Gebyur Bustaman: Tradisi Perang Air Menjelang Ramadan di Semarang

Gebyur Bustaman: Tradisi Perang Air Menjelang Ramadan di Semarang
info gambar utama

Setiap daerah memiliki tradisi unik menjelang ramadan. Tradisi-tradisi tersebut merupakan bagian dari ungkapan perasaan suka cita menyambut bulan suci Ramadan.

Jika di Kabupaten Kudus ada yang namanya tradisi Dhandhangan, di Semarang juga memiliki tradisi unik bernama Gebyur Bustaman. Apa itu Gebyur Bustaman?

Tradisi Dhandhangan Kudus Dibuka, Ditargetkan jadi Destinasi Wisata Halal

Perang Air Antar Warga Menyambut Bulan Ramadan

Gebyur Bustaman, sesuai namanya merupakan kegiatan perang air atau gebyuran yang dilakukan oleh warga. Nama Bustaman sendiri merupakan nama salah satu kampung di Semarang, yakni Kampung Bustaman, Purwodinatan, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang. Letaknya tidak jauh dari Kota Lama Semarang atau berjarak sekitar 1,1 kilometer.

Gebyur Bustaman menjadi tradisi yang seru karena perang air tidak hanya diikuti oleh para remaja atau anak kecil, melainkan para orang tua juga turut terlibat. Tradisi tersebut diprakirakan telah ada sejak 300 tahun lalu.

Hari Bustaman, seorang tokoh masyarakat setempat mengungkapkan sejarah tradisi Gebyur Bustaman. Dahulu kala, tradisi Gebyur Bustaman terbentuk dari kebiasaan Kiai Kertoboso Bustam atau Kiai Bustaman yang memandikan anaknya ketika menjelang bulan Ramadan. Apa yang dilakukan Kiai Bustaman merupakan bagian bentuk menyucikan diri dari segala dosa yang telah diperbuat.

"Tradisi ini sebenarnya sudah ada sejak 1742...Dulu sempat berhenti beberapa generasi tapi kita hidupkan lagi 2012," ujar Hari Bustaman, Minggu (3/3/2024), dikutip dari Detik.

Jamasan : Tradisi Leluhur Menyambut Bulan Ramadhan di Desa Jajar Gumregah

Bagaimana Pelaksanaan Gebyur Bustaman?

Tahun 2024 ini, Gebyur Bustaman dilaksanakan pada Minggu (3/3/2024) pukul 15.00 WIB. Para warga yang menjadi peserta Gebyur Bustaman terlebih dahulu dicorat-coret menggunakan cat air oleh panitia. Coretan tersebut melambangkan kotoran dan dosa yang melekat pada tubuh manusia.

Sementara itu, berpuluh-puluh plastik berisi air yang menjadi alat perang telah disiapkan di depan pintu-pintu rumah warga. Kemudian, jika coretan tersebut sudah merata, para peserta maupun pendatang diguyur dan dilempari air. Guyuran air itu bermakna bahwa menjelang Ramadan, manusia telah menyucikan diri dari segala salah dan dosa.

Gebyuran di Kampung Bustaman dimulai sekitar pukul 16.00 WIB. Acara itu diawali dengan penyiraman beberapa anak-anak oleh tokoh masyarakat setempat sambil mendoakan agar puasa tahun ini berdampak baik.

Setelah itu, warga yang sudah memegang kantong-kantong air langsung saling lempar. Ada pula warga yang langsung menggunakan ember untuk saling perang dan membasahi warga lainnya.

Dugderan : Cara Masyarakat Semarang Untuk Menyambut Bulan Ramadhan

Rangkaian Acara Gebyur Bustaman

Tradisi Gebyur Bustaman tidak hanya dilaksanakan selama sehari. Tradisi ini memiliki rangkaian yang diadakan selama tiga hari.

Pada hari pertama, yakni Jumat (1/3/2024), para masyarakat melakukan ziarah ke makam leluhur di TPU Bergota, Kelurahan Randusari, Kecamatan Semarang Selatan.

Kemudian, hari kedua tepat pada Sabtu (2/3/2024) agenda yang diadakan berupa Peka Kota Forum: Temu Jejaring Kampung. Selain itu, pada hari kedua juga dilakukan penyerahan gerobak gule dari Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Diponegoro (Undip) kepada warga Bustaman

Puncaknya jatuh pada Minggu (3/3/2024) yang digelar berbagai acara seru.Hari ketiga Gebyur Bustaman dimulai dengan pembukaan Festival Kuliner pada pukul 08.00 WIB di pinggir Jalan MT Haryono, Kota Semarang, tepat di depan Kampung Bustaman. Berbagai stan makanan bisa ditemui di kampung yang dikenal dengan olahan sate dan gule kambing ini.

Kemudian, ada pula Panggung Rakyat yang menampilkan berbagai hiburan musik dan atraksi budaya. Gebyur Bustaman kemudian mulai dilakukan saat sore hari pukul 15.00 WIB.

Malamang, Tradisi Menyambut Bulan Ramadhan Ala Sumatera Barat dan Nilai Historisnya

Referensi:

  • https://www.detik.com/jateng/budaya/d-7223204/byur-serunya-tradisi-perang-air-sambut-ramadan-di-bustaman-semarang
  • https://radarsemarang.jawapos.com/semarang/724383106/sudah-siap-sambut-gebyuran-bustaman-2024-simak-tanggal-dan-agendanya?page=2

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini