Ketika Rezim Orba Cekal Lagu Gadis atau Janda, Kasetnya Malah Terjual 100 Ribu Copy

Ketika Rezim Orba Cekal Lagu Gadis atau Janda, Kasetnya Malah Terjual 100 Ribu Copy
info gambar utama

Pemerintahan Orde Baru (Orba) sama seperti pendahulunya yang sempat mencekal musisi dengan lagunya. Rezim Orba ketika itu tidak menyukai lagu-lagu yang mengesankan seronok atau kurang sopan.

Dua lagu yang dilarang Orba ketika itu adalah Gadis atau Janda yang dibawakan oleh Elvy Sukaesih dan Mansyur S juga Jagung Bakar yang dibawakan oleh Elin Tamaya. Ketika itu, pemerintah mengaku kecolongan dua lagu itu bisa diputar di TVRI.

Fitri Carlina Bawa Dangdut Menggoyang Times Square di New York City

“Kami memang kecolongan,” kata Hudiono Drajat, Kasubdi Perencanaan dan Hiburan Musik TVRI yang dimuat di Majalah Tempo edisi 22 Februari 1992.

Dirinya menjelaskan lirik kedua lagu itu tidak porno, tetapi bisa mengesankan konotasi yang negatif. Dikatakannya lirik lagu itu dianggapnya kurang sopan atau tak layak diucapkan oleh seorang musisi.

“Meskipun sebenarnya bisa mengundang orang tersenyum,” paparnya.

Malah laris

Produser perusahaan rekaman Dian Record, Adi Nugroho sampai geleng-geleng kepala mendengar lagu yang direkamnya itu dicekal. Padahal baginya, lagu Gadis atau Janda mengangkat harkat martabat seorang janda.

“Lagu itu justru mengangkat harkat janda, sebab ada lelaki yang mau mengawini meskipun janda itu beranak banyak,” katanya.

Didi Kempot dalam Perjalanan Musik Modern Jawa

Namun, dia malah senyum-senyum karena lagu dangdut itu meraih keuntungan besar. Dicatat ketika itu, penjualan kaset yang dicetaknya 100 ribu copy. Toko-toko kaset di Jakarta dan daerah tidak ada yang mengeluh akibat pencekalan itu.

Hal yang sama dikatakan oleh Darmawan, produser perusahaan rekaman Naftri yang merekam Jagung Bakar, lagu itu malah laris gara-gara pelarangan itu. Kasetnya terjual 30 ribu ketika itu.

Sering melarang

Ketika itu, pelarangan lagu memang hanya terbatas di TVRI saja. RRI dan radio-radio swasta niaga boleh-boleh saja. Lagu-lagu itu masih juga boleh diputar di toko-toko kaset sementara penggemarnya berjoget.

TVRI memang sangat ketat untuk menyeleksi lagu yang masuk. Sebelumnya TVRI Bandung sudah melarang penayangan lagu pop Sunda, Teteh karya Doel Sumbang. Pelarangan itu juga karena liriknya dianggap tak pantas.

Penyanyi Dangdut Via Vallen Raih Penghargaan di Rusia

Ketika itu banyak surat protes di koran-koran Bandung seperti, Pikiran Rakyat, Bandung Pos, Gala. Namun, sama halnya dengan lagu-lagu yang lain. Lagu Teteh malah cukup sukses di pasaran.

“Sebelum ada larangan penayangan Gadis atau Janda, saya sudah menyetop Teteh. Tapi jangan produser, pencipta, dan penyanyinya, jangan disalahkan. Saya yang bertanggung jawab,” kata Kepala TVRI stasiun Bandung, Halim Nasir.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini