3 Legenda Rakyat Populer yang Menemani Masa Kecil, Mana Cerita Favoritmu?

3 Legenda Rakyat Populer yang Menemani Masa Kecil, Mana Cerita Favoritmu?
info gambar utama

Buku-buku cerita legenda rakyat daerah di Indonesia memiliki peran yang tak tergantikan dalam menemani masa kecil masyarakat Indonesia. Ceritanya selalu menarik untuk dibaca sebagai dongeng pengantar tidur maupun mengisi waktu senggang. Tak jarang yang alur ceritanya menghibur, penuh gelak tawa, dan keceriaan. Isi ceritanya pun tak kalah kaya akan pesan moral kehidupan.

Hal itu membuat keberadaan cerita-cerita legenda rakyat masih terus eksis melintasi batas generasi demi generasi.

Berikut 3 legenda rakyat populer yang menemani masa kecil:

Legenda Roro Jonggrang

Roro Jonggrang adalah sebuah legenda populer dari daerah Yogyakarta. Kisahnya mengangkat tentang perjuangan tokoh utama yang seorang putri raja yang cantik bernama Roro Jonggrang. Cerita cintanya bersama Bandung Bondowoso sangat melegenda hingga saat ini.

Diketahui bahwa pada zaman dahulu kala terdapat sebuah kerajaan Jawa Kuno. Di sana hiduplah seorang raja bernama Prabu Baka. Ia memiliki seorang putri bernama Roro Jonggrang. Roro Jonggrang adalah putri nan cantik jelita dan baik. Namun, hal itu berubah ketika kerajaannya mengalami pertempuran sengit dengan Bandung Bondowoso.

Legenda Situ Patenggang, Saksi Bisu Kisah Cinta Prabu Kian Santang

Perang berakhir dengan kemenangan di tangan Bandung. Prabu Baka tewas saat beradu kekuatan dengan Bandung Bondowoso. Setelah kemenangannya, Bandung Bondowoso menguasai kerajaan dan memutuskan untuk menikahi Roro Jonggrang. Namun, Roro Jonggrang menolak dengan tegas karena dendam atas kematian Ayahandanya.

“Jika kau tidak mau menikah denganku, hidupmu akan sengsara. Semua penduduk desa pun akan kubuat menderita,” ancam Bandung Bondowoso

Ancaman itu membuat Roro Jonggrang menjadi ragu dan berakhir menerima tawaran nikah dari Bandung Bondowoso dengan sebuah syarat.

“Baiklah, Bandung Bondowoso. Aku mau menikah denganmu, asalka kau bisa memenuhi syarat dariku. Buatlah 1000 candi dan dua buah sumur dalam waktu satu malam,” ujar Roro Jonggrang.

Tanpa berpikir lama, Bandung Bondowoso menyanggupi syarat dari Roro Jonggrang.

Pada malam harinya, Bandung Bondowoso mulai membuat membangun 1000 candi dan dua buah sumur dengan bantuan pasukan jinnya. Roro Jonggrang yang diam-diam menyaksikan hal tersebut merasa gelisah. Ia pun memiliki ide untuk menggagalkan usaha Bandung.

Ia memanggil semua dayang untuk membakar jerami di sebelah timur dan membunyikan lesung. Tujuannya agar ayam ayam lekas bangun dan berkokok, eolah-olah hari pagi. Mendapati langit timur berwarna jingga dan ayam berkokok, pasukan jin milik Bandung Bondowoso mengira hari sudah pagi dan lekas pergi. Padahal candi masih kurang satu lagi.

Bandung Bondowoso marah dan kecewa ketika mengetahui bahwa itu semua ulah Roro Jonggrang. Ia kemudian mengutuk Roro Jonggrang menjadi sebuah arca. Kini, candi buatan Bandung Bondowoso tesebut dikenal dengan nama Candi Prambanan atau Candi Roro Jonggrang.

Legenda Sangkuriang

Sebuah cerita rakyat dari Jawa Barat yang mengisahkan tentang sosok sangkuriang dan asal usul tangkuban perahu.

Pada suatu hari, Sangkuriang memutuskan untuk berburu di hutan dan bertemu wanita cantik bernama Dayang Sumbi. Dayang Sumbi sendiri adalah ibu kandung Sangkuriang. Namun, keduanya tidak menyadari hal itu.

Reog Ponorogo, Mengungkap Kesenian Jawa Timur melalui Legenda

Semakin lama mereka dekat, Dayang Sumbi pun tersadar bahwa laki laki itu adalah anaknya. Ia melihat bekas luka di kepala calon suaminya itu yang mirip dengan bekas luka anaknya. Namun, Sangkuriang terlanjur jatuh cinta dan memintanya agar menjadi istrinya. Dayang Sumbi pun berusaha menggagalkan lamarannya dengan memberi Sangkuriang syarat, membuat sebuah danau dan perahu dalam waktu semalam.

Sangkuriang menyetujui hal itu. Segeralah ia mengerjakannya dengan bantuan makhluk gaib yang bernama Tumang, seekor anjing sakti. Saat hampir selesai, Dayang Sumbi ketakutan dan merancang rencana untuk menghentikan Sangkuriang dengan membuat seolah-olah matahari telah terbit.

Sangkuriang marah besar karena gagal memenuhi tantangan dan gagal menikah dengan Dayang Sumbi. Dengan kekuatannya, ia menjebol bendungan yang dibuatnya, menyebabkan banjir di seluruh wilayah. Perahu yang dibuatnya pun turut ditendang dan berubah menjadi gunung di utara kota Bandung yang bernama “Tangkuban Perahu.”

Legenda Danau Toba

Danau Toba adalah sebuah danau terbesar di Indonesia. Letaknya di wilayah Sumatera Utara. Keindahannya pemandangannya menjadi daya pikat banyak orang dari penjuru daerah. Selain menawarkan keindahan pemandangan, Danau Toba menyimpan sebuah kisah legenda yang sudah turun temurun dipercayai masyarakat.

Alkisah pada zaman dahulu, seorang pemuda bernama Toba sedang mencari ikan di sungai. Tidak selang lama ia mendapatkan seekor ikan yang besar dengan sisik kuning keemasan. Hewan itu tampak berkilauan saat terkena sinar matahari.

Namun, saat Toba melepaskan mata kail dari ikan tersebut, keajaiban terjadi. Ikan berubah menjadi seorang perempuan manis dan cantik. Ternyata ia adalah ikan yang dikutuk dewa karena melanggar larangan besar.

Melihat perempuan cantik berada di depannya, yang ada di pikiran Toba adalah niat untuk memperistri perempuan tersebut.

“Bersediakah engkau menikah denganku?,” tanya Toba.

“Baiklah aku bersedia, tapi dengan satu syarat, yaitu Tuan dapat menutup rapat rapat rahasiaku. Jangan sekali-kali Tuan menyebutku adalah seekor ikan.”

“Baiklah, aku berjanji akan menutup dengan rapat rahasiamu. Itu hanya akan menjadi rahasi kita berdua. Aku janji. ”

Legenda Daerah Memperkenalkan Anak-Anak pada Dunia Khayalan

Setelah itu mereka pun menikah dan dikaruniai anak laki laki bernama Samosir. Sayangnya, Samosir tumbuh menjadi sosok yang pemalas. Ia enggan sekali membantu ke dua orang tuanya.

Pada suatu ketika, Samosir dimintai ibunya mengantar makanan dan minuman untuk ayahnya yang bekerja di ladang. Kali ini, Samosir rela berangkat meskipun dengan terpaksa. Saat di jalan, Samosir merasa lapar. Ia pun memakan sebagian jatah makan ayahnya.

Alangkah terkejutnya Toba yang kelaparan setelah bekerja keras dari pagi, melihat bekalnya yang tinggal sedikit. Samosir dengan menjelaskan dengan jujur bahwa ia memakan sebagian bekalnya karena lapar. Hal itu tidak mengubah apapun. Toba malah semakin marah dan memaki Samosir.

“Dasar anak tidak tahu diuntung. Dasar kau, anak keturunan ikan!” Toba telah mengikari janji dengan istrinya.

Samosir sedih dan langsung pulang ke rumah. Menceritakan apa yang terjadi kepada ibunya. Mendengar pengaduan anaknya, ibu Samosir merasa sedih dan murka. Setelah kejadian tersebut, secara ajaib Samosir dan ibunya menghilang. Tanah pijakan mereka mulai mengeluarkan air secara deras.

Dalam waktu cepat, permukaan tanah menggenang. Berubah menjadi sebuah danau yang kemudian diberi nama Danau Toba. Di tengah danau terdapat pulau yang diberi nama Pulau Samosir. Konon itu adalah tempat di mana Samosir dan ibunya berpijak terakhir kali.

Itulah beberapa cerita legenda rakyat yang pernah menemani masa kecil Kawan GNFI. Masih banyak sekali legenda rakyat dari penjuru daerah Indonesia yang dapat dibaca dan dipelajari isi pesan moralnya.

Legenda rakyat manakah yang menjadi favorit kawan GNFI?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

LR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini