Nusakambangan kembali ramai diperbincangkan oleh hampir setiap channel berita beberapa hari ini. Ingatan saya melayang pada perjalanan yang pernah ditempuh beberapa tahun silam.
Bukan untuk ‘menjenguk’ apalagi ‘mendekam’, saya dan seorang teman melakukan perjalanan ke Pulau Nusakambangan dalam rangka mengisi liburan. Tidak, saya tidak sedang bercanda. Nusakambangan memang punya sisi lain yang sangat cantik, jauh berbeda dengan kelamnya penjara di balik hutan belantara ataupun lokasi eksekusi mati yang selama ini bergaung.
Berangkat menggunakan bus ukuran sedang dan dilanjutkan dengan angkutan umum, kami tiba di pantai Teluk Penyu, Cilacap. Menyebrang dengan perahu motor, sejauh mata memandang tampak lautan luas menghampar, dengan pepohonan berbaris rapat menutup Pulau Nusakambangan, membuat siapapun yang melihatnya merasa penasaran. Selama menyebrang terlihat kapal-kapal kilang minyak berbaris rapi, beberapa anak buah kapal (ABK) sibuk dengan tugasnya masing-masing.
Kamipun tiba di pintu masuk Pulau Nusakambangan, disambut oleh beberapa tenda penjual makanan. Terdapat sebuah meja kecil tempat para napi yang diijinkan keluar lapas untuk menjual hasil karya mereka berupa bebatuan yang indah. Konon ada narapidana yang memang diijinkan untuk keluar lapas dan beraktivitas di sekitar Pulau Nusakambangan. Selesai membayar biaya retribusi, kami memutuskan untuk naik angkutan semacam odong-odong yang akan mengantarkan wisatawan keliling pulau. Saat itu saya minta diturunkan di persimpangan pertama menuju pantai.
Pulau Nusakambangan ini sangat menarik, sebab setelah melewati pemandangan hutan lebat, persimpangan jalan setapak akan mengantarkan anda menuju pantai dengan pasir putih yang sangat halus, dan tenang. Tidak cukup sampai di situ, air laut yang menyapu pantai ini cukup bersih berwarna biru kehijauan. Saat saya berkunjung ke pantai ini, suasananya masih sangat sepi, tidak ada sinyal di sini. Cocok untuk anda yang ingin menenangkan diri.
Anda tidak perlu kuatir tersesat, sebab jalan setapak di pulau ini cukup jelas. Melanjutkan perjalanan, terlihat sebuah bangunan tua yang mirip benteng, Anda bisa berhenti sejenak dan mengambil gambar atau mengabaikannya. Di persimpangan selanjutnya, kami menemukan pantai lain yang lebih cantik, lebih luas, dan sangat indah.
Saat itu saya tidak melihat larangan untuk berenang, akan tetapi tidak ada salahnya untuk selalu berhati-hati. Tanyakan terlebih dahulu pada warga atau penjual warung. Satu hal yang perlu diingat, jika Anda traveling ke pulau ini dengan angkutan umum dan tidak berencana untuk bermalam, segeralah berkemas dan menyebrang sebelum pukul 15.00. Sebab angkutan umum di sini tidak beroperasi hingga malam. Jadi, kapan Anda akan merasakan sendiri sisi lain Nusakambangan ini?
Sumber : firdabilqis.blogspot.com
Sumber Gambar Sampul : firdabilqis.blogspot.com
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News