Menjawab Prediksi Masa Depan Indonesia dengan Membangun Kekuatan Ekonomi Digital

Menjawab Prediksi Masa Depan Indonesia dengan Membangun Kekuatan Ekonomi Digital
info gambar utama

Menurut prediksi McKinsey, Indonesia akan menjadi negera dengan perekonomian terkuat nomor 7 di dunia pada tahun 2030. Bahkan menurut prediksi Goldman Sachs, perekonomian Negara kita akan terus menguat hingga mencapai posisi 4 besar dunia pada tahun 2045. Ramalan ini sebenarnya bukanlah isapan jempol belaka jika kita mampu melihat potensi angkatan muda kita dalam memanfaatkan teknologi yang berkembang saat ini dalam mewujudkan prediksi yang telah diramalkan oleh beberapa lembaga di atas.

Saat ini Indonesia sedang berada pada momentum yang menjanjikan untuk menjawab prediksi masa depan tersebut. Momentum yang saya maksud di sini adalah bonus demografi dan ekonomi digital yang sedang berkembang saat ini. Lalu apa yang menarik dari bonus demografi dan shifting technology ini? Ada baiknya kita berkaca pada Negara yang telah sukses mengelola momentum ini.

Dahulu, sebelum Jepang maju seperti sekarang ini – tepatnya pada periode tahun 1950-an – Jepang pernah mengalami jumlah angkatan muda yang gemuk seperti yang dialami oleh Indonesia sekarang ini. Saat itu, rata-rata usia penduduk Jepang berkisar antara 17 sampai 32 tahun. Momentum ini dimanfaatkan betul oleh Jepang dengan mengirimkan sebanyak mungkin angkatan muda terbaiknya untuk belajar ke luar negeri, mengadopsi teknologi yang sedang berkembang seperti permesinan dan elektronika serta menginplementasikan teknologi tersebut untuk memperkuat perekonomian mereka agar siap menjadi Negara super power seperti sekarang ini.

Saat ini digital technology adalah sebuah teknologi baru yang sedang berkembang dan dapat kita adopsi untuk membantu kita dalam menciptakan berbagai macam solusi bangsa serta mempersiapkan Negara kita menjadi super power di masa yang akan datang. Lihatlah bagaimana Go-Jek mampu menjadi moda transportasi baru di kota besar dengan biaya yang murah dan menambah penghasilan bagi para driver-nya, Bukalapak yang mampu menjembatani para UKM agar industri mereka tetap sustain hingga bagaimana Traveloka ikut serta menarik banyak wisatawan untuk mengunjungi berbagai tempat di negeri kita. Para perusahaan digital inilah yang saat ini banyak dipuja sebagai karya inovatif anak muda yang dianggap mampu memecahkan berbagai permasalahan di negeri ini.

Demi mewujudkan hal itu, menginisiasi sebuah movement seperti Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah sebuah langkah yang tepat. Gerakan yang diinisiasi oleh Kibar dan dididukung oleh Kominfo ini bertujuan untuk menciptakan 1000 Startup Digitalyang mampu berkontribusi banyak dalam pembagunan ekonomi Indonesia seperti halnya Go-Jek, Bukalapak dan juga Traveloka. Bayangkan jika satu Go-Jek saja mampu menyelesaikan puluhan masalah, bisa dibayangkan berapa berapa banyak solusi yang dapat diciptakan oleh 1000 Go-Jek hasil rintisan 1000 anak muda di negeri ini.

Di dunia yang berubah semakin cepat dan simultan ini, tentu diperlukan teknologi yang tepat untuk mengelola momentum ini dan menjawab prediksi masa depan Indonesia yang telah di ramalkan oleh beberapa lembaga dunia. Generasi muda kita sebagai pemimpin masa depan di negeri ini harusnya mulai sadar bahwa teknologi digital mempunyai dampak besar dalam merealisasikan ramalan tersebut. Maka sudah seharusnya kita sebagai pemimpin masa depan Indonesia mengadopsi teknologi digital untuk menciptakan berbagai macam karya yang dapat menjadi solusi bangsa serta membawa negara ini menjadi negara super powersecara ekonomi yang di segani di mata dunia tepat di tahun 2045, di saat Indonesia merayakan ulang tahun ke 100-nya.

“Beri aku 1.000 orang tua, maka akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan aku guncang dunia” –Ir. Soekarno

Sumber : bagusberlian.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini