Mengenal 4 Tato Simbol Pembagian Kerja ala Suku Mentawai

Mengenal 4 Tato Simbol Pembagian Kerja ala Suku Mentawai
info gambar utama

Salah satu cara termudah untuk mengenali suku Mentawai yang berasal dari Kepulauan Mentawai di Sumatera Barat adalah dengan melihat torehan tato yang terdapat pada tubuh mereka.

Tato bagi suku Mentawai bukan sesuatu yang asing, sebab telah hadir cukup lama di kepulauan Mentawai. Berdasarkan perkiraan pakar, tato telah ada di sana sejak masuknya Proto Melayu ke Indonesia, yakni tahun 1500—500 SM.

Tato telah menjadi bagian dalam kehidupan suku Mentawai. Tato bukan sekadar riasan atau hiasan bagi tubuh mereka, apalagi untuk gagah-gagahan. Di balik setiap motif atau corak pada tato tersebut, tersirat makna yang mendalam.

Tato suku Mentawai yang unik ini juga bukan hanya tradisi turun-temurun semata. Melainkan lebih dari itu, mengandung makna dan nilai-nilai yang sakral. Setiap tato dengan motif khasnya telah menjadi simbol pengenal dan jati diri orang Mentawai.

Suku Mentawai yang menganut kepercayaan Arat Sabulungan, membuat budaya bertato lekat sebagai sebagian dari kehidupan suku Mentawai. Tato dengan motif-motif dedaunan dan hewan buruan, sesuai dengan penggambaran kepercayaan Arat Sabulungan.

Filosofi Mendalam Tato Suku Mentawai, Seni Rajah Tertua di Dunia

Setiap motif memiliki peruntukan berbeda, demikian pula dengan motif-motif tato yang menyimbolkanan struktur kemasyarakatan suku Mentawai. Fungsi tato di sini menjadi penanda pembagian pekerjaan di kalangan kaum laki-laki.

Terdapat empat struktur pembagian kerja yang didasarkan pada tatanan aliran kerja suku Mentawai. Jenis-jenis atau pengkategorian pekerjaan tersebut ditentukan oleh kedudukan orang yang mengemban pekerjaan tersebut.

Berikut empat penggolongan pembagian kerja tersebut, yakni Si Bakat Lagai, Si Mabajak Lagai, Rimata, dan Sikerei.

1. Si Bakat Lagai

Status si bakat lagai diberikan kepada orang atau suku pertama yang berhasil membuka sebuah perkampungan. Posisi ini bisa berlangsung permanen seumur hidup, tetapi bisa pula disandang secara bergilir.

Orang yang menyandang status sebagai si bakat lagai umumnya diberi tato penanda pada dadanya. Motif tatonya adalah titi durukat, yang berfungsi sebagai penanda suatu wilayah.

Ada bermacam-macam motif titi durukat, tergantung pada wilayah dia berasal. Motif tato ini hanya dikenakan pada kaum laki-laki.

Tradisi Unik dan Menyakitkan dari Suku Mentawai

2. Si Mabajak Lagai

Si mabajak lagai disandangkan pada orang yang tertua dalam sebuah suku. Orang ini mengemban tugas bagi kepentingan kaum sesukunya.

Orang yang menduduki posisi si mabajak lagai ini diberi penanda dengan motif tato yang sama dengan si bakat lagai, yakni motif titi durukat yang menandakan dia berasal dari wilayah yang sama.

Hal yang membedakan Si Mabajak Lagai dan masyarakat dalam satu sukunya adalah pakaian adat yang dikenakannya.

3. Rimata

Rimata merupakan kepala suku yang diangkat oleh si mabajak lagai. Seseorang yang menyandang status rimata, dia mengemban tugas sebagai pemimpin dalam berbagai upacara suci suku Mentawai.

Upacara-upacara suci tersebut antara lain punen lalep (upacara pemberkatan rumah baru), punen kukuret (upacara berburu kera), dan punen enegat (upacara insisasi).

Motif tato yang dikenakan pada tubuh orang dengan status rimata, menjadi motif utama yang sekaligus berfungsi untuk mengenali asal-muasal sukunya.

5 Fakta Menarik tentang Kabit Sikerei, Celana Unik Tabib Suku Mentawai

4. Sikerei

Sikerei tak lain adalah seseorang yang menyandang tugas sebagai tabib atau dukun. Status ini merupakan salah satu posisi penting dalam struktur masyarakat suku Mentawai.

Seseorang dengan status sebagai sikerei, mengemban tanggung jawab penuh dalam hal menjaga harmoni atau keselarasan dan kesehatan bagi kehidupan masyarakat sukunya.

Motif tato yang digunakan sikerei bernama sibalubalu yang dikenakan pada pangkal lengan. Motif ini bercorak bintang yang menyimbolkan kesuburan serta penjaga kesehatan suku Mentawai dari gangguan penyakit dan roh-roh jahat.

Sumber:
https://hima.fib.ugm.ac.id/tato-sebagai-simbol-struktur-kemasyarakatan-suku-mentawai/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AK
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini