Ekonomi Indonesia Tahun 2018

Ekonomi Indonesia Tahun 2018
info gambar utama

Ekonomi Indonesia pada tahun 2018 akan berskala 1 dollar Amerika Serikat (AS) kata Kepala ekonom PT. Bank CIMB Niaga Tbk Adrian Panggabean. Beliau juga mengatakan bahwa status tersebut sebagai negara dengan Produk Domestik Bruto (PDB) bernominal 1 Triliun dollar AS.

"Hanya ada 16 dari 180 negara di dunia yang memiliki output di atas 1 triliun dollar AS. Bila dijumlahkan, total PDB keenambelas negara tersebut mencapai hampir 60 triliun dollar AS," ujar Adrian dalam laporannya, seperti yang dikutip dari Kompas.com

Dengan angka tersebut, Indonesia berhasil mencangkup 75% dari total perekonomian dunia dan Indonesia juga bisa menjadi negara dengan bobot geoekonomi dan geopolitik yang semakin besar.

Adrian juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan mencapai 5,2*. Tak hanya ekonom dari Bank CIMB Niaga saja yang memiliki ekspektasi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2018, namun Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia juga optimis.

“Lingkungan eksternal yang kondusif, faktor fundamentai ekonomi yang kuat, serta kemajuan dalam reformasi struktural menjadi faktor pendukung perekonomian Indonesia," ujar Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia, Rodrigo A Chaves, seperti yang dilansir dari Sindonews.com

Pemerintah Indonesia juga memiliki cita-cita untuk menempatkan Indonesia dalam sepuluh ekonomi global terbesar tahun 2025 mendatang. Pemerintah memiliki strategi, yaitu fokus pada investasi di bidang infrastruktur dan industri manufaktur. Oleh sebab itu, seperti yang kita ketahui bersama pemerintah telah meluncurkan serangkaian paket kebijakan ekonomi dengan tujuan meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Indonesia melalui deregulasi, intensif fiskal, dan perkuatan daya beli. Presiden Joko Widodo bahkan menargetkan setidaknya ada pertumbuhan ekonomi sebesar 7% pada tahun 2019 nanti.

Negara Indonesia sendiri sebagai negara berkembang masih memiliki potensi yang sangat besar karena adanya smberdaya alam yang besar dan sumber daya manusia yang banyak, biaya ternaga kerja dan produksi murah dan kondisi politik relatif stabil.

Presiden Jokowi juga telah menyampaikan RAPBN 2018 yang disusun berpedoman pada tiga kebijakan utama, yaitu: 1/ Mendorong optimalisasi pendapatan negara melalui peningkatan rasio pajak serta optimalisasi pengelolaan sumber daya alam dan aset negara. 2/ melakukan penguatan kualitas belanja negara melalui peningkatan kualitas belanja modal yang produktif, efisiensi belanja non prioritas seperti belanja barang dan subsidi yang harus tepat sasaran, sinergi antara program perlindungan sosial, menjaga dan refocusing anggaran prioritas seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan, serta penguatan kualitas desentralisasi fiskal untuk pengurangan kesenjangan dan perbaikan pelayanan publik. 3/ Kebijakan keberlanjutan dan efisiensi pembiayaan, yang dilakukan melalui pengendalian defisit dan rasio utang, defisit keseimbangan primer yang semakin menurun, dan pengembangan creative financing, seperti melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha atau KPBU.

Adapun laju inflasi pada tahun 2018 diperkirakan mencapai 3,5%. Adrian menyebut, di bawah asumsi tidak ada kenaikan harga-harga barang yang dikendalikan pemerintah (administered prices), stabilnya nilai tukar rupiah, dan stabilnya harga beras, maka rerata tahunan inflasi diperkirakan mencapai 3,5%.


Sumber: Liputan6.com, Kompas.com, Sindonews.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini