Festival Unik Asli Lombok, Beramai-ramai Mencari Nyale di Lautan

Festival Unik Asli Lombok, Beramai-ramai Mencari Nyale di Lautan
info gambar utama

Bulan Februari merupakan bulan yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Pulau Lombok. Sebab pada bulan ini, sebuah festival budaya unik diselerenggarakan setiap tahunnya. Festival tersebut adalah festival Bau Nyale yang dilakukan di berbagai pantai di arah Selatan Lombok Tengah. Pada tahun ini tepatnya pada 16 Februari, Festival tersebut diadakan serentak di Pulau Lombok.

Festival Bau Nyale merupakan festival yang sarat akan legenda kebudayaan masyakarat Lombok Sasak. Nyale yang berarti cacing laut yang ada di lubang-lubang karang dianggap sebagai jelmaan rambut Putri Mandalika. Siapakah Putri Mandalika?

Terdapat banyak versi tentang cerita dibalik Bau Nyale, namun yang paling populer adalah terkait dengan sosok putri Raja Kuripan. Konon Putri Mandalika adalah putri dari raja Kuripan di Pulau Lombok. Banyak pemuda dan pangeran Sasak di Pulau Lombok yang terpesona dengan kecantikan Putri Mandalika. Bahkan mereka sampai bertikai untuk memperebutkan sang putri. Sehingga untuk membuat situasi tetap damai dan mencegah pertumpahan darah lebih jauh, sayembara diadakan untuk menentukan siapakah yang paling berhak untuk meminang.

Sayembara yang diungkapkan oleh Putri Mandalika tersebut berbunyi "barang siapa yang mampu mengejarku hingga aku tertangkap, maka dialah suamiku."

Namun malang, tanpa disangka alih-alih memilih salah satu pangeran untuk menjadi suami, sang putri malah mengorbankan dirinya dan terjun dari tebing menuju laut. Seketika Putri Mandalika hanyut terbawa ombak dan meninggal dengan meninggalkan semua pangeran yang mengejarnya.

Sejak kejadian tersebut banyak muncul cacing-cacing menyala yang dapat ditemukan di karang-karang tidak jauh dari tempat hanyutnya sang putri. Itu sebabnya banyak yang menganggap bahwa cacing tersebut adalah jelmaan Putri Mandalika. Kisah inilah yang kerap menjadi dasar cerita dari festival Bau Nyale.

Namun, beberapa artikel menyebutkan, bahwa cerita tersebut tidak tepat karena cerita tersebut ternyata memiliki makna lain. Seperti yang diungkapkan Nizarjoe Nizar berdasarkan budayawan RK Syamsudin. Bahwa Rupanya dalam kisah tersebut terdapat empat pangeran yang masing-masing memiliki sifat yang dominan.

Pangeran Kerajaan Bayan memiliki sifat kesabaran, Pangeran Kerajaan Pejanggik memiliki jiwa keteguhan diri, Pangeran Kerajaan Pujut memiliki sifat ikhtiar dan berserah diri, dan yang terakhir adalah Pangeran dari Kerajaan Sileparang yang memiliki sifat gigih dan tidak pantang menyerah.

Diceritakan bahwa Putri Mandalika adalah sosok yang memiliki keilmuwan tinggi yang membuatnya sulit untuk diraih oleh keempat pangeran. Namun kemudian sang putri menceburkan diri ke laut dan hilang ditelan ombak.

Kisah ini dianggap memiliki makna moral yang dalam. RK Syamsudin menyebutkan bahwa cerita tersebut menyimbolkan bahwa ilmu harus diraih dari proses menuntut ilmu yang sangat panjang dan luas. Putri Mandalika yang disimbolkan sebagai sebuah ilmu tidak dapat diraih hanya dengan memiliki salah satu sifat yang dimiliki oleh sang pangeran. Mandalika bukan milik Pangeran Bayan yang penyabar, Mandalika bukan milik Pangeran Pujut yang ahli doa, Mandalika bukan pula milik Pangeran Sileparang yang hanya memiliki kegigihan. Namun Mandalika hanya bisa didapatkan bila keempat sifat tersebut dimiliki seseorang.

Terlepas dari berbagai versi cerita yang ada, Festival Bau Nyale setiap tahunnya menjadi even yang kerap ditunggu-tunggu. Tidak hanya bagi masyarakat Lombok tetapi juga bagi wisatawan luat pulau yang rela datang jauh-jauh. Pada tahun 2017 ini, Festival Bau Nyale telah berlangsung sejak 11 Februari yang lalu dan akan berakhir pada 17 Februari mendatang. Sehingga masih ada kesempatan bagi kawan yang ingin merasakan keunikan Festival Bau Nyale.

Berikut adalah jadwal lengkap Festival Bau Nyale 2017.

11-15 Februari 2017: Peresean

11-17 Februari 2017: Photography Contest

13-14 Februari 2017: Surfing Contest

12-15 Februari 2017: Volley Beach

14-15 Februari 2017: Festival Cilokaq

15 Februari 2017: Parade Budaya

16 Februari 2017: Kampung Kuliner, Pemilihan Putri Mandalika, dan Betandak

17 Februari 2017: Napak Tilas Bau Nyale.

Festival Bau Nyale pada dasarnya adalah ritual menangkap cacing laut yang biasanya keluar di daerah pantai pada musim tertentu. Cacing-cacing tersebut berwarna hijau, coklat, oranye hingga merah ini akan muncul saat tengah malam hingga pagi hari saat laut surut. Cacing yang ditangkap tersebut, nantinya akan dikonsumsi beramai-ramai setelah dimasak.

Kini festival Bau Nyale telah menjadi sarana kebersamaan bagi masyarakat Pulau Lombok. Biasanya, usai Bau Nyale akan terdapat festival lanjutan berupa tradisi permainan kuda yang hanya boleh dilakukan oleh mereka yang berani mati.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini