Arena Subur bagi Pengembangbiakan Perusahaan Rintisan Itu Bernama Indonesia

Arena Subur bagi Pengembangbiakan Perusahaan Rintisan Itu Bernama Indonesia
info gambar utama

Koresponden Regional Asia untuk Nikkei Asian Review Simon Roughneen, mencatat bagaimana pasar Indonesia mampu menjadi arena busnis yang subur bagi perkembangan industri perusahaan rintisan (start up). Menurutnya, perkembangan tersebut tak hanya terjadi di wilayah perkotaan, namun juga menyentuh pedesaan.

Sejumlah kota di Indonesia terus alami perkembangan pesat. Perkembangan ini lahirkan berbagai perusahaan rintisan berbasis teknologi, mulai dari penyedia jasa transportasi, belanja, hingga pemesanan makanan. Hal ini menurut Simon, menjadi awal bagi perkembangan teknologi lokal, yang oleh pemerintah Indonesia diperkirakan akan mencapai nilai sebesar $ 130 miliar pada tahun 2020 mendatang.

Di wilayah pedesaan, tantangan bagi perusahaan perintis tak kalah penting. Ketika standar kehidupan jauh lebih rendah, dalam hal pengelolaan logistik, sistem transportasi dan aksesibilitas. Keterbatasan tersbut menjadi peluang bagi pengusaha di jalur perusahaan rintisan.

Pertengahan Agustus ini, penyedia jasa transaksi jual-beli online Tokopedia mendapat suntikan dana senilai $ 1,1 miliar dari sebuah konsorsium yang dipimpin Alibaba Holding. Konsorsium ini memokuskan diri pada sektor teknologi, yang juga telah berkoordinasi dengan Go-Jek.

Dalam laporan yang dilansir Agustus ini, perusahaan riset pasar AS CB Insights menyebut Jakarta sebagi kota pasar terdepan di dunia, dalam hal suntikan modal ventura. Modal ventura adalah dana yang dipinjamkan oleh pemodal untuk mengembangkan bisnis para perusahaan rintisan.

Sejak 2012 ada sekitar $ 789 juta pendanaan yang masuk ke Jakarta dari 127 transaksi. Jumlah ini dua kali lebih besar dibanding Dubai (diposisi kedua) dan tiga kali lebih banyak dibanding Bangkok dan KualaLumpur (posisi kelima).

Dukungan kelas menengah muda, peningkatan penetrasi telepon pintar serta fenomena perusahaan perintis bidang teknologi yang sedang berkembang, membuat penerimaan modal di Indonesia lebih besar. Demikian dicatat CB Insights dalam laporannya.

Meski demikian, modal ventura terbesar di dunia masih terkonsentrasi pada Cina dan negara-negara di Eropa Barat. Sedangkan Amerika Serikat masih menjadi tujuan utama pemberian modal ventura, yaitu menyerap hingga 58% dari total modal yang ada selama tahun 2012-2017.

Rentetan peristiwa menunjukkan timbulnya kepercayaan diri terhadap ekonomi digital Indonesia, sebab makin banyak orang menjalani kehidupan secara online. aplikais Instagram merupakan salah satu contoh, dimana Indonesia memiliki pengguna terbesar di kawasan Asia Pasifik.

"Lima sampai enam tahun yang lalu, jika Anda berbicara tentang mendapatkan investasi untuk model bisnis yang tidak konvensional, hanya sedikit orang yang tertarik," kata wakil presiden Go-Jek Dayu Dara Permata.

Gojek kini tak lagi sekadar melayani jasa angkutan penumpang, namun juga berbagai layanan seperti perawatan rumah dan kendaraan. Investasi bisnis grup G0Jek berkembang dengan adanya Go-Life yang melayani berbagai keperluan lainnya.

Selengkapnya di Nikkei.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini