Sumber Daya di Indonesia Cerdas, Perlu Apa Menuju Indonesia Maju?

Sumber Daya di Indonesia Cerdas, Perlu Apa Menuju Indonesia Maju?
info gambar utama

Indonesia merupakan negara agraris terbesar di dunia. Ini yang seharusnya membuat masyarakat paham, mengapa dahulu para penjajah berbondong-bondong untuk dapat menggerus dan menguasai sumber daya yang ada di bentang luasnya Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Beberapa catatan menceritakan soal perilaku Belanda kepada masyarakat Indonesia masa itu. Belanda tidak ingin masyarakat memiliki pengetahuan melebihi orang-orang Eropa, maka berbagai cara dilakukan untuk mengelabuhi. Mulai dari menciptakan kelas sosial seperti Indo, pribumi, dan Eropa sebagai kasta tertingginya.

Hal ini membuat sekolah-sekolah khusus yang sesuai dengan kelas sosial mereka. Mempersulit syarat masuknya dan membuat biaya pendidikan menjadi mahal, sehingga hanya orang-orang tertentu saja yang dapat mengenyam pendidikan dengan baik.

Mengejar Cita-Cita Sumber Daya Manusia Unggul di Desa Pesisir Gorontalo

Pengetahuan yang didapat dari sekolah orang-orang Eropa, dapat berfungsi untuk memerdekakan pikiran. Lain halnya dengan Indo pribumi. Mereka hanya mendapatkan sekolah sebagai fasilitas pendidikan untuk keperluan mempersiapkan kebutuhan industri.

Kolonialisme dan imperialisme yang berlangsung selama berabad-abad telah menjadikan rakyat Nusantara tunduk kepada Belanda. Bukan tanpa sebab mengapa hal itu dapat terjadi. Belanda paham, jika masyarakat memiliki banyak pengetahuan, mereka akan menggunakannya untuk berfikir secara logis dan kritis. Belanda takut, masyarakat paham konsep politik, ideologis, sosial, ekonomi, pertahanan, dan keamanan.

Jika masyarakat berpendidikan dan berpengetahuan, Belanda akan takut rakyat menjadi paham letak geografis bangsanya, dan potensi demografinya. Kemudian, mereka di masa depan mampu mengolah sumber daya alam yang dapat menjawab persoalan dunia. Dengan begitu, Belanda tidak akan dapat menguasai apapun yang menjadi keinginan mereka.

Tiga setengah abad lamanya, Belanda melakukan jajahan berfikir, berpendapat, bertindak, membodohi, dan membutakan masyarakat Indonesia atas apa yang seharusnya menjadi hak mereka, bahkan sebagai seorang manusia. Menciptakan propaganda melalui informasi yang dipolitisir, adalah salah satu cara licik para penjajah itu.

Dengan kebodohan massal yang dialami rakyat Indonesia, Belanda dapat melakukan apa saja. Menguasai lahan pertanian, memonopoli upah, keringat pribumi, menginjak-nginjak harkat dan martabat perempuan, dan masih banyak hal lain yang menyimpang dari perilaku wajar sebagai manusia.

Ketidaktahuan membuat manusia Indonesia yang hidup di era tersebut menjadi orang-orang yang takut. Takut jika tidak mendapatkan upah, takut jika tidak mendapat jabatan dari pemerintah Belanda atau tuan pabrik, takut jika harus melawan, atau sekedar memberikan pendapat atas sesuatu yang dianggap salah.

Sayangnya, rakyat banyak yang tidak mengerti baik buruk, atau salah benar. Barang seperti apa itu?

Mengejar Cita-Cita Sumber Daya Manusia Unggul di Desa Pesisir Gorontalo

Manusia di zaman tersebut lebih berani menjual anak atau menggadaikan istrinya kepada para pejabat Belanda untuk kemudian ditukarkannya dengan apapun yang menjadi keinginannya.

Apa yang menjadi harga diri dan kehormatan di zaman itu seolah tertukar, tergadai statusnya dengan ego yang merupakan skenario yang sudah diciptakan oleh para kolonial.

Jika rakyat Indo Pribumi mendapat pendidikan yang layak, maka hasilnya akan menjadi seperti Soekarno, Hatta, atau Sutan Sjahrir.

Belanda tak menginginkan masyarakat yang seperti mereka. Sejarah singkat diatas telah banyak di ulas. Menjadi contoh bahwa masyarakat yang terdidik, cerdas, dan berpengetahuan, dapat menjadi ancaman bagi para penguasa.

Masyarakat yang berwawasan akan mengawasi jalannya pemerintahan yang sedang diemban. Mereka akan menyuarakan apa yang seharusnya menjadi haknya sebagai manusia dan masyarakat. Rakyat akan mengkritisi kebijakan yang sebetulnya merugikan dan hanya menguntungkan sebagian pihak.

Jika berkaca pada sejarah kolonialisme dan imperialisme, penguasa lebih senang kepada masyarakat yang patuh dan tunduk.

Maka diciptakan sistem dan propaganda yang membuat kerdil masyarakatnya, dianggap sebagai gerombolan domba yang bisa dengan mudah digiring ke sana kemari, diberi makan, dilihat mana domba yang subur dan produktif untuk beranak pinak, atau dihitung kemudian dapat dijual.

Dikutip dari laman CNN Indonesia dan Kumparan.com, skor rata-rata IQ orang Indonesia diangka 78,49. Sedangkan skor rata-rata IQ manusia normal diangka 90—109. Dari data-data ini kita dapat mengukur ditingkat mana kemampuan intelektualitas orang Indonesia.

Pertanyaannya, jika dilihat dari indeks penilaian diatas, apakah setelah hampir 79 tahun kemerdekaan Indonesia ini, rendahnya kemampuan kognitif masyarakat Indonesia merupakan hal yang dipersiapkan secara sistematis? Semoga dugaan tersebut adalah hal yang tidak tepat.

Menjadi negara yang maju di lintas sektoral memerlukan banyak sumber daya manusia berkualitas. Kemampuan berfikir logis dan kritis, dengan kekuatan kognitif yang maksimal akan membuat Indonesia menjadi negara yang mampu bersaing keluar di kancah internasional.

Dengan sistem dan mekanisme pemerintahan yang ada hari ini, harusnya mendorong generasi atau masyarakat indonesia untuk dapat maju dan bersaing secara sehat. Bukan malah sebaliknya.

Transisi kekuasaan sejatinya dapat menjadi peluang untuk menciptakan sebuah jembatan yang dapat menjadi penghubung bagi sumber daya manusia yang sudah siap, mendapatkan ruang berekspresi dengan kesempatan yang sama, dan bukan orang yang itu-itu saja.

Seberapa jauh perhatian masyarakat Indonesia terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan hidup mereka dan apapun yang berkaitan dengan bangsanya baik secara ideologi, politik, sosial budaya, dan aspek lainnya, ditentukan oleh seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki oleh tiap individu masyarakat itu sendiri.

Sumber referensi:

  • Catatan Pramoedya Anantatoer - Bumi Manusia
  • Hasto Kristiyanto - Suara Kebangsaan
  • Menilik Rata-rata IQ Orang Indonesia, Terendah di Asia Tenggara - CNN Indonesia https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20230904114022-284-994434/menilik-rata-rata-iq-orang-indonesia-terendah-di-asia-tenggara
  • Berapa Rata-Rata IQ Manusia Normal? - Kumparan.com https://kumparan.com/info-psikologi/berapa-rata-rata-iq-manusia-normal-cek-di-sini-21XTDxZj4Oc/4

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RP
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini