Siswa SMA ini Buat Tuna Netra "Melihat" Warna

Siswa SMA ini Buat Tuna Netra "Melihat" Warna
info gambar utama

Mengunjungi pameran lukisan atau pameran seni merupakan suatu kepuasan tersendiri bagi penikmatnya. Atau di zaman Instagram seperti saat ini, datang ke pameran lukisan atau seni bukan lagi hanya untuk penikmat seni tapi juga para remaja bahkan orang tua kekinian yang tidak mau ketinggalan hype sesuatu hal yang baru untuk memenuhi postingan akun instagramnya.

Jane dan penemuannya | kompas.com
info gambar

Mungkin terdengar biasa. Tapi pernahkah kita memposisikan diri sebagai orang buta warna atau bahkan tuna netra, bagaimana mereka dapat menikmati hal-hal yang kita anggap biasa tersebut? Artikel ini bukan artikel motivasi yang akan membuat anda merefleksikan sisi humanitas anda, melainkan artikel apresiasi kepada Jane Carolyne Hartanto.

Jane memikirkan hal yang tidak terpikirkan oleh kita dan melakukan sebuah aksi terhadap hal tersebut. Siswa kelas XII SMAK Penabur Gading Serpong, Jakarta ini membuat alat untuk para tuna netra dan penyandang buta warna dapat “mendengar” warna.

Berangkat dari harapannya bahwa tuna netra dan buta warna dapat melukis atau masuk ke jurusan yang mengharuskan menggunakan warna, dan mendesain sesuatu dengan warna dibantu oleh guru fisika dan pembimbing LIPI Dr. Esa Prakasa M. T. ia menciptakan alat yang mampu menciptakan gelombang suara yang menunjukkan perbedaan warna.

Saat ditemui di Indonesia Science Expo (ISE) 2017 yang diadakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Balai Kartini, Jane menjelaskan bahwa perbedaan warna menghasilkan perbedaan gelombang yang ditangkap dan bunyi yang dihasilkan melalui speaker.

Penemuan Jane merupakan hasil pengembangan karya dua mahasiswa Universitas Cornell, Deyu Liu dan Kevin Lin yang sebelumnya juga membuat temuan serupa. Namun karya Deyu dan Kevin hanya mampu mengenali dan mengubah sembilan warna dasar.

Spektrum warna | novaproducts.com.au
info gambar

Jane mengklaim bahwa alat ciptaannya secara teori mampu mengenali 16 juta warna dan mengkonversikannya ke dalam 16 juta suara berbeda.

Mengutip dari kompas.com, alat konversi suara buatan Jane terdiri dari arduino, LED RGB, fototransistor, pengeras suara, dan baterai yang dirangkai ke dalam satu kotak kecil.

Pertama, LED RGB diarahkan kepada bidang berwarna. Ketiga warna dasar –merah, hijau, biru– ini berkedip bergantian dalam kecepatan 1 milimeter per detik sehingga terlihat ketiga warna berkedip bersamaan.

Kemudian, intensitas pantulan warna dari LED RGB akan dihitung oleh fototransistor dan dianalisis. Hasilnya masuk ke dalam arduino untuk memodulasi gelombang. Lalu, pengeras suara mengeluarkan suara yang berbeda dari setiap warna yang dipantulkan.

Alat tersebut sudah diuji coba terhadap teman sekolahnya. Dari 20 warna yang diuji coba, 8 diantaranya berhasil dijawab dengan benar.

Pengaplikasiannya memang membutuhkan latihan ekstra untuk penggunanya. Namun patut dicoba.

Sungguh membanggakan.


Sumber: sains.kompas.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini