Kisah Grup Musik Legendaris Indonesia Diangkat ke Layar Lebar

Kisah Grup Musik Legendaris Indonesia Diangkat ke Layar Lebar
info gambar utama

Falcon Pictures, salah satu perusahaan produksi film terbesar di Indonesia - saat ini tengah mengadaptasi karya Pramoedya Ananta Toer "Bumi Manusia" - juga telah melanjutkan proyek lain untuk membuat film biografi band rock pop legendaris Koes Plus, yang sering dianggap sebagai The Beatles Indonesia.

Grup band Koes Plus | Sumber: Tempo.co
info gambar

Koes Plus mulai dengan nama Koes Bersaudara pada tahun 1960 sebagai grup keluarga yang terdiri dari saudara Koeswoyo: John, Yok, Yon, Nomo, dan Tonny.

Setelah Nomo meninggalkan grup pada tahun 1968, digantikan oleh Kasmuri (Murry), band ini berganti nama menjadi Koes Plus.

Beberapa lagu paling populer milik band legendaris ini adalah "Pelangi", "Diana", dan "Kolam Susu".

Kesuksesan Koes Plus tidak berawal dari kisah yang manis, band ini pun turut mengalami pahitnya perjalanan berkarir. Salah satunya adalah dimana presiden pertama Indonesia, Sukarno, seorang anti-imperialis, sering mengkritik band ini karena memainkan musik "ngak-ngik-ngok" atau yang "berisik" yang dipengaruhi oleh budaya Barat.

Salah satu sampul album Koes Plus | Sumber: MerahPutih
info gambar

Pada bulan Juni 1965, para anggota band dipenjarakan di Penjara Glodok di Jakarta Pusat tanpa pengadilan atau penjelasan, meskipun mereka pada akhirnya segera dibebaskan pada bulan September.

Kisah pahit manis perjuangan karir Koes Plus tersebut akan mengisi film biografi Koes Plus yang digarap oleh Falcon. Namun tidak hanya itu, kehidupan pribadi masing-masing personel seperti Tonny Koeswoyo, Yon Koeswoyo, Yok Koeswoyo, dan Murry juga akan diangkat dalam film itu.

Produser Frederica mengatakan bahwa film biografi ini akan membahas semua detail yang memukau tentang karir panjang Koes Plus dan naik turunnya kehidupan pribadi para anggota band. "Semua orang tahu Koes Plus. Mereka adalah band nomor satu di Indonesia sejak tahun 60-an hingga tahun 1980-an. Film ini akan mengundang banyak nostalgia bagi banyak orang," kata Frederika.

Menurut siaran pers dari Falcon, naskah untuk film biografi telah ditulis dan saat ini sedang tahap mencari aktor yang tepat untuk memainkan personel Koes Plus. Perusahaan tersebut telah memulai kampanye di Instagram meminta orang untuk mencalonkan aktor favorit mereka.

Sumber: Tribunnews
info gambar

Rako Prijanto, yang menyutradarai "#TemanTapiMenikah" ("Teman-Teman Tapi Menikah") untuk Falcon - saat ini film lokal terlaris keempat di dunia menurut filmindonesia.or.id telah dipilih untuk mengarahkan film biografi Koes Plus.

Rako mengatakan dia sangat "bersemangat," dia "merinding" ketika dia menerima berita itu karena "lagu-lagu Koes Plus sangat dekat dengan hati saya" .

Dia mengatakan dia sudah bisa membayangkan bagaimana film ini akan terlihat dari naskahnya.

"Tiga hal yang membuat film itu bagus: dialog, aksi, dan suara. Koes Plus memiliki semuanya. Dialog yang saya baca di skrip sangat bagus. Tindakannya ditangani dengan sangat cekatan. Dan tentu saja, ada musik yang luar biasa," ucap Rako.


Sumber:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini