Kampung Warna-warni, Sambut Idulfitri Ala Warga Trenggalek

Kampung Warna-warni, Sambut Idulfitri Ala Warga Trenggalek
info gambar utama

Demi menyambut hari kemenangan, warga masyarakat Trenggalek, Jawa Timur menghias kampungnya masing-masing sehingga terlihat lebih semarak. Pada Rabu (13/6) lalu, hampir seluruh jalanan kampung di kabupaten ini sudah dihias dengan kain aneka warna.

Adalah menghias jalanan kampung, tradisi tahunan masyarakat Trenggalek jelang Lebaran. Meski diadakan setiap tahun, tradisi ini juga menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Bahkan kain yang digunakan untuk menghias jalanan juga semakin modern. Tak hanya itu, kreativitas dari masing-masing kampung juga turut tertuang dalam pernak-pernik hiasannya. Misalnya saja tambahan lampion beragam bentuk di Dusun Krajan.

Tradisi menghias jalan warga Trenggalek untuk sambut Idulfitri | Foto: Detik/Adhar Muttaqin
info gambar

Dusun yang terletak di Desa Melis, Kabupaten Trenggalek kini sudah dipoles menjadi cantik. Jalanan sepanjang 200 meter dipenuhi penjor (hiasan) berbahan kain warna-warni yang dilengkapi dengan lampion serta lampu hias. Tujuannya agar penjor tersebut terlihat lebih indah pada malam hari.

“Setiap tahun pernik yang kami tambahkan selalu berbeda. Terkadang lampion berbentuk bola maupun bentuk kotak. Tahun ini, kami tambahkan lampu hias,” ujar Muhammad Umar, Kepala Dusun Krajan.

Pengerjaan hias kampung ini dilakukan warga secara gotong royong. Proses pembuatan dan pemasangan penjornya diakui Umar sudah disiapkan sejak awal bulan puasa sehingga saat malam takbir sudah terpasang semua penjor.

Suasana jalan lingkungan di Dusun Krajan | Foto: Kompas/Slamet Widodo
info gambar

Umar mengaku menghabiskan dana sekitar 10 – 15 juta rupiah untuk membuat penjor. Dana ini berasal dari iuran warga setiap dusun.

“Untuk jalan sepanjang 200 meter, kami menghabiskan bahan kain sekitar 100 meter lebih per warna kain. Kami tambah aksen anyaman di bagian atas yang melintang jalan,” tambahnya.

Yang berbeda dari tahun sebelumnya adalah bila tahun sebelumnya rangka penjor terbuat dari bambu, tahun ini rangkanya terbuat dari besi agar lebih kokoh. Lagipula, menurut Umar, bambu saat ini juga sulit didapat.

Intip juga hiasan Desa Widoro, Trenggalek tahun lalu di sini!


Sumber: Kompas

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini