Makna Filosofis Air dalam Tradisi Bajong Banyu di Magelang Menjelang Ramadan

Makna Filosofis Air dalam Tradisi Bajong Banyu di Magelang Menjelang Ramadan
info gambar utama

Magelang memiliki tradisi yang dilakukan turun temurun untuk menyambut bulan Ramadan. Tradisi dalam menyambut bulan Ramadan di Magelang disebut sebagai Bajong Banyu. Dalam tradisi tersebut, air dianggap sebagai sesuatu hal yang cukup sakral sehingga pengambilan air dilakukan dengan tata cara tertentu.

Kesakralan ini bukan tanpa alasan, melainkan merujuk pada fungsi air yang dimaknai sebagai sesuatu yang dapat menyucikan manusia dari dosa.

Tradisi Bajong Banyu lestari dan dilaksanakan oleh masyarakat Dusun Dawung, Desa Banjarnegoro, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Secara sekilas, konsep tradisi Bajong Banyu hampir sama dengan perang air di Semarang yang dikenal Gebyur Bustaman. Akan tetapi, ada perbedaan di antara keduanya, terutama bagaimana proses pengambilan air dilakukan.

Lantas, bagaimana pelaksanaan tradisi Bajong Banyu?

Gebyur Bustaman: Tradisi Perang Air Menjelang Ramadan di Semarang

Proses Pengambilan Air Bajong Banyu

Air menjadi hal yang krusial dalam tradisi Bajong Banyu. Hal ini tentu sesuai nama Bajong Banyu itu sendiri yang berarti perang air. Air yang digunakan untuk mengguyur para warga berasal dari sumber air Sendang Kedawung.

Prosesi pengambilan air dilakukan oleh puluhan warga, para tokoh hingga perangkat desa setempat. Dengan membawa kendi, para tokoh masyarakat mengambil air di Sendang Kedawung.

Dilansir dari magelangkab.go.id, upacara pengambilan air juga dikawal dan dijaga oleh pasukan Bregada (prajurit keraton) yang berjalan sejauh 100 meter menuju sumber air. Sambil membunyikan bonang dan kenong, ritual mengambil air dimulai.

Dalam prosesi pengambilan air tersebut, para penari terlebih dahulu melakukan tarian diikuti pengambilan air dari sendang. Air yang dianggap suci itu kemudian dibawa ke tengah-tengah dusun.

Selanjutnya, sesepuh desa menuangkan air tersebut ke dalam gentong, dilanjutkan dengan menyiramkan dan melemparkannya kepada masyarakat. Saat inilah perang air atau Bajong Banyu yang menjadi inti tradisi tersebut terlaksana dengan meriah.

Tradisi Megengan yang Biasa Dilakukan Sebelum Ramadan

Makna Tradisi Bajong Banyu

Air yang bersumber dari Sendang Kedawung dianggap suci bukan tanpa alasan. Tri Setyo Nugroho atau biasa dikenal Gepeng, Ketua Karangtaruna Dusun Dawung mengungkapkan bahwa air di Sendang Kedawung sangat berperan karena telah memberikan penghidupan untuk masyarakat Dawung dan sekitarnya. Apalagi, menurutnya sumber air di Sendang Kedawung tidak pernah mengalami kekeringan. Oleh karena itu, keberadaanya disucikan dan disakralkan oleh masyarakat.

"Sejak dulu sampai sekarang mata air di Sendang Kedawung ini unik karena tak pernah kering, meskipun kemarau. Ritual ini adalah untuk mengingatkan kita akan pentingnya sumber mata air, yang harus terus dijaga, karena sumber air itu yang memberikan penghidupan untuk masyarakat," kata Gepeng, Minggu (13/05/2018)

Kemudian, tradisi Bajong Banyu sendiri dimaknai sebagai simbol penyucian diri dari segala salah dan dosa yang telah dilakukan.

"Ini adalah tradisi tahunan menjelang bulan suci ramadhan, tujuannya untuk pensucian diri," ujar Gepeng.

Selain itu, Bajong Banyu dapat dijadikan sebagai wadah untuk menyatukan antar warga di Dusun Dawung. Hal ini diungkapkan oleh seorang warga Dusun Dawung, Suparno.

"Kita saling bersama-sama, bergembira bersama menyambut bulan suci Ramadhan dengan bersemangat," kata Suparno.

Bubur Suro, Kelezatan yang Dinantikan Masyarakat Palembang Saat Ramadan

Modifikasi dari Tradisi Padusan

Gepeng menambahkan tradisi Bajong Banyu ini merupakan kegiatan yang mirip dengan tradisi Padusan. Sebab, Bajong Banyu merupakan hasil modifikasi dari tradisi Padusan. Oleh karena itu, tradisi Bajong Banyu baru digelar selama 12 tahun ini.

"Kalau padusan itu sudah lama ada di masyarakat. Tapi, kami mengemasnya dengan bajong banyu," jelas Gepeng, Senin (4/3/2024), dikutip dari Radarjogja.

Meski demikian, masyarakat dusun Dawung berupaya untuk mengembangkan tradisi tersebut, termasuk menambahkan unsur kesenian di dalamnya. Harapannya, tradisi Bajong Banyu dapat menjadi destinasi wisata bagi warga di sekitar Dusun Dawung.

Rukyatul Hilal Bulan Ramadan Digelar di 134 Titik, Ada Daerahmu?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini