Dibangun Sejak 1994, Kapan PLTA Pertama di Aceh Beroperasi?

Dibangun Sejak 1994, Kapan PLTA Pertama di Aceh Beroperasi?
info gambar utama

Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan di Aceh Tengah kini memasuki usia 30 tahun. Sejak dimulai pada 1994 sampai saat ini, pembangunannya belum selesai. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI menargetkan pembangkit ini beroperasi pada akhir 2024.

"PLTA Peusangan merupakan PLTA pertama di Provinsi Aceh dan saat ini progres fisik di lapangan telah mencapai 94,71 persen yang direncanakan Commercial Operation Date (COD) unit 1 (45 MW) pada akhir 2024 dan unit 2 (43 MW) di Mei 2025," tutur Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Jisman Parada Hutajulu, di PLTA Peusangan, Selasa (23/4).

PLTA Peusangan dirancang memiliki kapasitas 88 megawatt (MW). Menurut Jisman, pembangkit ini bakal menjadi salah tulang punggung energi bersih di Pulau Sumatra, khususnya Provinsi Aceh dan Sumatra Utara.

Selain itu, PLTA Peusangan berperan sebagai pembangkit baseload yang dapat menurunkan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik, meningkatkan keandalan sistem, dan berkontribusi terhadap Bauran EBT sebesar 0,61 persen. Dalam jangka panjang, pembangkit ini berpotensi menurunkan konsumsi gas alam cair atau LNG di Sumatra Utara.

Jisman berharap, PLTA Peusangan bisa COD sesuai target karena progres pembebasan lahan dan konstruksi sudah melebihi 90 persen. Kata dia, tantangan sektor ketenagalistrikan ke depan tidak hanya soal keandalan, efisiensi, dan harga listrik murah, tetapi juga masalah lingkungan yang berimbas kepada tuntutan pengelolaan emisi dan peningkatan penggunaan energi bersih.

"Harapannya nanti di akhir Desember sudah jadi. Ini penting buat negara, PLN, dan masyarakat,” pungkas jisman.

AS Bakal Bangun Pembangkit Nuklir di Bangka Belitung, Kontrak Rp14 Triliun

Proyek PLTA terlama dalam sejarah

Direktur Mega Proyek dan Energi Baru Terbarukan PT PLN (Persero) Wiluyo Kusdwiharto menyebut, PLTA Peusangan menjadi proyek PLTA terlama sepanjang sejarah. Dia bercerita, preparasi proyek ini dimulai sejak 1994 dan sempat terhenti pada 1996 imbas masalah sosial politik. Pembangunan kembali dilanjutkan pada 2011.

“Sampai 2024 progresnya sudah mencapai 94 persen," terang Wiluyo.

Dia juga mengungkapkan, hambatan pembangunan PLTA Peusangan secara teknis sudah bisa PLN tuntaskan. Kini pihaknya hanya perlu menyelesaikan masalah sosial. Untuk itu, PLN akan melakukan sosisalisasi kepada masyarakat mengenai dampak dan manfaat PLTA Peusangan.

Pendanaan PLTA Peusangan berasal dari pinjaman Japan International Cooperation Agency (JICA). Sesuai rencana, Listrik yang dihasilkan PLTA Peusangan akan dievakuasi melalui jalur transmisi 150 kilovolt (kV) PLTA Peusangan 1 Takengon dan transmisi 150 kV PLTA Peusangan 2 Bireun, serta distribusi 20 kV Takengon Utara dan Takengon Selatan yang pembangunannya sudah selesai.

Mengenal PLTT, Pembangkit Listrik di Pulau Gelasa yang Bisa Kurangi Emisi Karbon

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini