Pencinta Batik Indonesia di Thailand Kerumuni Paviliun Indonesia di Melayu Day @Yala

Pencinta Batik Indonesia di Thailand Kerumuni Paviliun Indonesia di Melayu Day @Yala
info gambar utama

Farida merupakan penggila batik asal Yala, Thailand Selatan. Kecintaannya pada batik begitu kuat sehingga ia mengunjungi Paviliun Indonesia dan membeli batik setiap hari selama edisi keenam festival Melayu Day @Yala.

Festival budaya Melayu, yang berlangsung dari 8 hingga 10 Februari lalu, Menampilkan peserta dari Brunei Darussalam, Malaysia, Indonesia, dan Thailand. Paviliun Indonesia memamerkan produk dan kerajinan dari usaha kecil dan menengah (UKM), beberapa universitas, pemerintahan Binjai provinsi Sumatera Utara, dan kerajinan tangan dari Dharma Wanita, sebuah organisasi yang mengelompokkan istri-istri karyawan konsuler Indonesia di Songkhla, Thailand.

“Saya suka batik dan saya mengkoleksinya, termasuk beberapa [tekstil] dari Indonesia. Saya suka motif dan desain batik Indonesia," kata Farida.

Sejak Paviliun Indonesia dibuka pada hari Jumat, stan Batik yang dikelola oleh vendor Batik Estu Pekalongan, Roemah Srikandi, dan Kasturi Fashion telah menjadi stan yang paling banyak dikunjungi.

"Alhamdulillah, batik masih punya banyak penggemar di sini," kata Azka, pemilik Estu Batik Pekalongan.

Yala Light Now | Sumber: ชมรมสื่อมวลชนเพื่อสันติ
info gambar

Konsulat jendral Indonesia di Songkhla Fachry Sulaiman memberikan dukungan penuh kepada UKM dan semua pemangku kepentingan pada festival Melayu Day @Yala 2019.

"Selama tiga hari Melayu Day @Yala 2019, Konsulat Indonesia di Songkhla berpartisipasi dalam menampilkan seni dan budaya Indonesia melalui penampilan budaya Melayu dengan karakteristik Indonesia, dengan dukungan dari pemerintah kota Binjai dan Medan," tambahnya.

Ia juga menambahkan bahwa beberapa universitas di Indonesia yang mempromosikan kesempatan pendidikan jejang lebih tinggi bagi siswa Thailand juga turut hadir sebagai representasi Indonesia.

Paviliun Indonesia juga menampilkan beragam produk lokal dan menawarkan paket wisata. Pengunjung juga dapat membeli produk-produk kreatif dari UKM dan pengrajin Indonesia yang dikuratori khusus untuk festival tersebut, serta mencicipi berbagai hidangan dari seluruh nusantara.

"Selama tiga hari [festival], kami memperkenalkan hidangan kuliner seperti soto Padang, rendang, bakso, nasi tumpeng, bakwan, dan hidangan lain yang bisa dinikmati pengunjung secara gratis," kata Fachry.

Dia mengatakan Konsulat Indonesia di Songkhla terus mendukung festival budaya Melayu tahunan, di mana negara-negara ASEAN dapat menampilkan kekayaan budaya lokal mereka dan tradisi asal Melayu. Festival ini mewujudkan kerja sama negara-negara Asia Tenggara dalam memajukan ikatan antara komunitas Melayu di seluruh wilayah.

Sumber:
info gambar

Pada hari Sabtu, Gubernur Yala Anuchit Trakunmututa dan istrinya, Juthamanee Trakunmututa, mengunjungi Paviliun Indonesia dan mencoba beberapa hidangan lokal.

Universitas-universitas Indonesia yang ikut serta dalam festival ini termasuk Universitas Panca Budi Medan, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas Muhammadiyah Makassar. dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Lovely Holiday Tour and Travel juga berpartisipasi dengan menghadirkan pameran "Songket Minang dan Songket Palembang yang berusia 70 tahun" yang menampilkan koleksi pribadi ibu Fachry, Evariana Sulaiman, dengan perwakilan agen perjalanan pada pakaian tradisional Simalungun.

Paviliun Indonesia masuk dalam liputan lokal di TV 11 Thailand dan di Bangkok Post.


Sumber: Jakarta Post

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini