Diajeng dan Dimas, Sepasang Kekasih dari Tanah Liat yang Akan Membuat Anda Giat Berhemat

Diajeng dan Dimas, Sepasang Kekasih dari Tanah Liat yang Akan Membuat Anda Giat Berhemat
info gambar utama

Membicarakan Jogja memang tak pernah ada habisnya. Dimulai dari keramahan warganya, hingga berbagai macam karya seni memanfaatkan berkah alam yang luar biasa indahnya.

Nah, salah satunya ada di Kasongan, dengan menggunakan mobil lawas Opel Kapitan keluaran tahun 1961 yang menjadi armada "Citilink Classic Cars" kami menuju sebuah Desa Wisata dengan olahan Gerabah (tanah liat) yang hingga kini menjadi destinasi favorit wisatawan domestik maupun mancanegara.

Tak seperti olahan tanah liat pada umumnya, Pak Toyo pemilik rumah produksi “Nyukiti” mengolah tanah liat menjadi produk unik bernama “Diajeng dan Dimas” yang diakui sebagai satu-satunya produk olahan dari desa wisata Kasongan. Nyukiti sendiri adalah sebuah nama yang diambil dari asal kata “Cukit”, yaitu alat yang biasanya untuk menggores tanah liat yang kemudian dibentuk menjadi suatu produk kerajinan. Menurut Pak Toyo rumah produksi Nyukiti telah ada sejak puluhan tahun, ia sendiri menjadi generasi penerus setelah kakaknya.

(Diajeng yang Telah Selesai Diwarnai/GNFI-AP)
info gambar

(Dimas yang Hampir Selesai diwarnai/GNFI-AP)
info gambar

Diajeng dan Dimas adalah tabungan yang dibentuk dari tanah liat dengan bentuk yang “imut” sehingga menarik siapa saja yang melihatnya . Diajeng dan Dimas ini ternyata tidak sekedar imut, mereka juga didandani dengan tampilan Batik yang khas dan selaras bak sepasang kekasih. Diajeng yang berparas perempuan menggunakan Batik dengan motif kembang, sementara Dimas dengan perwajahan pria dihias dengan Batik motif sorjan. Selaras bukan.

(Pak Toyo yang Sedang Mewarnai Tabungan Olahannya/GNFI-AP)
info gambar

Sembari menghias Diajeng, Pak Toyo kembali menjelaskan dalam sehari beliau dapat memproduksi 10 pasang Diajeng dan Dimas. Sepasang tabungan itu dijual dengan harga yang cukup murah yaitu Rp. 50.000,-, namun diakui cukup susah jika hendak membeli langsung dari rumah produksi yang terletak tidak jauh dari pusat pelatihan gerabah Kasongan ini. Karena biasanya sudah dipesan jauh-jauh hari oleh banyak pemburu Diajeng dan Dimas, terlebih di bulan Ramadhan yang menurut Pak Toyo menjadi bulan terlaris bagi sepasang tabungan olahannya.

Nah bagaimana, tertarik untuk memiliki sepasang Diajeng dan Dimas untuk koleksi anda?

(Pak Toyo, Rumah Produksi Nyukiti : 085643885512)

*Artikel ini merupakan program dari #JelajahIndonesia, sebuah program GNFI bekerjasama dengan Citilink dan Aerotrans untuk Perjalanan mengangkat kembali Potensi dan Inspirasi Indonesia.


Sumber Gambar Sampul : GNFI-AP

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini