserta juga diberi kesempatan untuk belajar bahasa isyarat BISINDO secara langsung melalui kelas bahasa isyarat yang bekerja sama dengan Perpustakaan Daerah Provinsi Sumatera Selatan. Peserta juga diajak untuk dapat mempraktikkan bahasa isyarat secara langsung dengan instruktur juru bahasa isyarat dan berkenalan dengan budaya tuli.

Melalui serangkaian agenda pembekalan diri dan diskusi bersama para ahli tersebut, peserta diharapkan dapat meningkatkan kompetensi dalam pengimplementasian proyek secara langsung di masyarakat.

Education, Aksi Peserta Tawarkan Konsep Belajar yang Segar

Tahap eksekusi dan implementasi menjadi tahap yang paling dinanti sekaligus menantang bagi peserta. Melalui serangkaian sesi Education, peserta mengajar anak-anak dengan rentang usia 9-13 tahun di dua lokasi, yaitu Panti Asuhan Peduli Anak Yatim dan SLB Negeri Pembina Palembang.

Pada proyek kali ini, peserta ditantang untuk dapat mengemas konsep pembelajaran yang menyenangkan, menarik, sekaligus mengasah daya kognitif dan kemampuan berpikir kritis anak-anak dengan pendekatan project-based learning.

Inisiatif Pembangunan Berkelanjutan di AIESEC: Membangun Masa Depan yang Lebih Hijau

Peserta juga dihadapkan dengan dua lokasi proyek yang berbeda, yang menjadi tantangan tersendiri dalam pengimplementasiannya. Perbedaan dari anak yang diajar, perilaku, budaya, serta kebiasaan setiap anak, membuat peserta harus dapat menyesuaikan dan merancang learning project berdasarkan karakter murid.

Target pembelajaran yang diterapkan di Panti Asuhan Peduli Anak Yatim adalah peningkatan kemampuan bahasa Inggris. Pembelajaran bahasa Inggris di Panti Asuhan dibalut dengan media pembelajaran yang interaktif dan proyek yang menyenangkan bagi anak-anak.

Sedangkan di SLB Negeri Pembina, peserta lebih fokus ke pengembangan kemampuan terkait pengetahuan umum. Peserta juga dihadapkan dengan tantangan yang baru dan berbeda karena harus mengadopsi learning project yang dikombinasikan dengan bahasa isyarat. Peserta harus benar-benar memastikan bahwa tujuan pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik meski menggunakan bahasa isyarat.

Peningkatan Cross Cultural Understanding Melalui Sesi Networking

Tidak hanya menawarkan kesempatan peningkatan kapasitas peserta dan pengalaman mengajar secara langsung, Seruni Youth Project juga menawarkan kesempatan bagi peserta untuk memperluas koneksi dan relasi melalui National Networking Space dan International Networking Space.

Melalui sesi dengan AIESEC in Unsoed, peserta berdiskusi dan berbagi pandangan terkait dengan kondisi pendidikan dan lingkungan di daerahnya. Hal ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan baru bagi peserta mengenai kondisi pendidikan di tempat yang berbeda.

Selain itu, peserta juga mendapatkan wawasan dan insight baru mengenai kondisi pendidikan di beberapa negara melalui sesi International Networking Space bersama AIESEC in Colombo Central Sri Lanka, AIESEC in UPLB Philippines, dan AIESEC in Hong Kong. Tidak hanya terkait pendidikan, peserta juga berbagi terkait kultur, budaya, dan kebiasaan dari masing-masing masyarakat di negaranya.

Local Project by AIESEC in USU Ajak Pemuda Ikut Volunteer Demi Mendukung SDGs

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AI
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini