Tahu Aci, Makanan Khas Tegal yang Bikin Nagih

Tahu Aci, Makanan Khas Tegal yang Bikin Nagih
info gambar utama

Tegal, Jawa Tengah, terbagi menjadi 2 wilayah yaitu Kabupaten Tegal dan Kota Tegal. Meskipun begitu, kedua kawasan ini memiliki budaya dan kuliner khas yang sama.

Salah satu daerah di Jawa Tengah ini, memang menyimpan banyak ragam kuliner tradisional hingga disebut gudang kuliner, dari makanan pokok hingga cemilan khas ada di sini, seperti warung Tegal (warteg) yang sudah terkenal di penjuru Indonesia. Salah satu cemilan khasnya yaitu tahu aci, makanan yang berbahan dasar dari tahu yang berisikan aci dan potongan daun kocai serta bawang putih.

Masyarakat daerah sini, telah menjadikan tahu aci sebagai makanan sehari-hari, baik untuk cemilan atau dijadikan lauk saat makan dengan nasi di pagi hari maupun malam hari.

Bahkan, saking ikoniknya cemilan ini, pemerintah setempat membangun tugu atau monumen tahu aci, berupa dua tahu raksasa dan empat buah cengis hijau (cabe rawit). Monumen ini bisa Kawan GNFI temukan di perempatan Slawi Pos, Jalan Gatot Subroto, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal.

Nah, tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai tahu aci khas Tegal, mari simak artikel berikut!

Menyantap Kelezatan Sate Balibul Legendaris Kota Tegal

Sejarah Tahu Aci

Menilik dari sejarahnya, tahu aci merupakan makanan masyarakat Tegal yang sudah ada sejak dulu, tepatnya dari zaman penjajahan.

Kuliner rakyat satu ini, berasal dari Desa Adiwerna, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal. Adiwerna, memang sejak dulu sudah terkenal sebagai sentra produksi tahu di daerah Tegal. Sebagian besar warga daerah situ juga memiliki usaha tahu.

Sayangnya, tak ada data sejarah yang secara pasti, atau cerita rakyat yang diturunkan turun temurun dari lisan ke lisan yang mengungkapkan asal-usul tahu aci. Masyarakat setempat hanya mengetahui dan mempercayai bahwa tahu aci sudah ada dari zaman penjajahan.

Namun, pada saat itu, masyarakat masih menyebut tahu aci dengan tahu jengger. Disebut dengan ‘jengger’ karena bentuk acinya seperti menyerupai jengger ayam jago.

Sejak tahun 1950-1960-an, masyarakat mulai menyebut dengan tahu aci. Istilah ini menjadi populer dan ramai, sehingga lambat laun warga sekitar lebih memilih menyebut dengan tahu aci, secara pelafalan juga lebih mudah.

Meskipun namanya berubah, makanan satu ini tetap memiliki cita rasa yang sama, dan membuat nagih siapapun yang mencicipi.

Lahir dari Kegigihan Perantau Tegal, Warteg Kini Bersiap Go International

Sekilas Informasi tentang Tahu Aci

Tahu aci, sebagai salah satu kuliner khas Tegal, memiliki peran penting dalam menjaga keberlangsungan nilai budaya kulinernya. Jajanan satu ini telah menjadi warisan turun temurun, dari generasi ke generasi, sehingga membuktikan betapa kuatnya nilai tradisional yang ada di dalamnya baik budaya maupun cita rasa.

Tentu saja, di balik proses pembuatannya, terdapat keahlian khusus dan pengetahuan yang terus dijaga dan dikembangkan supaya tahu aci tetap mempertahankan cita rasanya yang otentik dan berbeda dari yang lain, meskipun keutuhan rasanya masih sama.

Bagi Kawan GNFI yang berkunjung ke Tegal, sempatkan mencicipi tahu aci dan nikmati rasanya yang gurih. Atau bisa juga membelinya sebagai oleh-oleh untuk orang terdekat.

Beruntungnya, makanan khas satu ini dapat dengan mudah kalian temukan di sepanjang jalan Kabupaten atau Kota Tegal. Selamat menikmati tahu aci!

Referensi:

  • Muttaqin, Zaenal. 2023, Juli 19. Jejak Sejarah Kuliner Khas Tegal Tahu Aci:Kuliner Lestari dari Zaman Penjajahan. Website radartegal.com. Diakses tanggal 22 April 2024, dari https://radartegal.disway.id/amp/658816/jejak-sejarah-kuliner-khas-tegal-tahu-acikuliner-lestari-dari-zaman-penjajahan
  • Bahruddin Achmad, Fajar. 2023, Maret 6. Asal-usul Tahu Aci Tegal, Sudah Ada Sejak Zaman Penjajahan, Dulu Namanya Tahu Jengger. Website TribunJateng.com. Diakses tanggal 22 April 2024, dari https://jateng.tribunnews.com/2023/03/06/asal-usul-tahu-aci-tegal-sudah-ada-sejak-zaman-penjajahan-dulu-namanya-tahu-jengger

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SH
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini