Selokan Mataram, Intrik Sultan Menyelamatkan Rakyat Yogyakarta dari Kekejaman Jepang

Selokan Mataram, Intrik Sultan Menyelamatkan Rakyat Yogyakarta dari Kekejaman Jepang
info gambar utama

Yogyakarta sebagai daerah istimewa memiliki sejarah panjang yang bisa terus digali tanpa henti. Setiap sudut dan nuansa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengingatkan kita akan perjuangan bangsa dalam satu-satunya tanah monarki yang diakui di Indonesia.

Salah satu tempat bersejarah yang terlihat biasa-biasa saja bahkan sering dilewati oleh masyarakat umum adalah Selokan Mataram. Pada umumnya, Selokan Mataram hanya akan terlihat seperti saluran irigasi yang mengalirkan air ke sebagian tempat di Yogyakarta. Namun, ada sejarah unik yang bisa Kawan kulik lebih dalam.

Mengenal Selokan Mataram

Selokan Mataram sebagai saluran yang tua memiliki panjang 30,8 km yang mengairi areal pertanian seluas 15.734 ha. Selokan Mataram berhulu di Bendungan Karangtalun, Desa Bligo, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang dan berhilir di tempuran Sungai Opak, di wilayah Desa Randugunting, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman.

Bendungan Karangtalun sebagai hulu terbagi menjadi dua aliran yaitu Selokan Van Der Wijk dan Selokan Mataram. Bendungan Karangtalun dan Selokan Van Der Wijk sudah dibangun terlebih dahulu pada masa pemerintahan Belanda. Nama Selokan Mataram sendiri disematkan karena kanal irigasi tersebut berada di wilayah Mataram. Bahkan ada yang menyebut dengan “Kali Malang” karena sumber utama berasal dari sungai tersebut dan letaknya melintang atau malang.

Memori Kotagede: Telapak Jejak Ibu Kota Mataram Islam yang Menolak Terpinggirkan

Secara geografis aliran kanal ini melewati dan membagi wilayah Yogyakarta. Dari barat, aliran airnya mengairi Kecamatan Moyudan, Kecamatan Minggir, Kecamatan Seyegan, dan Kecamatan Mlati. Di bagian tengah, aliran Selokan Mataram juga membelah kawasan kampus UGM di Bulaksumur, serta kawasan Babarsari. Di bagian selatan, aliran airnya mengairi persawahan Kabupaten Bantul dan sekitarnya, serta daerah bagian timur Kalasan dan Prambanan.

Penyelamatan Rakyat Melalui Pembangunan Irigasi

Selokan Mataram dibangun pada tahun 1942 dan selesai pada tahun 1944 pada masa penjajahan Jepang di Hindia Belanda. Saluran ini berhasil menghubungkan Sungai Progo di sebelah barat dan Sungai Opak di sebelah timur sebagai saluran irigasi pertanian. Selokan Mataram oleh pihak Jepang disebut dengan sebutan Gunsei Hasuiro atau Gunsei Yosuiro yang berarti saluran irigasi keperluan militer dan sarana pemasok bahan makanan (irigasi pertanian).

Pembuatan Selokan Mataram adalah hasil diplomasi antara Sri Sultan Hamengku Buwana IX dengan pihak Jepang agar rakyat Yogyakarta tidak diikutsertakan dalam program romusha (kerja paksa). Sultan khawatir dan paham bahwa pekerja romusha akan dibawa ke suatu proyek pemerintah Jepang di mana pun itu. Umumnya banyak yang tidak kembali bahkan bisa berbuah mengenaskan dan meninggal dunia.

Sosok Sultan HB IX, Aristokrat yang Memiliki Jiwa Demokrasi

Sultan menawarkan jasa pembangunan irigasi yang akan menguntungkan logistik perang dan pertanian Jepang. Tawaran tersebut hanya intrik untuk menarik Jepang sehingga membiarkan Yogyakarta membangun daerahnya sendiri. Semua itu dilakukan agar rakyat selamat dan ditempatkan untuk bekerja sukarela membangun saluran irigasi yang bisa dinikmati sendiri.

Selokan Mataram Yogyakarta
info gambar

Dalih tersebut diterima dan Jepang rela mendanai proyek tersebut sebesar 1.6 juta gulden. Pembangunan ini tidak memakan korban sebagaimana romusha dengan melibatkan lebih dari 1,2 juta buruh yang diupah dan 68.000 pekerja sukarela. Pekerja ini diambil dari berbagai pemuda di wilayah Yogyakarta tanpa diberikan upah kerja dan disebut dengan kerik aji.

Dari Irigasi hingga PLTA, Inilah Peran Bendungan untuk Ketahanan Air dan Pangan Nasional

Bahkan penyebutan “Kali Malang” konon bukan berasal dari alur lintang sungainya namun untuk menghargai upaya Sultan untuk malang atau menghalangi Jepang agar tidak mengambil rakyat sebagai romusha. Langkah cerdik Sultan Hamengku Buwana IX telah berhasil menyelamatkan rakyat Yogyakarta juga membangun saluran irigasi yang bermanfaat bagi pertanian masyarakat.

Sekarang, Selokan Mataram menjadi salah satu saluran irigasi primer di Daerah Irigasi Karangtalun. Selain untuk irigasi pertanian, selokan bersejarah ini juga masih digunakan untuk kegiatan bersantai para warga hingga memancing di pinggiran saluran. Selokan Mataram akan selalu menghiasi sudut-sudut Yogyakarta yang kaya akan sejarah dan penuh dengan makna.

Referensi

  • https://jogjacagar.jogjaprov.go.id/detail/716/selokan-mataram
  • https://jogjaprov.go.id/berita/selokan-mataram-kanal-legendaris-penyelamat-rakyat-yogyakarta
  • https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/10/02/230844578/7-fakta-selokan-mataram-cagar-budaya-yogyakarta-yang-akan-dilewati-tol?page=all#google_vignette

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini