Luvizer, Robot Medis Pensteril Kamar Operasi Karya Mahasiswa UNAIR

Luvizer, Robot Medis Pensteril Kamar Operasi Karya Mahasiswa UNAIR
info gambar utama

Mahasiswa Universitas Airlangga berhasil menciptakan robot medis yang mampu mensterilkan kamar operasi (kamar bedah). Tentu saja, ini hal baru yang semakin melengkapi robot-robot karya Anak Bangsa lainnya, seperti robot penjinak api, robot Doraemon, robot penari Remo, robot pemindah bola, dsb.

Menurut Akhmad Afrizal R, latar belakang digagasnya robot yang diberi nama LUVIZER (Line Ultraviolet Sterilizer) ini berawal dari isu patient safety yang semakin mendapatkan perhatian di dunia kesehatan, salah satunya adalah prioritas pada strerilisasi ruangan.

“Mengapa harus steril, karena alat-alat medis maupun ruangan yang digunakan itu untuk proses perawatan pasien, seperti kamar pasien, dan ruang bedah/operasi. Dengan sterilisasi sekaligus sebagai upaya menghindarkan pasien dari kontaminasi bakteri maupun virus. Jika tidak steril maka dapat mengganggu kelancaran proses bedah yang dilakukan petugas medis serta meningkatkan resiko kegagalan dalam proses pembedahan, seperti terjadinya infeksi akibat bakteri udara,” ungkap Akhmad Afrizal, yang juga mahasiswa jurusan Otomasi Sistem Informasi.

(Tim Robot Luvizer)
info gambar

Robot sterilisasi ini merupakan gabungan dari robot line follower dengan alat sterilisasi manual yang dapat dikontrol jarak jauh secara digital menggunakan controller arduino, sehingga dapat melakukan desinfeksi ruang operasi.

Metode desinfeksi ini menggunakan cahaya ultraviolet (UV) yang memiliki panjang gelombang cukup pendek untuk membunuh mikroorganisme. Selain itu cahaya UV efektif untuk menghancurkan asam nukleat pada organisme ini yang menyebabkan DNA-nya terganggu oleh radiasi UV, sehingga organisme ini tak dapat melakukan fungsi-fungsi sel penting.

Menurut Afrizal, robot LUVIZER yang dirancang ini sempat mengalami perubahan konsep berkali-kali, dan akhirnya dapat terwujud menjadi sebuah robot medis pensteril kamar operasi. Robot medis ini juga sangat aman dengan sensor Passive Infrared Receiver (PIR) yang mampu mendeteksi suhu manusia.

“Karena lampu ultraviolet yang kami gunakan merupakan jenis UVC dengan panjang gelombang 260 nm yang radiasinya memiliki efek kimia dan efek germicidal yang mampu membunuh bakteri, kami menambah sensor PIR supaya jika terdeteksi ada orang di dalam ruang operasi, robot ini otomatis mati, sehingga petugas medis bebas paparan radiasi tersebut,” tambah Mokhamad Deny B, rekan se-timnya.

Kedepanya LUVIZER diharapkan dapat benar-benar diaplikasikan secara luas, sehingga mampu meningkatkan efektifitas paparan radiasi germicidal pada ruang operasi.

(Pengirim : Binti Quryatul)

Sumber Gambar Sampul : Dokumentasi Tim

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini