"Anak Muda Harus Bersinergi Menuju Indonesia Emas 2045"

"Anak Muda Harus Bersinergi Menuju Indonesia Emas 2045"
info gambar utama

Bagaimana Kawan membayangkan Indonesia 28 tahun lagi? Bila Kawan berhitung, dalam jangka waktu tersebut Indonesia akan menginjak usia 100 tahun kemerdekaan. Tampaknya memang masih panjang, tapi bila kita tak menunggu jangka waktu itu sebenarnya teramat singkat. Satu hal yang pasti ada dalam benak kita semua adalah Indonesia di usia 100 tahun kemerdekaan adalah negara yang jauh lebih maju dari sekarang.

Saat ini, Kawan, dunia sedang bergerak begitu cepat. Negara-negara di dunia ini tengah berlomba-lomba menjadi yang tercepat, terbaik, terkuat, dan terbesar. Dan tanpa kita sadari, dalam kurun waktu 800 tahun terakhir ekonomi dunia yang dulunya berpusat di belahan Bumi barat kini tengah bergeser ke timur. Kita lihat bagaimana Singapura, Jepang, dan Korea Selatan kini menjadi negara yang begitu adidaya.

Untuk menyemangati anak-anak muda Indonesia, pada Jumat 16 Juni lalu GNFI berkesempatan mengundang Agus Harimurti Yudhoyono dalam diskusi publik bertajuk "Menuju Indonesia Emas 2045" di Hotel Aria, Surabaya. Turut hadir dalam kesempatan tersebut para anggota Junior Chamber International (JCI) Indonesia, sebuah organisasi nasional pemuda non-politik dan non-sektarian yang berafiliasi dengan PBB. Acara ini dihadiri ratusan anak muda di Surabaya.

Membuka perbincangan seru malam itu, Founder GNFI Akhyari Hananto sedikit bercerita tentang perjalanan kejayaan Singapura, Jepang, dan Korea Selatan. Ketiga negara ini memiliki masa lalu yang kelam dan menyakitkan, mirip dengan Indonesia yang sempat mengalami masa penjajahan. Namun, mereka memiliki semangat yang sangat besar untuk bangkit. Contoh saja Singapura. Negara yang amat maju di Asia Tenggara ini memang tidak seluas Kabupaten Malang, tapi mereka begitu kuat di dunia.

Founder GNFI, Akhyari Hananto, membuka diskusi dengan menceritakan kisah kejayaan negara Singapura, Jepang, dan Korea Selatan (foto: Febriansyah/ GNFI)
info gambar

Lantas di tahun 2045 nanti, di usia 100 tahun kemerdekaan, apakah Indonesia bisa mencapai masa emas seperti mereka?

Akhyari mengungkapkan, saat ini Indonesia tengah mengalami bonus demografi di mana jumlah usia produktifnya sangat banyak. "Ini belum pernah terjadi dalam 600 tahun terakhir sepanjang sejarah," ujar Akhyari. Tentu hal ini adalah sinyal positif bagi Indonesia untuk terus melebarkan sayap.

Senada dengan hal ini, Agus menjelaskan mengapa perbincangan malam itu fokus pada Indonesia tahun 2045.

"Mengapa 2045? Karena di 100 tahun, satu abad kemerdekaan tentu kita ingin Indonesia bukan hanya survive sebagai negara kesatuan tapi betul-betul negara yang dibanggakan, dihormati oleh dunia. Ini sangat mungkin terjadi," ungkap Agus.

Menurut Agus, ada tiga aspek untuk memenuhi Indonesia emas di 2045. "Bagi saya, Indonesia emas itu jika memenuhi tiga aspek: Indonesia harus aman dan damai, Indonesia harus adil dan sejahtera, Indonesia harus maju dan mendunia," ujar Agus.

Penyiapan sumber daya manusia adalah hal yang teramat penting. Agus mencontohkan Korea Selatan yang kini tengah menjadi primadona khususnya bagi anak-anak muda. Korea Selatan menjadi besar seperti saat ini sama-sama karena pernah terpuruk dan hancur. Tahun 60-an PDB Korea Selatan berada di bawah Indonesia, tapi dalam waktu singkat mereka bisa menguasai dunia melalui inovasi-inovasinya. Masyarakat Korea Selatan pun dididik untuk mencintai negaranya melalui program wajib militer.

"Mereka disiplin melalui wajib militer, tetapi di saat yang bersamaan mereka juga bangsa yang inovatif melalui pendidikan sumber daya manusianya," jelas Agus.

Agus Harimurti Yudhoyono mengungkapkan bahwa anak-anak muda Indonesia adalah kunci mencapai Indonesia Emas 2045 (foto: Febriansyah/ GNFI)
info gambar

Bagaimana dengan Indonesia?

Agus begitu optimis bahwa Indonesia bisa mencapai masa emas karena Indonesia memiliki anak-anak muda yang penuh semangat dan memiliki sifat pejuang. Katanya, anak-anak muda kita punya will power, dedikasi yang tidak mudah patah. Anak muda memiliki segala energi dan waktu yang banyak untuk mewujudkan itu semua.

Oleh karenanya, di hadapan anak-anak muda malam itu, Agus berpesan bahwa kita harus bersinergi, bekerja bersama-sama dengan generasi yang sudah lebih berpengalaman untuk mewujudkan Indonesia yang bermartabat di hadapan dunia. Menurutnya, generasi muda harus memiliki keunggulan kapasitas intelektual, harus mencari wawasan yang luas. Ia juga berpesan kepada generasi muda untuk tidak melulu belajar di dalam kelas dan membaca buku di perpustakaan.

"Luangkan waktu untuk belajar memimpin dan kembangkan jaringan seluas-luasnya. Pilihlah teman yang memiliki energi positif. Tapi, sebisa ungkin kita juga menyebarkan energi positif kepada teman-teman yang tidak dalam satu frekuensi yang sama," pungkas Agus menutup keseruan diskusi malam itu.

Jadi, Kawan, siapkah kita mewujudkan Indonesia Emas 2045? Mari bersinergi!


*

GNFI

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini