Sulawesi, Penyumbang Terbesar Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Sulawesi, Penyumbang Terbesar Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
info gambar utama

Data Badan Pusat Statistik menunjukkan peningkatan nilai produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Peningkatan tersebut berada di angka 5,01 persen selama kuartal pertama 2017. Pulau Sulawesi merupakan penyumbang pertumbuhan ekonomi tertinggi.

Meski peningkatan masih di bawah konsensus Bloomberg, yaitu sekitar 5,08 persen, pertembuhan masih terus menunjukkan sentimen positif. Hal ini diakibatkan oleh pengurangan belanja negara. Belanja pemerintah menjadi salah satu hambatan utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 lalu.

Pengurangan belanja negara dapat menjaga defisit anggaran hingga mencapai kurang dari 3 persen dari batas maksumum PDB. Hal ini mampu mendukung pengurangan beban anggaran negara, hingga meningkatkan prospek pemulihan ekonomi berkelanjutan.

Faktor pendukung pertumbuhan lainnya adalah peningkatan nilai ekspor komoditas dalam negeri. Meningkatnya permintaan pasar global terhadap komoditas Indonesia, yang didukung dengan pemulihan nilai ekspor akan menjadi bagian besar dalam pertumbuhan tersebut.

Tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi di Sulawesi, dengan angka mencapai 6,49 persen dari tahun ke tahun. Sedangkan pertumbuhan di Jawa menempati posisi kedua dengan angka 5,4 persen. Kata Data melansir, 50 persen penyumbang pertumbuhan ekonomi tertinggi di Sulawesi adalah provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).

Porsi sumbangan pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulsel pada 2016 mencapai 50,81 persen. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sulsel Rp 101 triliun. Sumbangan tertinggi berasal dari sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. Sektor lain adalah perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, manufaktur, serta konstruksi.

Pada The Asian Times, ekonom Asia Capital Capital Gareth Leather menyebut tingkat pertumbuhan tersebut sebagai sangat stabil. "Laju pertumbuhan jangka menengah perekonomian Indonesia ini bergantung pada kemampuan pemerintah untuk mengatasi persoalan struktural," jelasnya.

Angka pertumbuhan sebesar 5 persen selama tiga tahun terakhir, dengan angka rata-rata di bawah 6 persen merupakan peningkatan signifikan yang dialami Indonesia selama dekade terakhir.

Reformasi terhadap aturan kepemilikan asing yang baru saja dilakukan pemerintah, dianggap menjadi sisi positif lain yang perlu diperhitungkan. Perbaikan infrastruktur serta reformasi pasar tenaga kerja yang terus digalakkan pemerintah, merupakan dua hal yang turut mendukung peningkatan tersebut. Jika seluruh komitmen tersebut berjalan baik, Capital Economics memperkirakan, PDB akan stabil di angka 5 persen pada 2017 hingga 2018 mendatang.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini