1200 Pohon untuk Tameng

1200 Pohon untuk Tameng
info gambar utama

Pegiat lingkungan yang tergabung dalam Komunitas Lingkar, didukung paguyuban Wonogiren Top (Wontop), menyerahkan 1200 bibit pohon kepada masyarakat dusun Tameng, Desa Girikikis, Kecamatan Giriwoyo, Wonogiri. Bibit pohon jati (Tectona Grandis), sengon (Albizia Chinensis), dan mahoni (Swietenia Mahagoni) dipilih karena dianggap cocok untuk konservasi daerah perbukitan kapur di Tameng.

Selain Mahoni tahan hidup di daerah tandus, pohon ini bisa mengurangi polusi sekitar 47% - 69% sehingga disebut sebagai pohon peneduh sekaligus filter udara dan penangkap air yang baik. Pohon jati memang banyak dibudidayakan masyarakat Tameng dan sekitarnya karena nilai ekonomisnya yang tinggi. Sedangkan pohon sengon mudah tumbuh dan bisa segera dipanen setelah umur 3 tahun.

Ketua Komunitas Lingkar, Yani Sapto Hoedoyo, mengatakan bahwa pada program reforestasi di Tameng kali ini membawa 500 bibit pohon jati, 500 bibit mahoni, dan 200 bibit sengon. Program penghijauan ini, menurut Yani, akan berlanjut dengan pemantauan dan penanaman bibit pohon lainnya.

"Selanjutnya, sebagaimana permintaan masyarakat, kami nanti juga akan menyediakan bibit pohon buah-buahan yang hasil ekonominya akan lebih cepat dipetik. Mungkin tiga atau empat bulan lagi kami akan datang membawa bibit alpukat sekaligus memantau perkembangan penanaman bibit yang diserahkan kali ini. Apa sudah ditanam dan dirawat dengan baik? Dan kalau ada yang mati mungkin bisa dilakukan penyulaman," tuturnya saat proses penyerahan bibit pohon ke masyarakat Tameng, Sabtu (31/3/2018).

Desa Tameng belum lama ini memang dilanda banjir genangan air akibat badai Cempaka yang melanda kawasan selatan Jawa beberapa waktu lalu. Selain itu, di beberapa lokasi juga terjadi longsor. Penghijauan ini dalam jangka panjang diharapkan dapat mengurangi bencana alam seperti banjir dan tanah longsor yang kerap melanda Tameng dan sekitarnya. Kayu hasil hutan rakyat ini juga diharapkan memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat.

"Program ini juga sekaligus bentuk kepedulian Lingkar terhadap lingkungan dan masyarakat, khususnya warga Tameng. Penanaman pohon ini semoga bisa meminimalisir risiko bencana alam seperti banjir dan tanah longsor di kawasan perbukitan karst Tameng dan sekitarnya. Saya berharap bibit pohon yang kami serahkan ini bisa dirawat dan disayangi sehingga dapat menghasilkan dan memberi manfaat bagi warga desa di sini," tambah Yani Sapto Hoedoyo.

Wakil warga Tameng, Suharyo Seno, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada komunitas Lingkar dan paguyuban Wontop atas pemberian bantuan bibit tanaman ini. Warga berharap kerjasama untuk menanggulangi bencana alam serta pembangunan berkelanjutan dapat terus dilakukan melalui berbagai program.

Komunitas Lingkar merupakan konsorsium swadaya non profit berbasis di Yogyakarta yang bergerak di bidang konservasi lahan dan penghijauan. Secara rutin, komunitas yang juga bersinergi dengan komunitas penggiat lingkungan hidup Green Net Indonesia (GNI) ini menggelar program penanaman pohon di berbagai wilayah di Yogyakarta dan sekitarnya.

Sedangkan Wonogiren Top atau Wontop adalah paguyuban yang beranggota para alumni SMP N 1 Wonogiri dan SMA N 1 Wonogiri. Selain sebagai ajang silaturahim antar alumni, paguyuban ini juga mulai membuat program sosial kemasyarakatan dan kepedulian lingkungan yang bermuara pada pembangunan Kabupaten Wonogiri dengan memanfaatkan jaringan yang dimiliki para alumni. ***(ek)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini