Ini Dia Drone Pertama di Asia Tenggara yang Diproduksi Massal

Ini Dia Drone Pertama di Asia Tenggara yang Diproduksi Massal
info gambar utama

Dunia penerbangan Indonesia kembali kedatangan anggota baru. Kali ini secara resmi PT Dirgantara Indonesia (PTDI) telah memperoleh penugasan pemerintah untuk melakukan proses produksi Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) atau drone.

PTTA produksi PTDI ini merupakan hasil pengembangan drone yang awalnya dirancang oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Prototip yang kemudian diberi nama Wulung tersebut telah ditugaskan oleh Kementrian Pertahanan (Kemhan) untuk diproduksi sesuai standar industri penerbangan. Cukup banyak perubahan yang dilakukan oleh PTDI berdasarkan prototip rancangan BPPT tersebut, seperti peningkatan kualitas material dan sistem menyusul rencana untuk produksi masal.

"Pesawat ini bentuk luar luar mirip dengan dikembangkan oleh BPPT, tetapi secara dalamannya sudah jauh berbeda yakni mulai dari material dan proses pembuatan. Kemudian sistem itu sudah jauh berbeda dengan yang dipakai dan dikembangkan teman-teman BPPT," kata Chief Engineer untuk PTTA, PTDI, Bona P Fitrikananda.

Bila proses sertifikasi tuntas, artinya Wulung menjadi drone pertama di Asia Tenggara yang telah memenuhi standar industri penerbangan dan siap diproduksi massal. Dalam proses ini PTDI telah melibatkan setidaknya 100 orang insinyur dan mekanik pesawat.

Bona menjamin, para insinyur dan mekanik tersebut merupakan putra-putri Indonesia yang bekerja di PTDI. "Kita menggunakan insinyur PTDI dan nggak ada yang asing," jelasnya.

Selama proses ujicoba hingga sertifikasi PTDI telah membuat 5 unit drone, dan bila berhasil mendapat sertifikat dari IMAA, 3 unit Wulung bakal diserahkan kepada pemesan, yakni Kementerian Pertahanan (Kemhan) mulai awal Februari 2016.

Bona juga menjelaskan bahwa drone Wulung buatan Bandung ini memiliki kemampuan terbang dari sejauh 100-120 kilometer dan dapat bertahan di udara selama 4 jam tanpa berhenti siang maupun malam berkat teknologi infra red. Ketinggian yang dapat ditembuh adalah sekitar 8.000 kaki (feet). Berdasarkan kemampuannya yang baik tersebut, nanti Wulung akan berfungsi untuk misi pengawasan, pemantauan, hingga aktifitas intelejen di daerah yang rawan kegiatan ilegal.

"Misi utamanya adalah mengawasi perbatasan," ujar Bona.

sumber: Detik Finance

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

BR
RG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini