Revolusi Biru: Perwakilan Indonesia di Program Start-up Accelerator Bergen, Norwegia

Revolusi Biru: Perwakilan Indonesia di Program Start-up Accelerator Bergen, Norwegia
info gambar utama

Seiringan dengan berjalannya Revolusi biru, berbagai upaya peningkatan produksi pangan yang berasal dari laut (sumber daya laut) dilakukan untuk mendukung gerakan tersebut. Tidak terkecuali bagi tim start up dibidang akuakultur asal Indonesia, Jala.tech. Tim start up ini terpilih untuk mengikuti program Start-up Accelerator menjadi perwakilan Indonesia.

Program akselerasi khusus di bidang akuakultur ini dilaksanakan di Bergen, Norwegia yang merupakan ibukota akuakultur dunia. Dimana di kota ini terdapat semua perusahaan penting di bidang akuakultur. Program tersebut didesain secara khusus bagi para pelaku start up di bidang akuakultur dapat saling berkolaborasi.

Tim HATCH sendiri digawangi oleh founder dan mentor yang luar biasa, seperti Carsten Krome dan Georg Buanach. Ekosistem yang ada di wilayah kantor Bergen sangat mendukung bagi start up akuakultur seperti NCE Seafood, Cargill. Marine Harvest, Leroy, Pharmaq, Patogen, Uni research dan masih banyak lagi. HATCH Accelerator, selaku penyelenggara program akselerasi ini memang mencari sejumlah start up akuakultur untuk bersama mengembangkan dunia akuakultur.

Tim Jala di Bergen, Norwegia | Sumber: Press Release
info gambar

Diakui oleh Liris Maduningtyas dari tim Jala, hanya 7 pelaku start up saja yang terpilih untuk bergabung dalam program ini. Berawal dari newsletter yang dikirimkan oleh tim HATCH kepada Tim Jala, dan ditindak lanjuti oleh tim Jala untuk mendaftar selanjutnya mengikuti proses seleksi global.

Tim Jala.tech bersama dengan 6 start-up lainnya di dunia seperti: Manolin (AS), Aqua connect (India), Algae Pro (Norwegia), Sensaway (Portugal), Verifik (Thailand/France), dan TradeIT (Inggris) melakukan mentoring besama HATCH accelerator selama 3 bulan dimulai 1 April sampai dengan 28 Juni 2018. Dalam 3 bulan tersebut peserta start-up dari berbagai negara akan mendapatkan mentoring yang akan membantu peserta. Mulai dari pembangunan tim sampai masalah keuangan. Tim akan dipertemukan dengan stakeholder terkait, pengusaha dibidang akuakultur dan investor. Tim JALA diwakili oleh dua orang yakni Aryo Wiryawan dan Liris Maduningtyas, kemudian nantinya disusul oleh Syauqy Nurul Aziz.

“Etos kerja, passion dan fokus merupakan salah satu hal yang diterapkan pada program akselerasi ini. Para mentor selalu mendorong dan turun tangan membantu langsung masalah yang dihadapi oleh start-up di lapangan.” Jelas Aryo salah satu Tim Jala.tech.

Saat di Bergen selain mentoring, mereka juga mengunjungi berbagai akuakultur farm yang ada disana. Berkunjung ke salmon farm, melihat proses budidaya akuakultur dan teknologi yang digunakan seperti: online monitoring, alat ukur parameter air, mesin pangan, mesin panen, mesin vaksin, dan serangkaian alat pendukung dalam proses budidaya akuakultur.

Harapannya kedepan Tim Jala.tech melalui program accelerator ini dapat mempertajam bisnis model yang sudah dipunya supaya lebih terstruktur dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi dunia akuakultur di Indonesia.


Sumber: Press Release Tim Jala

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini