Pathol, Olahraga Tradisional Gulat dari Pesisir Pantai Jawa

Pathol, Olahraga Tradisional Gulat dari Pesisir Pantai Jawa
info gambar utama

Di zaman milenial seperti saat ini sudah sangat jarang ditemui anak-anak yang bermain olahraga tradisional. Padahal olahraga tradisional sudah dimainkan sejak zaman nenek moyang. Namun untuk anak-anak di era tahun 90-an olahraga tadisional merupakan permainan yang asyik dan seru untuk dimainkan secara bersama-sama. Baik saat pulang sekolah ataupun liburan.

Terdapat berbagai macam jenis olahraga tradisional yang ada di Indonesia. Secara umum olahraga mempunyai makna sebagai salah satu aktivitas fisik maupun psikis yang berguna untuk menjaga dan meningkatkan kualitas tubuh seseorang.

Olahraga berasal dari bahasa Perancis kuno, Desport yang berarti "Kesenangan" , serta pengertian bahasa Inggris tertua ditemukan sekitar tahun 1300 bahwa pengertian olahraga adalah segala hal yang mengasyikkan dan menghibur untuk manusia.

Olahraga adalah salah satu cara yang efektif untuk menjaga kesehatan, penghilang stress dan meningkatkan metabolisme tubuh. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal disarankan olahraga secara rutin dan teratur.

Tidak semua aktivitas fisik yang dikerjakan oleh manusia bisa disebut sebagai olahraga. Misalnya saja aktivitas mendorong meja, mengangkat barang, dan bersih-bersih bukanlah aktivitas olahraga, tetapi aktivitas kerja. Mengapa bisa disebut demikian?

Pertama, olahraga merupakan aktivitas tubuh secara spesifik dengan teknik tertentu yang selain mendapatkan manfaat bagi kesehatan tubuh juga bisa dipertandingkan dalam perlombaan atau kompetisi olahraga baik tingkat daerah, nasional ataupun internasional.

Kedua, olahraga selain bisa menjadi gaya hidup juga bisa menjadi tontonan dan hiburan tersendiri.

Dari kedua alasan itulah berkembang dan muncul berbagai jenis olahraga yang dipertandingkan dalam kancah nasional ataupun internasional seperti olahraga atletik, olahraga gulat, olahraga beladiri, dan olahraga permainan seperti bulu tangkis, voli, tenis, basket dan sepak bola. Karena olahraga bersifat dipertandingkan, maka tak jarang olahraga juga erat maknanya sebagai permainan/games yang menyenangkan.

Olahraga yang dipertandingkan dalam skala internasional pada mulanya adalah olahraga lokal/tradisional yang berasal dari satu wilayah tertentu dan akhirnya menyebar ke wilayah lain. Masing-masing olahraga memiliki makna dan sejarahnya sendiri-sendiri.

Suatu jenis olahraga bisa menjadi olahraga yang dipertandingkan di tingkat internasional bila olahraga tersebut bisa diadopsi dan dimainkan di berbagai negara. Bila sudah seperti itu, maka akan lahir suatu organisasi internasional dan nasional untuk memayungi jenis olahraga tersebut. Tujuan pembentukan organisasi tersebut adalah untuk membuat suatu peraturan permainan secara global sehingga masing-masing negara akan memiliki standar aturan main yang serupa. Karena itulah, ada jenis-jenis olahraga yang tidak bisa dimainkan di tempat lain atau hanya berkembang dalam skala kecil dari skala nasional.

Jadi olahraga tradisional memiliki arti suatu jenis olahraga yang berasal dari suatu daerah tertentu dengan latar belakang budaya tertentu dan hanya berkembang dalam ranah lokal sebagai bagian dari kehidupan masyarakat di daerah tersebut. Olahraga tradisional merupakan pencetus lahirnya olahraga internasional.

Sebagian besar olahraga tradisional di Indonesia berasal dari kehidupan sehari-hari seperti berenang, memancing atau bahkan berasal dari salah satu cara untuk menyerang atau membela diri. Budaya, iklim dan letak geografis dari wilayah-wilayah di Indonesia juga mempengaruhi corak dan bentuk olahraga tradisional di Indonesia.

Salah satu olahraga yang bermula dari olahraga tradisional dan kini sudah menjadi olahraga yang diperhitungkan di dunia Internasional adalah Pathol.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)

Pathol, olahraga tradisional masyarakat pesisir pantai utara mirip sumo (Foto : Budaya Pesisir)

Pathol memiliki kesamaan dengan sumo. Letak perbedaannya adalah dalam olahraga Pathol orang yang tidak memiliki tubuh tambun boleh terjun di arena pertarungan untuk melawan orang lain yang memiliki perawakan sepadan. Pemain Pathol harus bertelanjang dada dan di pinggang masing-masing dililitkan kain sarung atau tali "dadhung" untuk tempat pegangan lawan. Tidak ada matras dalam olahraga Pathol. Arena pertandingan dilakukan di tempat terbuka.

Dalam olahraga Pathol, dua orang pria saling berhadapan untuk bertarung, berusaha saling mengunci lawan. Sampai salah satu diantara mereka benar-benar terkunci dan menyerah atau dinyatakan kalah. Arena Pathol berupa pasir dan sering dimainkan di pantai.

Dalam olahraga Pathol selain ada pemain juga ada panjak (pengrawit) untuk mengiringi para pemain Pathol. Minimal dibutuhkan lima orang pengrawit yang memainkan kendang, kempul (gong kecil), lenong, bonang dan saron.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)

Pemain Pathol saling mengunci lawan (Foto : Budaya Pesisir Utara)

Pathol dalam bahasa Sansekerta berarti orang tak terkalahkan. Olahraga tradisional khas nusantara ini lahir pada era kerajaan Majapahit. Saat Pangeran Sri Sawardana adik penguaa Lasem Bhree Lasem (Dewi Hindu berniat membentuk prajurit angkatan laut untuk mengamankan pelabuhan di Tuban, Jawa Timur.

Para "calon prajurit" kemudian diadu untuk mencari siapa yang paling kuat melalui pertandingan semacam gulat. Pemain Pathol dilarang memukul, menendang atau menyikut. Mereka saling memegang udhet atau kain sepanjang 1,5 meter milik lawan yang diikat di masing-masing perut pemain. Mereka kemudian berusaha saling membanting lawannya. Pemenang dari olahraga Pathol ini adalah orang yang berhasil menelentangkan lawan hingga punggungnya menempel di pasir/arena pertarungan.

Dalam olahraga Pathol sangat menjunjung tinggi sportivitas. Sportivitas dalam olahraga sangatlah penting. Sebab sportivitaslah yang akan menentukan juara sejati.

Rasa sportivitas harus ditanamkan sejak dini. Dengan penanaman sportivitas sejak dini, anak-anak akan belajar bagaimana menerima kekalahan tanpa ada rasa dendam terhadap lawan.

Sportivitaslah yang akan membuat seorang olahragawan menjadi olahragawan sejati. Untuk menjadi olahragawan bukan mengenai fisik saja, tapi lebih pada jiwa yang sehat. Sportivitas menjadi ketentuan yang membedakan antara juara sejati dan juara pada umumnya atau juara biasa-biasa saja.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini