Inilah Cara Bandara Juanda jadi yang Paling Tepat Waktu

Inilah Cara Bandara Juanda jadi yang Paling Tepat Waktu
info gambar utama

Bandara Internasional Juanda Surabaya mengawali tahun 2017 dengan prestasi yang fantastis. Pada awal Januari lalu, sebuah riset lembaga analis perjalanan udara asal Inggris, OAG merilis data riset terbaru dengan judul "OAG Punctuality League 2016" yang mencatat maskapai dan bandara-bandara paling tepat waktu di seluruh dunia.

Hasil risetnya menyebutkan, bandara dengan ketepatan waktu terbaik ditempati oleh Bandara Internasional Juanda, Surabaya dengan perolehan nilai on-time performance (OTP) rata-rata 90,30% - satu-satunya bandara dengan OTP di atas 90% untuk kategori bandara besar.

“Hasil riset ini menunjukkan salah satu indikator keberhasilan kinerja Bandara Juanda pada 2016 dan merupakan pengakuan komunitas internasional atas salah satu fokus kami terhadap on-time performance sebagai salah satu aspek terkait pelayanan pelanggan. Harapan kami, pengakuan ini dapat memotivasi bandara lainnya di tanah air dalam meningkatkan on-time performance agar dapat meningkatkan kepuasan pelanggan,” ujar Direktur Utama Angkasa Pura I Danang S. Baskoro seperti ditulis Kompas.

Ini adalah capaian yang sangat baik bagi bandara Juanda dan menjadi motivasi bagi bandara lain di Indonesia (foto: Afrizal/GNFI)
info gambar

Tim GNFI berkesempatan berkunjung ke Terminal 2 Bandara Internasional Juanda, Rabu (11/1) kemarin. Pada kesempatan itu pula kami berbincang sedikit dengan Communication and Legal Section Lead Angkasa Pura I Bandara Juanda, Anom Fitranggono.

"Secara keseluruhan memang OTP kita memang cukup baik, artinya kinerja semacam koordinasi antara airline, airNAV, dan groundhandling sebagai perusahaan pendukung kegiatan penerbangan itu bisa bersinergi dengan baik sehingga untuk manajemen waktu pesawat itu di-handle di bandara khususnya Juanda dapat kita selenggarakan dengan waktu yang seefisien mungkin," kata Anom kepada GNFI.

Dua orang pengunjung Bandara Juanda mengecek jadwal penerbangan di layar (foto: Afrizal/GNFI)
info gambar

Tahun 2016 lalu, kata Anom, Bandara Internasional Juanda tercatat memiliki 148.602 pergerakan pesawat dengan jumlah penumpang sekitar 19.483.844. Data ini menurutnya terdapat kenaikan dari tahun sebelumnya.

"Calon penumpang memang juga menjadi salah satu faktor ketepatan waktu, tapi biasanya sangat kecil sekali. Artinya, misalnya ada penumpang yang berulah dan butuh penanganan khusus itu bisa menimbulkan delay. Tapi sepanjang tidak ada kasus, itu juga akan berpengaruh terhadap delay pesawat," tambah Anom.

Menurut pemaparan Anom, perhitungan ketepatan waktu dimulai ketika pesawat mulai tiba di area parkir. Setelah itu akan ada proses penurunan penumpang dari pesawat yang datang, pembersihan setelah penerbangan, pergantian kru, hingga pengecekan pesawat oleh para teknisi. Sementara itu, dari sisi penumpang yang akan berangkat, ketepatan waktu dihitung sejak dibukanya pintu boarding.

"Proses ini disebut dengan groundhandling atau proses selama berada di darat. Biasanya kami berikan waktu untuk groundhandling itu satu jam, paling cepatnya mungkin 50 menit karena banyaknya proses yang harus dijalani," kata Anom.

Pemandangan Bandara Juanda Terminal 2 di kala senja (foto: Afrizal/GNFI)
info gambar

Sementara itu, OAG sendiri mendefinisikan OTP sebagai penerbangan yang datang atau berangkat dalam jangka waktu 15 menit dari jadwal waktu kedatangan maupun keberangkatan. Untuk riset ini OAG mendata 54 juta penerbangan berdasarkan data lengkap dari tahun 2016. Secara keseluruhan, Bandara Juanda menempati posisi ketiga dari seluruh bandara yang masuk dalam daftar ‘OAG Punctuality League 2016’. Peringkat pertama adalah Bandara Birmingham Inggris dengan OTP rata-rata 91,28%, yang juga menduduki peringkat pertama pada kategori bandara menengah (5-10 juta penumpang per tahun).

Atas prestasi ini tentu pihak Angkasa Pura akan terus meningkatkan pelayanan dan manajemennya sehingga dapat mempertahankan kualitas baik semacam ini.

"Ya, kalau bagi kami ini merupakan tantangan yang berat dan amanah yang harus kita pertahankan dengan baik di tahun berikutnya. Mudah-mudahan kami secara manajemen kami dapat mengoptimalkan pelayanan dan mengoptimalkan standar operasional prosedur yang kita miliki," tutup Anom.


*

GNFI

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini