Rencana Jam Kerja Fleksibel untuk Wanita Indonesia

Rencana Jam Kerja Fleksibel untuk Wanita Indonesia
info gambar utama

Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri, berencana segera membuat jam kerja wanita Indonesia lebih fleksibel. Ini dikarenakan wanita Indonesia yang sudah menjadi ibu kerap terpecah fokusnya antara mengejar karier atau mengasuh keluarganya.

Namun demikian Hanif meyakinkan kebijakan ini tidak akan mengurangi keterlibatan wanita dalam dunia kerja di Indonesia. Sebab menurut data statistik, rata-rata wanita Indonesia hanya terlibat di 51,88% lapangan pekerjaan sampai Agustus 2018. Jauh di bawah rata-rata pria yang mendominasi sampai 82,69% posisi-posisi di lapangan pekerjaan.

“Di kondisi saat ini, siapa yang mau mempekerjakan karyawan dengan jam kerja terbatas per minggunya? Maka inilah pentingnya peraturan itu harus diubah dari sekarang,” ucap Hanif Dhakiri, dikutip dari The Jakarta Post.

Peraturan yang dimaksud Hanif adalah jam kerja 40 jam dalam seminggu, yang terbagi ke lima hari kerja. Jika peraturan ini juga diterapkan untuk wanita, dapat membuat waktu mereka untuk mengasuh keluarga menjadi berkurang.

Hanif menambahkan, penyesuaian jam kerja untuk wanita Indonesia juga untuk bersiap menyambut era teknologi di dunia kerja. Seperti contohnya saat ini, ada beberapa pekerjaan yang tidak mengharuskan karyawannya ke kantor, bahkan bisa mengerjakannya dari rumah.

Sementara itu Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Khairul Anwar, menyebutkan di tahun 2019 target Kemnaker adalah meningkatkan kualitas pekerja di Indonesia. Anggaran untuk upaya ini pun dinaikkan, dari Rp 3,9 triliun tahun lalu menjadi Rp 5,7 triliun tahun ini.

“Kami, contohnya, sedang berupaya meningkatkan inklusivitas dan daya saing tenaga kerja di negeri ini, melalui pelatihan-pelatihan, sistem magang, dan pembangunan infrastruktur di pusat pelatihan,” terangnya.


Sumber: The Jakarta Post

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini