Menampilkan Wajah Cantik Indonesia Luar-Dalam

Menampilkan Wajah Cantik Indonesia Luar-Dalam
info gambar utama

Oleh : Ilya Ramadhania

Asisten Manajer Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto

Jika kita memutar memori pada 20 tahun silam, ingatan kita akan tertuju pada masa tragis Indonesia yang mengalami krisis ekonomi. Masih segar dalam ingatan tentang dampak badai krisis memporak-porandakan ekonomi Indonesia. Lonjakan kurs yang melambung hingga serasa mencekik leher diikuti hantaman kenaikan harga bahan pokok.

Jumlah pengangguran juga meningkat seiring mulai lumpuhnya kegiatan ekonomi. Hal ini disebabkan ratusan perusahaan skala kecil, menengah, hingga besar mengalami gulung tikar. Sungguh, Indonesia merasakan bencana ekonomi yang sangat besar pada saat itu.

Oh yes, the past can hurt. But you can either run from it or learn from it.” Itulah kutipan dari film The Lion King yang merefleksikan perubahan Indonesia dari masa krisis lalu. Kini, Indonesia telah berubah dan telah belajar banyak dari mimpi buruk kelam.

Kerja keras Indonesia tercermin dari berbagai aspek. Ekonomi yang tumbuh, nilai rupiah yang terjaga, dan sistem keuangan yang stabil menunjukkan semakin sehatnya kondisi ekonomi Indonesia saat ini. Buktinya saja, ekonomi Indonesia pada tahun 2017 tumbuh 5,07 persen dengan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan yang tetap terjaga.

Pada 10 tahun terakhir, kinerja ekonomi Indonesia mampu menduduki panggung dengan posisi ketiga dibandingkan negara emerging market economy lainnya. Inflasi Indonesia pada tahun 2017 juga mencapai kisaran target, yaitu berada pada angka 3,61 persen.

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia yang Terus Berkembang | Sumber dok: Ekonomi Kompas
info gambar

Stabilitas makroekonomi juga terjaga. Hal ini tercermin dari defisit transaksi berjalan di bawah dua persen dari PDB. Stabilitas sistem keuangan Indonesia juga terjaga karena ditopang oleh kondisi perbankan yang kuat dan risiko kredit yang terkendali.

Menariknya, untuk kali pertama sejak krisis ekonomi 1998, Sovereign Credit Rating (SCR) Indonesia naik satu peringkat di kelas investment grade. Lembaga pemeringkat dunia, Moodys Investor Service (Moodys), menaikkan peringkat surat utang Indonesia dari posisi Baa3 menjadi Baa2 dengan outlook stabil.

Terakhir kali, Indonesia mengantongi rating Baa2 pada tahun 1997. Setelah itu, rating anjlok akibat krisis ekonomi 1998. Perolehan peringkat layak investasi tersebut juga diberikan oleh lembaga peringkat utama dunia lainnya, yaitu: Standard & Poor’s dan Ftich.

Tidak hanya dari sisi ekonomi, pembangunan infrastruktur juga berkembang cepat. Pemerataan infrastruktur selalu diupayakan agar pertumbuhan ekonomi tidak hanya tertumpu pada wilayah tertentu saja. Melainkan, dapat merata di seluruh daerah di Indonesia.

Meningkatnya fokus utama pemerintah terhadap pembangunan infrastruktur dibuktikan dengan alokasi anggaran pembangunan infrastruktur yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2017 sendiri, anggaran pengembangan infrastruktur Indonesia sebesar 388,3 triliun Rupiah. Angka ini meningkat 44,3 persen dari 269,1 triliun Rupiah pada tahun 2016.

Pondasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia juga tidak kalah kuat di tengah persaingan yang ketat. Eksistensi UMKM di Indonesia merupakan sektor strategis untuk memerangi kemiskinan. Mengingat, sebanyak 96,87 persen penduduk Indonesia bekerja di sektor UMKM.

Adaptasi digital pun mulai terasa di Indonesia. Perlahan-lahan, Indonesia mulai menjadi raksasa ekonomi digital dengan tumbuhnya startup baru yang meraup pendapatan hingga menanjak dengan cepat. Kreativitas digital juga tercetus pada instrumen pembayaran digital yang memberikan kemudahan dan efisiensi pengguna.

Di samping aspek-aspek yang telah disebutkan sebelumnya, wajah Indonesia juga terpancar dari anugerah kondisi alam yang indah bak surga dunia. Keindahan alam yang tersebar dari Sabang sampai Merauke menjadi daya tarik Indonesia yang memikat bagi setiap orang untuk mengunjunginya.

Keindahan Indonesia Salah Satunya Terletak Pada Keelokan Masing-Masing Daerahnya Layaknya Merauke | Sumber dok: IndonesiaKaya.com
info gambar

Pariwisata merupakan sektor ekonomi penting di Indonesia dan menjadi salah satu penyumbang devisa negara. Sektor Pariwisata terus menunjukkan pertumbuhan dari tahun ke tahun. Tidak hanya disumbang dari kunjungan para wisatawan. Sektor ini juga memberikan efek samping kepada peningkatan belanja wisatawan.

Itulah bukti kecantikan luar Indonesia yang terlihat dari keindahan alamnya. Dan juga bukti kecantikan dalam Indonesia yang terlihat dari perekonomian yang sehat. Wajah cantik Indonesia ini menjadi kekuatan Indonesia, sehingga mampu terpilih sebagai tuan rumah hajatan besar IMF-WBG Annual Meetings 2018.

Keuntungan Tuan Rumah

Indonesia sendiri telah mengajukan diri sebagai tuan rumah pada empat tahun yang lalu. Pada saat itu, negara berpenduduk 270 juta jiwa ini mampu bersaing dengan negara lain yang sama-sama mengajukan. Sama seperti Indonesia, mereka pun sangat mengharapkan untuk dapat terpilih.

Menjadi tuan rumah pertemuan tahunan IMF-WBG merupakan impian dari setiap negara anggota. Agar dapat terpilih menjadi tuan rumah, negara-negara tersebut sangat membutuhkan wajah yang benar-benar cantik luar-dalam.

IMF-WBG Annual Meetings 2018 Direncanakan Dibuka Presiden Jokowi | Sumber dok: Aktual.com
info gambar

Bayangkan saja, pertemuan ini akan dihadiri oleh delegasi dari 189 negara dengan total peserta mencapai 15 ribu orang. Para peserta yang hadir di Indonesia akan dimanjakan oleh keindahan Bali. Pasalnya, IMF-WBG Annual Meetings 2018 akan diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, pada Oktober 2018 mendatang dengan tema “Voyage To Indonesia”.

Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah dapat menunjukkan tingginya kepercayaan dunia internasional kepada Indonesia dalam berbagai bidang. Ajang ini juga dapat dijadikan momentum unjuk diri tentang cantiknya Indonesia di mata dunia.

Inilah tiga keuntungan utama yang didapatkan dari terselenggaranya IMF-WB Annual Meetings 2018 bagi Indonesia.

  1. Mempercantik roda perekonomian Indonesia, khususnya Bali.

Penyelenggaraan IMF-WB Annual Meetings 2018 dapat menggerakan ekonomi dan memberikan potensi devisa. Kehadiran ribuan peserta pada low season di Bali akan membangkitkan sektor MICE, pariwisata, sektor jasa industri kecil, dan sektor pendukung lainnya. Proyek infrastruktur di Bali juga akan dipercepat, seperti Bandara Ngurah Rai, patung GWK, dan Tanjung Benoa.

IMF-WBG Annual Meetings 2018 Direncanakan Dibuka Presiden Jokowi | Sumber dok: Kumparan
info gambar
  1. Momentum unjuk diri dan promosi ke dunia.

Selama IMF-WB Annual Meetings 2018 berlangsung, sorotan dunia akan terfokus pada Indonesia. Berbagai media internasional akan hadir pada hajatan besar Indonesia. Tentunya, hal ini akan menampilkan seluruh potensi cantik Indonesia baik, dari sisi perkembangan ekonomi, politik, budaya, maupun pariwisata.

  1. Menumbuhkan peluang investasi.

Kehadiran seluruh delegasi negara-negara anggota IMF dan WB ke Indonesia dapat digunakan sebagai momen untuk mengenalkan berbagai produk unggulan Indonesia. Hal ini juga menjadi peluang investasi usaha yang memiliki prospek untuk dikembangkan.

Tidak bisa dibayangkan seluruh penjuru dunia akan tercengang dengan kecantikan luar dalam Indonesia pada Oktober 2018 nanti. So guys, Are you ready for IMF-WB Annual Meetings 2018?*

(Tulisan merupakan pendapat pribadi, tidak mencerminkan kebijakan institusi tempat penulis bekerja)

Email : ilya_r@bi.go.id

Sumber:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini