Pembangkit Listrik Tenaga Uap Indonesia Bakal Gunakan Teknologi Boiler Lokal

Pembangkit Listrik Tenaga Uap Indonesia Bakal Gunakan Teknologi Boiler Lokal
info gambar utama

Kebutuhan pembangunan pembangkit listrik di Indonesia yang berbiaya tinggi membuat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) menjadi salah satu langkah untuk mencapai efisiensi. Sebab dengan adanya TKDN tersebut pembangkit-pembangkit listrik yang akan dibangun akan lebih banyak menggunakan produk seperti boiler produk dalam negeri yang relatif lebih murah.

Seperti diberitakan MetrotvNews, Kementerian Perindustrian telah berkoodrinasi dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Kemenko bidang Kemaritiman untuk mewajibkan pengunaan boiler dan komponen pembangkit, Balance of Plant (BoP) dari produsen dalam negeri.

Tidak hanya boiler, tetapi juga berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 54 tahun 2012 tentang Pedoman Penggunaan Produk Dalam Negeri untuk Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan, infrastruktur pendukung pembangkit listrik lainnya seperti Transmisi dan Gardu Induk akan diproduksi di Indonesia.

"Permenperin ini mengatur TKDN untuk pembangkit, jaringan transmisi dan gardu induk, sehingga membuka luas kesempatan bagi industri dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan mesin dan peralatan," jelas Airlangga Selasa 18 April yang lalu.

Salah satu industri yang ditunjuk sebagai pemasok komponen pembangkit adalah GE Power Solutions Indonesia. GE Power Indonesia Solutions Indonesia merupakan salah satu perusahaan pendukung pembangunan pembangkit listrik dalam negeri yang memiliki kemampuan untuk memproduksi boiler untuk PLTU kapasitas 1.000 mw. Di Indonesia, hanya ada dua perusahaan dengan kemampuan seperti ini, yaitu GE Power Indonesia Solutions Indonesia dan PT Cilegon Fabricator.

"Selanjutnya, kami minta agar GE Power Solutions Indonesia bisa meningkatkan aktivitas produksinya dalam menyediakan produk-produk yang berkualitas bagi pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan di indonesia," jelasnya.

Airlangga juga berharap, dengan adanya penguatan kebijakan penggunaan produk dalam negeri akan mampu mendorong investor untuk mengembangkan investasi baru di industri terkait. Mengingat Indonesia dalam beberapa tahun ke depan energi listrik berbasis batu bara masih mendominasi. Sebagaimana Pemerintah telah menetapkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPLT) PT PLN (Persero) 2017-2026.

Dalam RUPTL terbaru tersebut, target bauran energi untuk batu bara di 2025 sebesar 50 persen dari total energi primer, gas 26 persen dan BBM diharapkan hanya kurang dari 0,5 persen, sedangkan Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 22,5 persen.

Sementara itu BPPT mengungkapkan bahwa pihaknya optimis akan mampu mengembangkan teknologi boiler ultra critical dan boiler ultra supercritical.

Deputi Kepala Bidang Teknologi Informasi Energi dan Material (TIEM) BPPT, Hammam Riza mengungkapkan pada Viva bahwa pembangkit berbasis batu bara memang memiliki dampak pada lingkungan namun melalui teknologi boiler diharapkan mampu menghasilkan pembangkit yang efisiein dan ramah lingkungan.


Sumber: Metrotv News, Viva.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini