Seperti diberitakan ANTARA (23/11) Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Dirhamsyah menjelaskan bahwa ekspedisi ini akan memiliki misi untuk mendokumentasikan kekayaan wilayah timur Indonesia. "Setidaknya 60 hari ekspedisi akan berjalan dan kita akan potret semua, tidak cuma aspek oseanografinya saja, tapi juga terestrial dan sosial budaya," ujarnya.
Misi ini dianggap perlu karena selama ini belum ada informasi yang lengkap terkait potensi hingga masalah yang ditemui di pulau-pulau terdepan. Hasil ekspedisi ini nantinya akan dibukukan dan akan diberikan kepada Presiden RI, Joko Widodo.
"Selama ini kan memang belum ada informasi tersaji secara lengkap terkait potensi hingga masalah yang ditemui di pulau-pulau terdepan untuk kita gunakan sebagai dasar keputusan pengelolaannya," katanya.
Masalah seperti akses energi, air bersih, pangan dan pengelolaan secara keseluruhan akan menjadi perhatian dalam ekspedisi ini. Sehingga perlu adanya keterlibatan berbagai bidang ilmu untuk menginventarisasi data dan informasi. Pemetaan tersebut nantinya akan dilakukan oleh para peneliti dari beberapa kedeputian LIPI dan Kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati dan juga Kedeputian Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kebudayaan.
Tidak hanya dari LIPI, Dirhamsyah juga berharap peneliti dari instansi lain, perguruan tinggi di daerah hingga media massa bisa bergabung dalam ekspedisi ini. Sehingga akan mampu memberikan catatan yang lengkap tentang pulau-pulau terdepan.
Sampai saat ini menurut data LIPI, di Indonesia terdapat 18.110 pulau di Indonesia. Belum seluruhnya diketahui dan baru 17.503 pulau yang diakui secara internasional sejak Agustus lalu. Artinya masih terdapat beberapa ratus pulau lagi yang belum dinamai, didaftarkan dan didata untuk dicatatkan di Perseriakan Bangsa-Bangsa agar diakui sebagai milik Indonesia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News