Cerita dari Tetewa

Cerita dari Tetewa
info gambar utama

Air adalah sumber kehidupan. Thales, seorang filsuf kenamaan Yunani dahulu, menyebut air sebagai ‘arkhe’. Arkhe sendiri, secara bahasa berarti asal-muasal, prinsip, asas, dan sebab yang pertama dari alam semesta. Keberadaan air memang menandakan adanya sebuah kehidupan. Hampir bisa dipastikan, semua makhluk yang hidup di dunia sekarang ini, memiliki unsur air, atau setidaknya membutuhkan air sebagai bagian dari upaya bertahan hidup.

Dokumen Pribadi
info gambar

Dalam keseharian manusia, air juga banyak dimanfaatkan guna berbagai keperluan. Lekatnya air dengan kehidupan manusia, menandakan dua entitas ini memang tidak bisa di pisahkan sebagai satu kesatuan. Sebagai contoh, manusia berkemampuan untuk tidak makan dalam beberapa waktu. Namun, tidak halnya dengan minum. Kondisi ini berhubungan dengan sebagian besar komposisi tubuh manusia yang berupa cairan.

Dokumen Pribadi
info gambar
Dokumen Pribadi
info gambar

Masyarakat yang berada disekitar lokasi keberadaan Air Terjun Tetewa, paham betul kondisi seperti diatas. Air Terjun Tetewa terletak di Desa Tetewa, Kec. Uluiwoi, Kab. Kolaka, Prov. Sulawesi Tenggara. Jika ingin mengunjungi lokasi ini, setidaknya kita membutuhkan waktu dua hari perjalanan, dengan menggunakan mobil 4 WD sebagai kendaraan yang mampu menjangkau keterbatasan infrastruktur yang menghubungkan pusat kota Kab. Kolaka, dengan Kec. Uluiowoi. Sebagai wilayah yang bisa dikatakan ‘terisolir’ secara akses, masyarakat Desa Tetewa menjadikan air sebagai hal yang ‘sakral’ bagian dari kehidupannya. Masyarakat memanfaatkan air sungai, untuk berbagai keperluan, terutama untuk mandi, mencuci, dan transportasi. Karena dekatnya air dan kehidupan masyarakat desa, masyarakat betul-betul menjaga kebersihan air dengan tidak membuang sampah ke aliran sungai. Hal ini yang mungkin membedakan antara perilaku masyarakat desa seperti di Desa Tetewa, dengan kebanyakan masyarakat kota yang tidak memiliki ikatan langsung dengan air sebagai bagian dari kehidupannya. Sehingga, mereka dengan sengaja dan tega hati, mengotori sungai dengan berbagai polusi air seperti sampah rumah tangga.

Seperti halnya tanah, air adalah bagian langsung dari kehidupan manusia. Keberadaanya menentukan kualitas kehidupan manusia di sekitarnya. Air yang mengalir dari Air Terjun Tetewa, adalah contoh nyata bagaimana manusia disekitarnya, mengerti betul bagaimana hidup berdampingan dengan mempelakukan alam sebagai prasyarat berkehidupan. Kendati lokasinya jauh dari hinga-bingar dan gemerlap kehidupan kota yang kaya akan lalu-lintas informasi. Namun, masyarakat di Desa Tetewa, sepertinya jauh lebih ‘beradab’ daripada mereka yang paham konsep tentang pembangunan berkelanjutan dan teori lingkungan, namun hanya dipahami dan dihayati sebatas pada aspek kognisi.

Berkaca pada kondisi tersebut, memberikan kita pemahaman tentang periku masyarakat lokal, yang ternyata jauh lebih bijak kendati tak bersentuhan langsung dengan modernisasi. Seringkali, nilai-nilai yang diimport melalui berbagai macam teori, sama sekali tidak membumi.



Sumber : Dokumen Pribadi
Sumber Gambar Sampul :Dokumen Pribadi

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini