Bawa Gamelan dan Angklung jadi Musik Modern, malah Laku di Eropa

Bawa Gamelan dan Angklung jadi Musik Modern, malah Laku di Eropa
info gambar utama

V1MAST, duo musik yang terdiri dari dua orang yaitu Viza K. Mahasa (vokal, gitar, gamelan, angklung) dan Vais Randi (drum dan sequencer). Musik yang diusung duo ini bukanlah musik biasa. Mereka mengusung musik pop dan rock yang dipadu dengan musik etnik, tradisional dan neotradisional. Walaupun belum seberapa terkenal di Indonesia, V1MAST sukses menuai respon positif di luar negeri. Saat mereka muncul di Indonesian Trade Expo dan World Music Festival 2016 di Praha, Ceko, pernak-pernik serta album yang dijual di stand mereka laris dibeli para penonton walaupun harganya telah mereka naikkan tujuh kali lipat dibanding di Indonesia.

Tak hanya di Praha, ketika mengikuti Dukat Fest di Bosnia dan Herzegovina, penonton juga sangat antusias. Awalnya mereka diremehkan. Namun, begitu mereka tampil dan menyabet gelar Best Ensemble Performance, mereka langsung menerima banyak sanjungan dari audiens.

Mereka mengaku bahwa ada musik tradisional yang dipadukan dengan unsur modern biasanya musik menjadi “sedikit berat”. Nah, maka dari itu, V1MAST memadukan musik tradisional dengan musik pop dan rock yang tidak terlalu berat agar disukai dari tua dan muda. Kini, V1MAST meluncurkan “Jogja Love Story” yang liriknya menggambarkan budaya bangsa, khususnya Jogjakarta. Karena benar-benar mencerminkan Indonesia, tak heran Badan Ekonomi Kreatif juga ikut mendukung V1MAST. “Kami harus memilih musisi mana yang memiliki karakter Indonesia yang sangat khas. V1MAST pakai alat musik tradisional, lagu-lagunya juga kental dan bernuansa Indonesia,” jelas Ari Juliano, perwakilan Badan Ekonomi Kreatif. Tak hanya itu, mereka juga ingin V1MAST menjadi penjembatan anak muda pelaku musik supaya berani terjun agar pasar musik dunia Indonesia mampu berkembang.

Tak hanya didukung Badan Ekonomi Kreatif, V1MAST juga didukung oleh organisasi internasional Save the Children. Di Indonesia, V1MAST tergabung bersama Yayasan Sayangi Tunas Cilik. Namun, kampanye sosial untuk membantu anak-anak sekolah ini malah justru mengantar mereka keliling Eropa.


Sumber : Beritagar.id
Sumber Gambar Sampul : Indra Rosalia /Beritagar.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini