5 Fakta Menarik tentang Kabit Sikerei, Celana Unik Tabib Suku Mentawai

5 Fakta Menarik tentang Kabit Sikerei, Celana Unik Tabib Suku Mentawai
info gambar utama

Unggahan foto di akun Instagram grup band Red Hot Chili Peppers (RHCP) menarik perhatian netizen. Tampak vokalis band Red Hot Chili Peppers, Anthony Kiedis, duduk diapit dua orang sikerei atau tabib dari suku Mentawai, yang bertelanjang dada dan hanya mengenakan kabit.

"3 Shamans tobacco ceremony", demikian takarir singkat pada unggahan di akun RHCP @chilipeppers tersebut. Kiedis tampak sedang duduk santai dan turut bertelanjang dada. Ia sedang mengisi waktu untuk berlibur di Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat (Sumbar).

Sikerei, tabib suku Mentawai yang kerap disebut juga dengan sebutan dukun, menemani Kiedis. Keduanya terlihat mengenakan sejenis ikat kepala, aksesoris, dan tentu saja kabit yang khas. Sudah lazim bagi Laki-laki suku Mentawai tidak mengenakan busana atasan.

Kabit sikerei yang dikenakan menandai bahwa keduanya bukan suku Mentawai yang biasa-biasa saja. Sebab kabit sikerei hanya boleh dikenakan oleh suku Mentawai yang menyandang status khusus sikerei, sang tabib.

Untuk mengenal lebih dekat perihal kabit sikerei dari tabib suku Mentawai tersebut, berikut uraian 5 fakta menarik tentang kabit sikerei, yakni cawat atau celana unik tabib dari suku Mentawai tersebut.

Sikerei, Dukun Pengobatan yang Hubungkan Dunia dengan Alam Roh

1. Terbuat dari Pohon Tarap

Kabit sikerei terbuat dari kulit kayu pohon bernama tarap (Artocarpus). Pohon tarap atau terap ini sejenis pohon buah, marga pohon nangka.

Namun, berbeda dengan pohon nangka yang kita kenal dan mudah dijumpai. Buah pohon tarap ini berupa nangka dalam ukuran kecil dengan aroma kuat.

Sebagai informasi, buah pohon tarap ini dikenal juga di berbagai kawasan lain, misalnya, marang di Mindanao, lumuk di Sabah, timadang di Sarawak, atau Johey oak di Inggris.

2. Hanya Boleh Digunakan oleh Sikerei

Cawat atau celana unik ini semula digunakan oleh semua lelaki dari suku Mentawai. Namun, dalam perkembangannya lebih lanjut, terjadi perubahan ketentuan di mana diberlakukan pembatasan penggunaan.

Kabit sikerei ini kemudian hanya boleh dikenakan oleh sikerei, yakni seorang laki-laki yang menyandang status tabib di suku Mentawai.

Selain menjalankan fungsi sebagai pemimpin upacara adat, sikerei juga dikenal memiliki kemampuan dalam pengobatan tradisional dan penyembuh secara lebih luas.

Tradisi Unik dan Menyakitkan dari Suku Mentawai

3. Dibatasi 100 Lembar

Selain pembatasan siapa yang boleh menggunakan kabit dari suku Mentawai ini, juga ada pembatasan yang unik. Kabit atau cawat sikerei ini tidak boleh dibuat secara serampangan.

Menurut ketentuan dari suku Mentawai, kabit sikerei ini hanya boleh dibuat atau diproduksi dalam jumlah tertentu. Pembatasan jumlah tersebut, yakni maksimal 100 lembar. Tidak boleh lebih dari itu.

4. Kearifan Lokal

Pembatasan jumlah pembuatan kabit sikerei ini menurut Tim Kajian Bidang Pengkajian dan Pengumpulan Museum Nasional, merupakan sebuah kearifan lokal.

Menurut Valentina, antropolog dari Museum Nasional, kearifan lokal ini dimaksudkan untuk mempertahankan kelangsungan atau kelestarian pohon tarap.

"Ini merupakan bagian dari kearifan orang Mentawai karena hutan dan alam merupakan bagian dari kehidupan mereka," kata Valentina.

Lestarikan Kekayaan Budaya Lokal di Tanah Sikerei Melalui Optimalisasi Peran Guru

5. Proses Pembuatan Kabit

Proses pembuatan kabit sikerei berlangsung cukup panjang. Mula-mula suku Mentawai melihat tanda-tanda alam berkaitan dengan masa terbaik untuk pengambilan kayu.

Setelah menemukan saat yang tepat, dilakukan pemilihan pohon yang baik dan penebangan pohon. Selanjutnya, dilakukan proses pemisahan kulit dari batang kayu.

Untuk proses pewarnaan kulit kayu, berlangsung cukup kompleks. Paling tidak dibutuhkan lima bahan pewarnaan berupa tumbuhan yang ada di alam sekitarnya.

Sebagai informasi, dari sebatang pohon tarap yang diolah sedemikian rupa akan dihasilkan sekitar 10 lembar kabit sikerei.

Sumber:
https://www.mentawaikita.com/baca/213/kearifan-dari-selembar-kabit-sikerei
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Terap

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AK
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini