5 Surat Kabar Pada Masa Kolonial Belanda

5 Surat Kabar Pada Masa Kolonial Belanda
info gambar utama

Saat itu, surat kabar menjadi salah satu alat untuk menyebarkan berita dan informasi, serta menjadi corong bagi gagasan-gagasan kebangsaan. Dari satu surat kabar ke surat kabar lainnya, jejak pergerakan pers pada masa tersebut tercatat dalam sejarah dengan beragam cerita dan perannya yang krusial.

Koran-Koran yang Pernah Terbit di Masa Kolonial

1. Bataviasche Nouvelles

Bataviasche Nouvelles | Wikimedia Commons (Unknown)
info gambar

Surat kabar ini menjadi tonggak awal penerbitan pers di Indonesia pada tanggal 7 Agustus 1744 oleh Jan Erdman Jordens. Meski hanya bertahan selama satu tahun, Bataviasche Nouvelles mencatat sejarah sebagai surat kabar pertama yang dicetak di tanah air. Gagasan-gagasan di dalamnya menjadi salah satu awal pergerakan pers di negeri ini.

Kisah Para Loper Koran, Penyambung Informasi Terbaru untuk Masyarakat

2. Javasche Courant

Javasche courant edisi 21 Februari 1835
info gambar

Pada tahun 1828, Javasche Courant lahir dengan misi menyebarkan berita resmi, termasuk berita pelelangan dan kutipan dari surat kabar Eropa. Di antara halamannya, sajak Multatuli pada tahun 1845 turut memperkaya konten surat kabar ini.

3. Het Semarangsche Niuews en Advertentieblad

Het Semarangsche Nieuws en Advertentieblad yang berganti nama menjadi De Locomotief

De Locomotief edisi 14 Juli 1865 || Wikimedia Commons: De Groot, Kolff & Co

Di Semarang, surat kabar ini memperlihatkan fleksibilitasnya dengan mengganti namanya menjadi de Locomotief pada tahun 1862, menandai pembukaan jalur kereta api pertama oleh Pemerintah Hindia Belanda. Dalam perjalanannya, surat kabar ini juga memberikan ruang bagi bahasa-bahasa lokal seperti Jawa, Cina, dan Arab.

4. Bromartani dan Djoeroemartani

Koran Bromartani
info gambar

Di Surakarta, Bromartani menjadi surat kabar berbahasa Jawa tertua pada tanggal 21 Maret 1855, sementara di Ternate, Bintang Betawi dan Pemberita Betawi turut memberi ruang bagi bahasa Melayu. Surat kabar berbahasa daerah ini memberikan akses bagi masyarakat lokal untuk terlibat dalam perbincangan publik.

5. Medan Prijaji

Koran Medan Prijaji edisi 2 April 1910
info gambar

Di awal abad ke-20, Medan Prijaji lahir sebagai tonggak jurnalistik Indonesia, dipimpin oleh Raden Mas Djokomono atau RM Tirto Adhie Soeryo. Peran surat kabar ini tidak hanya sebagai penyampai berita, tetapi juga sebagai penyebar gagasan dan semangat perjuangan kebangsaan.

Sejarah Perkembangan Surat Kabar di Indonesia

Perjalanan panjang penerbitan pers di Indonesia dimulai sejak zaman penjajahan Belanda pada awal abad ke-18. Saat itu, Belanda menggunakan surat kabar sebagai alat untuk menyebarkan berita dan informasi, serta memperkuat dominasinya di Hindia Belanda.

Pada tahun 1744, terbitlah Bataviasche Nouvelles, surat kabar pertama yang dicetak di Indonesia. Meskipun hanya bertahan selama satu tahun, Bataviasche Nouvelles memberikan jejak awal perkembangan pers di negeri ini.

Pada tahun-tahun berikutnya, penerbitan pers mengalami peningkatan, baik dalam jumlah maupun variasi. Pada awal abad ke-19, Javasche Courant menjadi salah satu surat kabar yang berperan penting dalam menyebarkan berita resmi pemerintahan Hindia Belanda. Namun, peran pers pada masa itu masih terbatas sebagai alat komunikasi pemerintah Belanda kepada rakyat.

Pada pertengahan abad ke-19, terjadi perkembangan signifikan dalam penerbitan pers berbahasa daerah. Surat kabar seperti Bromartani dan Djoeroemartani mulai muncul, memberikan suara bagi masyarakat lokal untuk terlibat dalam perbincangan publik. Selain itu, surat kabar berbahasa Melayu juga mulai bermunculan, menunjukkan diversifikasi dalam media cetak di Hindia Belanda.

Di tengah semangat perjuangan kebangsaan yang semakin menguat, penerbitan pers juga mulai mengambil sikap politis. Medan Prijaji, yang terbit pada awal abad ke-20, menjadi tonggak jurnalistik Indonesia dengan memberikan ruang bagi gagasan-gagasan kebangsaan dan semangat perlawanan terhadap penjajah.

Kisah Singkat Al Juab, Koran Berbahasa Melayu Pertama di Indonesia

Masa pendudukan Jepang pada tahun 1942 hingga 1945 juga memberikan dampak besar terhadap penerbitan pers di Indonesia. Meskipun pada awalnya masih ada beberapa surat kabar yang dapat beredar. Namun, kemudian pemerintah pendudukan Jepang menutup sebagian besar media independen dan mengontrol penerbitan surat kabar sesuai dengan kepentingan mereka.

Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tahun 1945, penerbitan pers menjadi semakin berkembang sebagai salah satu sarana untuk menyebarkan semangat kemerdekaan dan membentuk opini publik. Surat kabar seperti Berita Indonesia, Merdeka, dan Negara Baroe lahir sebagai wadah untuk menyuarakan gagasan-gagasan kebangsaan.

Dalam suasana perjuangan mempertahankan kemerdekaan, para wartawan dan penerbit pers menjadi pilar penting dalam menyebarkan informasi dan semangat kebangsaan kepada masyarakat. Meskipun dihadapkan pada berbagai kendala dan tekanan dari pihak penjajah, pers terus berperan aktif dalam perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia.

Jejak perjalanan surat kabar pada masa kolonial Belanda tidak hanya mencerminkan dinamika perkembangan media di Indonesia, tetapi juga menjadi saksi bisu perjuangan dan semangat kebangsaan pada masa itu. Dari Bataviasche Nouvelles hingga Medan Prijaji, setiap surat kabar menjadi bagian tak terpisahkan dalam perjalanan panjang menuju kemerdekaan Indonesia. Dalam era yang penuh dengan tantangan, pers memiliki peran penting sebagai penyebar informasi, penyokong gagasan kebangsaan, dan suara bagi keadilan.

Referensi:

  • https://nationalgeographic.grid.id/read/132459911/koran-bataviasche-nouvelles-upaya-voc-hilangkan-citra-korupsi?page=all
  • https://mpn.kominfo.go.id/index.php/2012/07/19/penerbitan-pers-di-masa-penjajahan-dan-awal-kemerdekaan-indonesia/#:~:text=Masa%20Penjajahan%20Belanda,sering%20dipendekkan%20menjadi%20Bataviasche%20Nouvelles.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini