Misteri Penulis Novel Detektif Indonesia, Mengenal S. Mara Gd

Misteri Penulis Novel Detektif Indonesia, Mengenal S. Mara Gd
info gambar utama

Kawan GNFI pasti mengenal sosok Agatha Christie. Ia adalah penulis novel misteri yang terkenal dari Inggris. Petualangan detektif Hercule Poirot yang diciptakannya menjadi favorit sepanjang masa. Bahkan, petualangan Hercule Poirot telah diadaptasi menjadi film yang berjudul “Murder on the Orient Express” (2017), “Death on the Nile” (2022), dan “A Haunting in Venice” (2023). Akan tetapi, apakah Kawan GNFI tahu bahwa Indonesia juga memiliki penulis novel detektif yang hebat?

Yuk, mari kita berkenalan dengan S. Mara Gd!

Siapa Itu S. Mara Gd?

Mara Gd seringkali disebut sebagai ratu cerita detektif Indonesia. Walaupun begitu, tidak banyak yang diketahui mengenai kehidupan pribadi beliau. Karier S. Mara Gd diawali dengan menerjemahkan novel-novel Agatha Christie. Dari situ lah, ia mulai mempelajari mengenai penulisan dengan genre novel detektif.

Pada tahun 1984, ia mulai menuliskan novel pertamanya yang berjudul Misteri Dian yang Padam. Buku tersebut baru diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka Utama pada tahun 1985. Sejak saat itu, S. Mara Gd konsisten berkarya hingga tahun 2020. S. Mara Gd pun undur diri dari dunia penulisan setelah 35 tahun berkarya dengan trilogi Misteri Terakhir.

Baca juga: Mencari Ida Nasution, Penulis Esai Angkatan 45 yang Hilang Demi Indonesia

Karakteristik Novel Misteri S. Mara Gd

Karya-karya S. Mara Gd memiliki ciri khas yang membuatnya selalu terkenang oleh pembaca. Ia dapat mengemas cerita sederhana dengan plot yang tidak mudah ditebak. Pembaca pun dibuat selalu mengira-ngira siapa sosok pelaku kejahatan. Rasa penasaran pembaca semakin memuncak karena S. Mara Gd sangat lihai dalam menciptakan tokoh. Semua tokoh yang diciptakannya memiliki motivasi untuk melakukan kejahatan, sehingga pembaca mencurigai semua orang.

Gaya penulisan S. Mara Gd cukup dipengaruhi oleh karya-karya Agatha Christie. Hal itu disebabkan oleh latar belakangnya sebagai penerjemah novel Agatha Christie. Akan tetapi, pembaca Indonesia mungkin akan merasa lebih dekat dengan karya-karya S. Mara Gd karena beliau menggunakan humor dengan bahasa sehari-hari. Lokasi kejadian pun banyak terjadi di Surabaya, sehingga sering muncul dialog khas warga Surabaya.

Novel-novel karya S. Mara Gd juga memiliki satu ciri lagi yang tidak kalah unik. Semua judul novel misteri karya beliau diawali dengan kata “misteri”. Kawan GNFI dapat melihatnya pada judul-judul seperti Misteri Asmara di Pondok Songka, Misteri Kematian Seorang Casanova, dan Misteri Pembunuhan di Kakek Bodo.

Baca juga: Mengenang Sang Penulis Lupus

Petualangan Kapten Kosasih dan Gozali

Kalau Arthur Conan Doyle punya Sherlock Holmes dan Watson, S. Mara Gd juga punya duo pemecah misterinya sendiri. Nama mereka adalah Kosasih dan Gozali. Kosasih adalah seorang kapten polisi. Sedangkan, Gozali adalah sahabatnya yang memiliki latar belakang kelam. Bersama, mereka menelusuri petunjuk-petunjuk untuk menguak pelaku kejahatan.

Mara Gd telah menuliskan hampir 40 buku mengenai petualangan Kapten Polisi Kosasih dan Gozali. Petualangan mereka berdua diawali pada novel pertama S. Mara Gd yang berjudul Misteri Dian yang Padam. Pada petualangan tersebut, kedua sahabat menyelidiki kematian Dian Ambarwati, seorang gadis berusia dua puluh tahun asal Ngawi yang merantau ke Surabaya. Ia ditemukan tewas dibunuh di antara tanaman Kolbanda. Kosasih dan Gozali pun dihadapkan dengan orang-orang dalam kehidupan Dian yang patut dicurigai.

Setelah berpetualang selama 35 tahun, Kosasih dan Gozali pada akhirnya menyelesaikan kasus terakhirnya pada trilogi Misteri Terakhir. Misteri terakhir menjadi mahakarya bagi S. Mara Gd. Dalam tiga buku, Kisah ini diawali dengan kematian Adwin Saran pada sebuah kamar hotel dengan bekas lipstik di pipinya. Tidak lama berselang, Sitra Suhendar ditusuk di punggung oleh orang yang tidak dikenal.

Alur maju dan mundur yang digunakan dalam trilogi ini semakin mendekatkan pembaca dengan kehidupan tiap tokoh. Kapten Kosasih dan Gozali pun semakin dibuat bingung oleh banyaknya orang yang menaruh dendam pada Adwin Saran. Membaca novel ini akan menjadi perpisahan yang manis bagi pembaca lama sekaligus perkenalan yang menarik bagi pembaca baru.

Baca juga: Penulis Indonesia Ternyata Buat Buku Tertebal Sejagat, Kalahkan Punya Agatha Christie

Tidak hanya petualangan Kapten Polisi Kosasih dan Gozali, S. Mara Gd juga menuliskan sejumlah petualangan lain. Terdapat petualangan pasangan Daud Hakim dan Trista yang dituliskannya pada tahun 1992-1993. Beliau juga menuliskan serial novel drama berjudul Melisa. Kontribusi S. Mara Gd pada dunia sastra Indonesia tidak dapat dianggap ringan. Setelah konsisten berkarya selama 35 tahun, beliau pantas menerima gelar Ratu Cerita Detektif di Indonesia.

Sumber:

https://www.kompasiana.com/uripwido/63b67b914addee226a154982/kasus-terakhir-totalitas-seorang-s-mara-gd?page=2

https://www.goodreads.com/series/115846-kapten-polisi-kosasih-dan-gozali

https://gpu.id/author/35127/s-mara-gd

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini