Back to back! Kemenangan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan menjadikan gelar juara ganda putra All England tetap menjadi milik Indonesia.
Sebagai unggulan keenam, Ahsan/Hendra seperti menjawab harapan Badminton Forum agar memberikan kejutan untuk Indonesia seperti di tahun 2016 lalu.
Walaupun andalan Indonesia kalah, ayolah jadikan ini kejutan buat Indonesia seperti di tahun 2016, ketika praveen/debby bisa mengguncang jagad Inggris
☺️☺️☺️☺️#AllEngland2019
Di laga final, Ahsan/Hendra menjalani rubber game dengan skor 11-21, 21-14, dan 21-12 melawan Chia/Soh, wakil yang tak diunggulkan dari Malaysia. Meskipun Hendra sedang cedera, The Daddies sebutan mereka, tak terbendung di set kedua dan ketiga setelah di set pertama kalah telak.
"Fokus saja, tidak mau mikirin cedera saya, fokus ke pertandingan", jawab Hendra saat diwawancara seusai pertandingan.
Gillian Clarke, komentator pertandingan pun kagum dengan penampilan Ahsan/Hendra.
"Bagaimana bisa mereka mengelola untuk melewati itu semua, pujian sebesar-besarnya untuk kedua pemain Indonesia ini," ucapnya.
Pemain profesional
Ahsan dan Hendra merupakan pasangan senior. Pertama kali dipasangkan pada tahun 2012, mereka telah berhasil meraih gelar-gelar bergengsi. Juara dunia 2013 hingga emas Asian Games 2014.
Setelah mulai naiknya junior-junior mereka di pelatnas, Kewajiban Ahsan/Hendra pun pudar. Hendra memutuskan untuk menjalani karier profesional pada tahun 2017 meninggalkan Ahsan dengan partner barunya, Rian Agung Saputro. Kemudian Hendra berpasangan dengan Tan Boon Heong dari Malaysia.
Selama karier masing-masing tersebut, Hendra kurang bersinar. Lalu Hendra mulai dipanggil lagi untuk berlatih di pelatnas pada tahun 2018 menjelang Asian Games 2018.
Di 2018 tersebut, The Daddies comeback. Mereka akhirnya berhasil juara di Singapore Open 2018. Ahsan/Hendra pun mulai memperbaiki peringkat dunia mereka.
Hingga akhirnya di awal tahun 2019, The Daddies sudah bertekad untuk menjadi pemain profesional. Istimewanya sebagai pemain yang mandiri, Ahsan/Hendra diperbolehkan untuk bisa berlatih di pelatnas Cipayung dan tetap didampingin coach Herry IP ketika bertanding.
Di usia yang sudah menginjak kepala tiga, Kematangan serta pengalaman sudah tidak diragukan lagi. Ahsan yang berusia 31 tahun dan Hendra berusia 34 tahun, mereka berhasil mengalahkan lawannya di final All England 2019 yang berusia 10 tahun lebih muda.
Cedera dan usia sepertinya bukanlah faktor penghambat The Daddies untuk tetap bisa membanggakan Indonesia. Dedikasi dan pengabdian luar biasa telah ditunjukkan oleh Ahsan/Hendra.
Selepas kemenangan ini, Ahsan/Hendra diprediksi akan menempati peringkat 4 dunia. Ini merupakan sejarah baru Indonesia menempatkan dua ganda putra di top 4 dunia sejak 2009.
Old stay Gold Daddies! (ar)
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News