Penanaman Kembali sebagai Solusi Kritis untuk Rehabilitasi Mangrove di Indonesia

Penanaman Kembali sebagai Solusi Kritis untuk Rehabilitasi Mangrove di Indonesia
info gambar utama

Indonesia memiliki hutan mangrove terluas di dunia, yakni mencapai 3.735.250 hektar. Lebih detailnya, luas hutan mangrove hampir 50 persen dari luas mangrove Asia dan hampir 25 persen dari total luas hutan mangrove secara global.

Namun, seiring dengan bertambahnya kebutuhan penduduk, ekosistem mangrove tak luput dari intervensi aktivitas manusia. Konsekuensinya, kerusakan kawasan hutan mangrove menjadi hal yang tidak dapat dihindari, sehingga diperlukan strategi konservasi dan rehabilitasi yang efektif.

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 201 Tahun 2004, kerusakan hutan mangrove terdiri atas tiga tingkatan, yakni kerusakan ringan, kerusakan sedang, dan kerusakan berat.

Hutan mangrove dapat dikatakan mengalami kerusakan ringan apabila jumlah populasi pohon mangrove yang menutupi hutan kurang dari 50 persen dan jumlah kerapatan pohon mangrove kurang dari 1.000 pohon/Ha.

Jika jumlah populasi pohon mangrove kurang dari 30 persen dan jumlah kerapatan pohon kurang dari 600 pohon/Ha, hutan mangrove telah mengalami kerusakan sedang. Sementara, kerusakan ekosistem hutan mangrove tergolong berat, jika populasi pohon kurang dari 10 persen dan jumlah kerapatan pohon mangrove kurang dari 200 pohon/Ha.

Manfaat Ekonomis Hutan Mangrove Dalam Pengembangan Usaha Lokal

Kawasan hutan mangrove menjadi hal yang sangat krusial, karena mampu berfungsi sebagai penghasil oksigen (O2) dan menyerap karbondioksida (CO2), serta menjadi pelindung dari abrasi. Selain itu, hutan mangrove juga menjadi penunjang kehidupan, karena hutan mangrove menjadi habitat segala jenis satwa dan tempat mendaratnya burung pantai yang melakukan migrasi.

Hutan mangrove juga secara langsung dapat membantu proses penambatan racun secara aktif, melalui permukaan lumpur yang mengalami pengendapan. Selain itu, kawasan hutan mangrove juga menjadi sarana pelestarian hubungan sosial antar masyarakat, karena fungsinya sebagai tempat mencari ikan, kepiting, dan bahan obat.

Peningkatan jumlah penduduk saat ini, berbanding lurus dengan pemanfaatan sumberdaya alam mangrove. Sehingga saat ini kawasan hutan mangrove mengalami perubahan tutupan lahan, yakni sebagai lahan perumahan, permukiman, perkantoran, industri, atau tempat wisata.

Kerusakan hutan mangrove ini menyebabkan penurunan kualitas perairan ekosistem mangrove, ancaman lain yang dapat terjadi yakni banjir, intrusi air laut, abrasi pantai, dan penurunan keanekaragaman dan kelimpahan ikan perairan ekosistem mangrove secara signifikan.

Kebun Raya Mangrove: Lestarikan Lingkungan Surabaya

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa kegiatan penanaman kembali hutan mangrove menjadi salah satu upaya penting untuk rehabilitas kawasan hutan mangrove. Penanaman kembali hutan mangrove dilakukan untuk mengganti tanaman yang telah rusak atau memperbaiki kawasan abrasi.

Namun, upaya rehabilitasi ini tidak hanya sebatas menanam kembali mangrove, pentingnya upaya untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuan masyarakat setempat mengenai urgensi hutan mangrove juga menjadi salah satu upaya berkelanjutan dalam menjaga kelestarian kawasan hutan mangrove.

Keterlibatan pihak pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat lokal diperlukan dalam program penanaman dan rehabilitasi hutan mangrove. Masyarakat lokal menjadi penting karena mereka mengetahui informasi secara mendalam mengenai kondisi lingkungan yang paling terdampak oleh kerusakan mangrove.

Selain itu, pelatihan mengenai pentingnya mangrove dan cara-cara penanaman yang benar, juga diperlukan untuk meningkatkan keterampilan dan kesadaran masyarakat.

Rehabilitasi hutan mangrove bukan hanya sebagai upaya mengembalikan kondisi ekologis semula, tetapi sebagai upaya memperbaiki hubungan antara manusia dan lingkungan. Dengan melakukan pendekatan berkelanjutan, upaya rehabilitasi kawasan hutan mangrove dapat memberikan dampak positif jangka panjang terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan untuk masyarakat.

Mengingat peran hutan mangrove dalam mendukung kehidupan dan keberlanjutan ekosistem, mari bergabung dalam lindungihutan. Melalui partisipasi aktif dalam upaya penanaman dan rehabilitasi mangrove, kita dapat berkontribusi secara langsung dalam pelestarian kawasan hutan mangrove.

Sempat Mengalami Penyusutan, Rehabilitasi Mangrove di Sumatera Utara Telah Diupayakan

Referensi:

  • https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/spasial/article/view/32124
  • https://jurnal.umsu.ac.id/index.php/ekawan/article/view/938/0
  • https://dplh.sulselprov.go.id/manfaat-dan-fungsi-hutan-mangrove-untuk-kehidupan

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

WO
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini