Menunggu 5 Startup Indonesia yang Me'raksasa' di Tahun 2019

Menunggu 5 Startup Indonesia yang Me'raksasa' di Tahun 2019
info gambar utama

Pemerintah optimistis hingga akhir 2019 akan ada lima unicorn (startup dengan valuasi US$ 1 miliar) di Indonesia. “Target kami saat ini ingin memiliki lima Unicorn hingga 2019, dan kami mengharapkan dua Unicorn akan datang melengkapi 3 Unicorn yg sudah ada di Indonesia," ungkap Menkominfo Rudiantara seperti disiarkan laman Kominfo, belum lama ini.

Dua dari tiga Unicorn yang disebut Rudiantara adalah Tokopedia dan GO-JEK. Indonesia saat ini menjadi driver dan core ASEAN.

"Dengan pertumbuhan ekonomi yang tumbuh bagus serta kondisi kestabilan bagus, Indonesia adalah masa depan investasi dunia. Indonesia berkembang sangat cepat. Kemajuan dunia eCommerce kita harus bukan dengan menentangnya, kita harus maraihnya, merangkulnya untuk mengambil kesempatan yang lebih besar. Dua tahun lalu kami bersama Presiden Joko Widodo ke San Francisco, Indonesia belum memiliki pelaku digital yang mencapai tahapan unicorn, namun sekarang sudah ada setidaknya 2 unicorn dan beberapa menuju unicorn," katanya.

Dalam catatan, pemerintah memiliki program gerakan seribu startup untuk mendorong hadirnya Unicorn. Tetapi sejauh ini program itu belum menghasilkan satu pun Unicorn.

Belum lama ini digulirkan juga Next Indonesia Unicorn dimana start ups-start ups berkualitas yang telah mengumpulkan dana putaran ke 2 atau ke 3, dikurasi oleh institusi berkredibilitas kelas dunia seperti Big 4 - EY dan asosiasi Modal Ventura Indonesia.

Startup yang menjelma menjadi Unicorn justru bergerak sendiri tanpa dukungan langsung pemerintah dalam mencari investor.

Para investor yang ingin menyuntikkan dana ke Indonesia umumnya hanya menuntut pemerintah dapat menciptakan regulasi ketenagakerjaan yang kondusif yg dapat mempercepat proses rekrutment dan pemutusan hubungan kerja, khususnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang terkait sektor ekonomi digital, sehingga mengimbangi kecepatan perkembangan dan perubahan di sektor ekonomi digital ini.

Memastikan kemudahan proses investasi dan divestasi (exit) yang mudah dan keuntungan yang kompetitif, seperti yang serupa prinsip bisnis Modal Ventura.

Jika solusi exit murah melalui Pasar Modal sebagai alternatif yang ditawarkan kepada investor modal ventura, melalui konsep serupa dengan "development board", pastikan start up digital yg menjadi pionir melakukan IPO tersebut sukses dan berkelanjutan suksesnya. Karena akan menjadi rujukan bagi para Investor apakah exit "melalui pasar modal" merupakan sarana (vehicle) yang sesuai dgn ekspektasi mereka.

Menciptakan suatu lingkungan yang suportif dan kondusif dalam menerima, mengembangkan dan menguji ide-ide baru untuk diterapkan (light regulation).

Membantu koordinasi dengan kementerian yang berpotensi tinggi untuk mengembangkan solusi digital namun secara sektor masih tertinggal kemampuannya untuk bisa merespon dengan cepat perkembangan ekonomi digitalnya. Sektor-sektor tersebut misalnya sektor kesehatan, agrikultur, dan lainnya.

Sumber : Indotelko.co

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini