Impian, Kenangan, dan Cita Rasa Masakan Nusantara

Impian, Kenangan, dan Cita Rasa Masakan Nusantara
info gambar utama

Bercerita tentang keberagaman didalam Nusantara memang selalu menjadi sesuatu yang menarik untuk dibagikan, sebab keberagaman itu sendiri merupakan suatu cerita pengalaman yang sangat personal, artinya dirasakan oleh diri sendiri, namun harus dialami dengan orang lain dari latar belakang dan kebiasaan yang benar-benar berbeda dengan diri sendiri. Didalam menceritakan keberagaman di Nusantara terkait dengan kebudayaannya, tentu terdapat banyak sekali keindahan didalam keberagaman itu. Misalnya, dari segi kesenian, bahasa, adat-istiadat, hingga watak manusianya. Didalam merasakan pengalaman akan keberagaman itu, selalu terbesit rasa syukur telah ditempatkan oleh Yang Maha Esa di tanah Nusantara ini dan bertemu dengan berbagai keindahan dari masing-masing kehidupan masyarakatnya.

Didalam mengalami keberagaman budaya Nusantara, saya berpendapat bahwa kita tidak perlu bepergian jauh mengunjungi setiap tempat di Nusantara, sebab pada masa kini, batas untuk berinteraksi itu seolah telah menipis. Sesuatu yang khas dari berbagai penjuru Nusantara kini dapat dikenali dengan berbagai cara secara instan, misalnya makanan sehari-hari yang kita santap. Terdapat banyak cerita dari sepiring masakan yang kita sajikan sehari-hari, cerita yang sangat panjang mengenai asal-usulnya, cerita mengenai kegagalan-kegagalan didalam menciptakan masakan yang nikmat, cerita mengenai perjalanan panjang bagaimana masakan itu dapat sampai ke hadapan kita, hingga kisah sang pemasaknya sendiri didalam mempelajari cara mengolah hingga memasak makanan tersebut.

Hal yang menarik memang selalu datang dari sesuatu yang sederhana, sesuatu yang esensial namun jarang disadari keberadaannya, namun apabila disadari akan membuat kita bersyukur. Masakan Nusantara bagi saya adalah sesuatu yang spesial, sebab telah saya kenal sejak saya masih kecil. Masakan-masakan itulah yang membangun standar bagi indera pengecap saya, membuat indera pengecap saya memilah-milah mana saja makanan yang dapat saya makan dan mana yang tidak, mana makanan yang pas dan mana yang tidak. Terbiasa dengan masakan Nusantara membuat saya selalu rindu apabila saya dalam beberapa hari saja tidak memperoleh rasa masakan yang seolah telah terbentuk di alam bawah sadar saya, apalagi bila kelak nanti saya pergi jauh, saya tidak mampu membayangkan bagaimana rasanya.

Cita rasa masakan Nusantara selalu khas dari setiap daerah. Di Pulau Jawa sendiri misalnya, masakan khas Jawa Timur identik dengan rasa pedas dan sedikit gurih, sementara di Jawa Tengah dan Yogyakarta identik dengan rasa masakan yang sedikit manis, sementara masakan Padang selalu kaya akan rempah dan bumbu-bumbu yang terkesan kuat. Cita rasa masakan yang beragam namun seperti satu kesatuan ini terasa pas di indera pengecap saya, memperkaya pengalaman saya akan masakan dari berbagai daerah. Selain itu, masakan-masakan ini juga mengingatkan akan betapa kaya serta suburnya bumi Nusantara ini, sebab terdapat berbagai jenis tumbuhan dan bahan makanan untuk diolah, begitu banyak kombinasi yang dapat diciptakan untuk menciptakan masakan dengan cita rasa yang luar biasa dan betapa hebat kreativitas sumber daya manusia nya sehingga mampu menemukan rasa-rasa yang terbaik dari sekian banyak kombinasi tersebut.

Bagi saya secara pribadi, pengalaman mengolah bahan-bahan masakan Nusantara juga menyimpan cerita sendiri. Cerita tentang memasak masakan Nusantara selalu mengingatkan saya pada ibu dan nenek saya. Kami sering menghabiskan waktu pagi kami saat akhir pekan didapur, mengolah bahan-bahan masakan sambil bercerita pengalaman hidup kami, sehingga yang terjadi ialah nenek dan ibu saya mewariskan ilmu-ilmu mereka seputar masakan kepada saya dan saudara-saudara saya sembari berbagi cerita-cerita mereka di masa lalu. Kami tertawa bersama-sama, menertawakan kekonyolan di masa lalu, sambil saling menguatkan ikatan diantara kami.

Nenek saya yang kebetulan sering berpindah-pindah kota di masa muda beliau, sehingga memiliki banyak kisah yang menceritakan sisi masa lalu kehidupan di Nusantara ini melalui sudut pandang beliau. Dengan kesederhanaannya, beliau bercerita tentang masa-masa Nusantara yang tidak akan pernah saya alami. Beliau menggambarkan bagaimana kota-kota di masa lalu, transportasi yang beliau sering gunakan kala itu, kata-kata dalam bahasa Indonesia yang seringkali dicampur dengan bahasa daerah dan bahasa asing, tata krama yang masih asli yang diturunkan dari keluarga, lagu-lagu, hingga pakaian tradisional yang saat itu masih sering beliau gunakan di masa mudanya bersama teman-teman sepermainannya.

Banyak kisah-kisah yang beragam yang beliau ceritakan kepada saya di waktu-waktu memasak pagi hari saat akhir pekan, sehingga tanpa sadar saya selalu menanti kisah-kisahnya. Walaupun terkadang kisah-kisah itu diceritakan berulang-ulang hingga saya hafal bagaimana jalan ceritanya, namun cerita-cerita itu selalu mengingatkan saya bahwa masih banyak yang belum saya ketahui tentang Nusantara. Nusantara begitu luas, begitu beragam, hingga begitu melimpah sisi-sisi unik yang belum terkuak. Bagi saya, Nusantara selalu menyimpan cerita-cerita unik didalam keberagamannya dan suatu saat nanti, saya akan mendengar dan merasakan sendiri sehinga saya pun kelak dapat berbagi cerita kepada orang-orang disekitar saya, bahkan kepada generasi penerus saya. Saya meyakini bahwa keberagaman bukan sesuatu yang dapat memecah-belah bangsa, namun sesuatu yang keberadaanya perlu dipertahankan, sebab banyak hal-hal dan nilai-nilai luhur didalam setiap aspek kehidupan ini yang dapat diwariskan namun menunggu untuk disentuh dan ditanamkan di benak kita semua untuk menjadikan kita manusia yang berbudi luhur dan berakhlak mulia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini