Rasa Pedas Lada Putih Muntok, Rempah Berkualitas dari Bangka Belitung

Rasa Pedas Lada Putih Muntok, Rempah Berkualitas dari Bangka Belitung
info gambar utama

Pulau Bangka terkenal sebagai daerah penghasil lada putih terbesar di Indonesia, bahkan dunia. Lada putih atau dalam bahasa setempat sahang sejak zaman kolonial Belanda di abad ke 18 menjadi komoditas khas Provinsi Serumpun Sebalai.

Dinukil dari RRI, awalnya lada putih ditanam di Kecamatan Muntok dan Jebus di Kabupaten Bangka Barat. Karena itulah lada putih dari wilayah ini terkenal di dunia dengan julukan Muntok White Pepper.

Minyak Kelapa-Ikan Bikin Ekspor Sulawesi Utara Tembus Rp12 Triliun

Salah satu keunggulan lada putih Bangka adalah tingkat kepedasannya yang melebihi standar. Kandungan piperin pada Muntok White Piper mencapai 6 sampai tujuh, di atas standar aturan internasional yang hanya 3,5.

“Rasa, aroma, warna, dan bentuknya khusus, tidak dimiliki lada putih provinsi lain atau negara mana pun,” ucapnya.

Masa kejayaan

Perkebunan lada di Bangka Belitung mencapai masa keemasannya pada tahun 1920-an. Tahun 1926, misalnya, jumlah tanaman lada mencapai 7 juta pohon. Kemudian berkembang tiga kali lipat menjadi 20 juta pohon pada 1931.

Karena itu, ekspor lada dari Bangka Belitung pada tahun 1931 pun tercatat lebih dari 12.000 ton, sementara ekspor lada Hindia Belanda kala itu 14.000 ton. Tidak mengherankan, di era 1930-an, ekspor lada dari Bangka mendominasi ekspor lada Hindia Belanda.

Oudetrap: Melangkah ke Bekas Gudang Rempah-rempah Lawas di Kota Lama Semarang

Hampir sepertiga ekspor lada Hindia Belanda dipasok ke Amerika. Sementara Singapura pasar terbesar kedua dengan volume hampir 25 persen, disusul Jerman 17 persen dan Belanda 11 persen.

“Hindia Belanda pun berkibar menjadi negara pengekspor lada nomor satu di dunia, khususnya setelah penamaan intensif di Pulau Bangka dan Lampung,” tulis Kompas.

Mulai ditinggalkan

Namun dalam kurun satu dekade produksi lada putih di Bangka menurun drastis. Salah satu penyebabnya adalah penyakit kuning yang menjadi musuh petani dan menyerang tanaman lada tanpa ampun.

“Karena sampai hari ini belum ditemukan obat penyakit kuning yang menyerang tanaman lada. Akibatnya, petani lada selalu mengalami gagal panen,” kata Bupati Bangka Mulkan.

Bunga Kecombrang, Tanaman Rempah Khas Indonesia yang Kaya Manfaat

Dikatakan oleh Mulkan, para petani sudah mencoba berbagai cara seperti satu junjung ditanam dua jenis tanaman, namun gagal juga. Karena itulah orang-orang mulai meninggalkan lada.

Saat ini, lada putih sudah banyak ditinggalkan atau bisa dibilang terancam menjadi sejarah. Namun Mulkan berharap suatu hari lada putih Bangka akan bangkit kembali. Karena itu, dia berharap bisa ditemukan obat untuk membasmi penyakit kuning.

“Pemerintah tidak akan tinggal diam, mudah-mudahan segera ada obatnya, hingga lada putih Bangka ini bisa berjaya lagi. Tapi kita juga senang melihat perkembangan perekonomian masyarakat kita yang meningkat karena berkebun sawit,” ujarnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini