Mengatasi Social Loafing, Malas Bekerja yang Perlu Diberantas

Mengatasi Social Loafing, Malas Bekerja yang Perlu Diberantas
info gambar utama

Ketika Kawan GNFI bersekolah hingga duduk di bangku perkuliahan, bahkan sampai memasuki dunia kerja, Kawan tidak akan terlepas dari pekerjaan yang mengharuskan bekerja secara berkelompok. Seperti pepatah mengatakan “berat sama dipikul ringan sama dijinjing.” Jadi, jika Kawan mengerjakan sesuatu pekerjaan secara berkelompok, itu seharusya memang akan meringankan.

Namun, itu akan jadi ringan dengan syarat jika Kawan GNFI tidak mengalami tekanan ingin marah dan kesal ketika teman satu kelompok hanya ongkang-ongkang kaki alias terima jadi dan bahkan tanpa mau terlibat dalam prosesnya.

Jadi, apakah tentu jika mengerjakan pekerjaan secara berkelompok Kawan GNFI tetap merasa ringan? Ya, belum tentu, dong! Nah, ternyata perilaku seperti itu dalam perspektif psikologi disebut social loafing.

Apa Itu Social Loafing?

Jika ditinjau dari perspektif psikologi, hal tersebut merujuk pada teori kemalasan sosial atau social loafing. Menurut Baron & Byrne, kemalasan sosial atau social loafing ini terjadi ketika ada penurunan motivasi dan usaha seseorang saat bekerja secara bersama-sama dalam kelompok dibandingkan ketika si orang tersebut bekerja seorang diri.

Sedikit penggambaran, bahwa dalam kinerja berkelompok pasti ada saja satu atau beberapa anggota yang sering hilang tanpa kabar. Ada juga yang menjadi pengamat yang baik tanpa membantu sama sekali, atau sedikit-sedikit bilang sibuk ini dan sibuk itu. Kemudian, tidak sedikit yang terkesan menumpang nama saja dalam kelompok.

Hal-hal semacam itu sudah seperti duri dalam daging. Niat hati ingin meringankan pekerjaan, tapi tekanan kesal di hati karena orang-orang semacam itu berpotensi jadi penghambat keefektifan kinerja kelompok.

Orang-orang dengan perilaku social loafing ini hobinya mengandalkan teman sekelompoknya dan orang lain lagi. Bisa dipastikan bahwa keefektifan kinerja dalam kelompok akan berantakan total.

Beban pekerjaan jadi berat sebelah. Belum lagi dikejar deadline akhirnya lembur. Namun, jika ditilik pada hukum sebab-akibat, kalau sesuatu hal terjadi, pasti ada penyebab yang menyertainya. Hal itu berlaku juga pada si orang-orang yang punya perilaku social loafing.

Suka Mengurangi Kontribusi di Kelompok? Mari Kenali Istilah Social Loafing

Mengapa Ada Social Loafing?

Tanggung jawab adalah sesuatu yang amat sakral dan berintegritas tinggi. Pun dengan tanggung jawab untuk berkontribusi dalam tugas kelompok. Jadi, tidak setiap orang memiliki kemampuan itu. Sehingga, ada penyebab mengapa social loafing ini ada.

Alasan yang menyertai seseorang dengan perilaku social loafing bisa beragam macamnya. Mulai dari rasa terasing saat berada dalam kelompok tersebut atau rasa memiliki dalam kelompok belum ada. Sehingga, tidak memprioritaskan tugas dan tanggung jawabnya dalam kelompok. Ada juga karena si orang tersebut merasa tidak di hargai dalam kelompoknya.

Bentuk lainnya juga bisa merujuk pada kesan anggota-anggota kelompok yang menyepelekan pendapatnya, menyepelekan kehadirannya, atau ketika ada yang berusaha aktif di kelompok. Namun, tanggapan yang ada sangat sedikit entah karena apa.

Selain itu, dalam kelompok tersebut, muncul kelompok-kelompok kecil yang mana tidak ada yang cocok dengan teman Kawan tersebut. Pada akhirnya, ia menjauh karena merasa terasing sampai tiap diajak kerja tim pasti ada seribu alasan.

Alasan lainnya karena tidak adanya keterbukaan dalam kelompok tersebut, seperti banyak rahasia atau misteri istilahnya. Sehingga, teman Kawan merasa tersisihkan. Level paling tinggi untuk alasan perilaku social loafing ada yaitu karena orang tersebut memang sudah masa bodoh dengan tanggung jawab atau ikut-ikutan numpang nama saja.

Cara Mengatasi Social Loafing

Lantas, bagaimana mengatasi kemalasan sosial atau social loafing ini? Berikut 5 tips mengatasi hal ini!

Kisah Inspiratif Gusti Hamdan Firmanta, Founder Urunan Kebaikan dan Penggerak Sosial

Tetapkan Aturan dan Tujuan yang Jelas

Menetapkan tujuan merupakan hal yang utama. Hal tersebut berkaitan dengan arah kelompok mau dibawa ke mana dalam mengerjakan tugas.

Setelah itu, menetapkan aturan juga sama pentingnya dalam kerja kelompok. Buat apa saja hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan dan telah disepakati semua anggota. Sehingga, setiap anggota merasa turut serta terlibat dan bertanggung jawab dalam kelompok.

Membuat Komitmen ketika Kelompok Terbentuk

Komitmen sangat penting dibuat di awal terbentuknya kelompok. Sebab, dengan adanya komitmen, akan meningkatkan kontribusi dalam kinerja kelompok. Sebisa mungkin poin-poin dalam kewajiban dibuat rinci dan tidak multitafsir. Sehingga, setiap anggota kelompok bisa memahaminya dengan jelas.

Membangun Kekompakan Kelompok

Kekompakan kelompok bisa dibentuk melalui komunikasi dalam tim. Selain itu, biasakan saling membantu hingga saling percaya pada setiap anggota.

Keterbukaan komunikasi diperlukan agar setiap anggota bisa mengetahui informasi tanpa merasa tersisihkan. Kemudian, perlu saling membantu dalam memecahkan setiap permasalahan. Sehingga, rasa keterasingan dalam kelompok bisa terkikis dan setiap anggota bisa memunculkan rasa kepemilikan.

Membagi Tugas dan Tanggung Jawab dengan Merata

Adanya peran pembagian yang merata ini perlu dibentuk untuk meminimalisasi kelebihan dan kekurangan beban kerja. Setiap anggota kelompok diberikan tugas dan tanggung jawab yang porsinya tidak memberatkan sebelah pihak.

Adapun untuk mendongrak semangat, bisa diberikan penghargaan yang bersifat tidak harus materi, tetapi dengan memberikan pengakuan atas prestasi dan kontribusi anggota dalam kelompok.

Melakukan Pengawasan dan Evaluasi

Mari bersama-sama melakukan pengawasan antaranggota. Lakukan juga evaluasi bersama maupun mandiri. Introspeksi diri sejauh apa keterlibatan Kawan GNFI jika kamu adalah bagian dari kelompok.

Social Loafing, Sebutan Bagi Anggota Kelompok yang Malas Berkontribusi

Jadi, itulah informasi seputar social loafing dari apa hingga penyebab dan tips untuk mengatasinya. Semoga bermanfaat, ya!

Sumber:

https://www.bdksurabaya-kemenag.id/artikel/cara-mengatasi-social-loafing-dalam-kelompok-kerja

https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/691816

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

LA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini