Empat Srikandi Jurnalistik Indonesia, Pejuang Kemerdekaan yang Ditakuti Belanda

Empat Srikandi Jurnalistik Indonesia, Pejuang Kemerdekaan yang Ditakuti Belanda
info gambar utama

Selain menggunakan fisik melalui perang dan senjata, kemerdekaan Indonesia juga diraih dengan susah payah melalui pikiran dan tulisan – tulisan pemberontakan yang sanggup membuat geger kaum penjajah. Melalui semangat dan nalar kritis para pekerja dunia jurnalistik pada saat itu, mereka gigih memperjuangkan kemerdekaan Indonesia lewat tulisan sebagai alat propaganda dalam menyebar ideologi kemerdekaan bangsa. Tidak hanya laki – laki, perempuan pun ikut berjuang lewat tulisan. Dilansir dari beberapa sumber, berikut jurnalis – jurnalis perempuan yang dikenal gigih memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui tulisan.

1. S.K Trimurti

S.K Trimurti (Sumber : wikimedia.org)
info gambar

Lahir di Solo pada tahun 1912, Trimurti adalah seorang jurnalis yang luar biasa. Ia dikenal kritis dalam setiap tulisannya yang selalu membuat Belanda berang. Istri dari Sayuti Melik ini kerap menggunakan nama samaran, seperti Trimurti atau Karma dalam setiap tulisannya, yang membuat Belanda sering kewalahan dalam mencari sosoknya. Pernah dipenjara selama Sembilan bulan lantaran menyebarkan pamflet anti-kolonial, S.K Trimurti justru makin gigih dalam berjuang lewat tulisan. Selepas kemerdekaan Indonesia, ia menduduki jabatan Menteri Perburuhan sebagai bentuk penghargaan dan kekaguman Bung Karno atas kegigihan S.K Trimurti dalam menyuarakan perjuangan kemerdekaan.

2. Rasuna Said

Rasuna Said (Sumber : wikimedia.org)
info gambar

Ia adalah seorang perempuan dengan latar belakang pendidikan yang sangat baik, lalu menjadi guru madrasah sebelum akhirnya terjun ke dunia politik dengan bergabung pada Sarekat Islam dan PERMI di Bukittinggi. Ia pernah memimpin sebuah koran yang menjadi ujung tombak penyebaran nilai – nilai nasionalisme dan perjuangan di Sumatera Barat, yaitu Raya dan Menara Poetri. Melalui koran yang dipimpin, ide – ide yang ia miliki disebarkan untuk membangkitkan perjuangan terhadap penjajah. Kerap melakukan orasi kebangsaan, ia dijuluki sebagai singa podium. Tulisan – tulisannya kerap menggunakan Seliguri sebagai inisial namanya.

3.Roehana Koeddoes

Rohana Koeddoes (Sumber : gadis.co.id)
info gambar

Ia mendirikan surat kabar Perempuan Bergerak dan Cahaya Sumatra. Melalui pemikirannya yang cerdas, nasionalisme dan nilai – nilai perjuangan berusaha ia tanamkan kepada masyarakat Sumatra. Sebagai perempuan yang hidup pada zaman dimana derajat laki – laki dan perempuan belumlah setara, Roehana berjuang untuk kaum perempuan dengan mendirikan sekolah untuk perempuan pribumi yang kurang beruntung. Roehana adalah kakak tiri dari Soetan Sjahrir dan bibi dari penyair kenamaan Chairil Anwar.

4.Herawati Diah

Herawati Diah (sumber : kompas.com)
info gambar

Ia adalah punggawa jurnalis pada zaman kemerdekaan, berpasangan dengan B.M Diah yang kerap dikenal sebagai duet maut. Lewat tulisan dwi-bahasanya, mereka berusaha membangkitkan semangat perjuangan menentang tekanan dari penjajah Belanda. Herawati adalah jurnalis perempuan pertama yang lulus dari kampus di Amerika, berbeda dengan jurnalis umumnya pada zaman itu yang belajar secara otodidak, atau pun memilih menuntut ilmu ke negeri Eropa. Dengan didikan jurnalistik di Amerika, Herawati menggunakan ilmunya untuk menyuarakan kemerdekaan Indonesia.

Itulah empat perempuan luar biasa yang tangguh secara mental dan pemikiran dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini dari tangan penjajah. Dengan cara mereka sendiri, semangat nasionalisme mereka sebarkan. Dengan gaya mereka sendiri, penjajah ditekan hingga ketakutan.


Sumber : berbagai sumber
Sumber Gambar Sampul :jurnalisperempuan.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini